Derajat Hadis Keutamaan Menghafal Alquran

Pertanyaan:

Apakah derajat hadis yang artinya sebagai berikut: Rasulullah shallollahu ‘alami wa sallam berkata, “Akan dikatakan kepada penghafal Alquran, jika dia telah memasuki Surga, ’Bacalah dan naiklah!’ Kemudian dia membaca dan naik bersama setiap ayat, satu tingkatan, sampai dia membaca ayat terakhir yang dia hafal [HR.Imam Ahmad, Abu Daud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Baihaqi, dan al-Hakim].

Jawaban:

Hadis yang saudara tanyakan adalah hadis Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا

Dikatakan kepada orang yang membaca (menghafalkan) Alquran nanti: ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah, sebagaimana engkau di dunia menartilnya! Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hafal).”

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dalam Sunannya no. 1464 dan Imam Tirmidzi dalam sunan at-Tirmidzi, no. 2914, dan Ibnu Hibban no. 1790 dari jalan ‘Ashim bin Abi  Najud dari Zurrin dari Abdullah bin ‘Amru secara marfu’.

Imam at-Tirmidzi menyatakan, “Hadis Hasan Shahih.” dan adz-Dzahabai berkata, “Shahih.”

Syaikh al-Albani rahimahullah menghukuminya dengan hadis yang Hasan karena para ulama berbeda pendapat tentang tentang ‘Ashim bin Abi an-Najud.

Syaikh al-Albani rahimahullah sendiri dalam Silsilah Ahadits ash-Shahihah menyampaikan jalan periwayatan lainnya selain dari ‘Ashim bin Abi an-Najud ini dan dari hadis Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, sehingga beliau rahimahullah menyimpulkan, bahwa hadisnya adalah Shahih. Lihat Silsilah Ahadits ash-Shahihah 5/281 dan 6/793.

Imam al-Khathabi rahimahullah dalam Ma’alim as-Sunan (2/136) menjelaskan: Ada dalam atsar, bahwa jumlah ayat Alquran menentukan ukuran tangga Surganya. Disampaikan kepada para penghafal Alquran: ‘Naiklah ke tangga, sesuai dengan yang kamu baca dari Alquran. Barang siapa yang menyempurnakan bacaan seluruh Alquran, maka ia mendapatkan tangga Surga tertinggi. Dan siapa yang membaca satu juz darinya, maka akan naik ke tangga sesuai ukuran tersebut. Sehingga ujungnya pahala berada pada ujungnya bacaan.”

Pernyataan imam al-Khatthabi ini disampaikan syaikh al-Albani rahimahullah dan dikomentari Syaikh al-Albani rahimahullah dengan pernyataan:

“Ketahuilah, bahwa yang dimaksudkan dengan Shahibul Qur’an (orang yang membaca Alquran) di sini adalah orang yang menghafalkannya dari hati sanubari. Sebagaimana hal ini ditafsirkan berdasarkan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain: ‘Suatu kaum akan diimami oleh orang yang paling menghafal Kitabullah (Alquran).’

Kedudukan yang bertingkat-tingkat di Surga nanti tergantung dari BANYAKNYA HAFALAN SESEORANG DI DUNIA dan bukan tergantung pada banyak bacaannya saat ini, sebagaimana hal ini banyak disalahpahami oleh banyak orang. Inilah keutamaan yang nampak bagi seorang yang menghafalkan Alquran. Namun dengan syarat, hal ini dilakukan untuk mengharap wajah Allah Azza wa Jalla semata, dan bukan untuk mengharapkan dunia, Dirham dan Dinar. Ingatlah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

أَكْثَرَ مُنَافِقِي أُمَّتِي قُرَّاؤُهَا

“Kebanyakan orang munafik di tengah-tengah umatku adalah Qurro’uha (yang menghafalkan al Qur’an dengan niat yang jelek).” [HR. Ahmad, sanadnya hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh al-Albani dalam 750]. [Lihat keterangan beliau dalam Silsilah Ahadits ash-Shahihah pada hadis no. 2440]

Wallahu a’lam

 

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03-04/Tahun XVIII/1436H/2015. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]

 

https://almanhaj.or.id/4540-derajat-hadis-keutamaan-menghafal-alqurn.html