بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
WASPADAI SYIAH
 
Orang-orang Syiah menjadikan bulan Muharam sebagai hari-hari berkabung. Pada setiap tanggal 10 Muharam, orang-orang Syiah di Iran mengadakan pawai akbar untuk memeringati hari terbunuhnya cucu Rasulullah ﷺ, Husein bin Aliradhiyallahu ‘anhu di Padang Karbala.
 
Acara rutin mereka tersebut dimulai sejak tanggal 1 sampai tanggal 10 Muharam. Pada tanggal 1 Muharam sampai tanggal 9 Muharam mereka mengadakan pawai besar-besaran di jalan-jalan menuju Al-Huseiniyah. Al-Huseiniyah adalah tempat ibadah Syiah. Akan tetapi biasanya Al-Huseiniyyah digunakan untuk makam Imam, bukan untuk melaksanakan salat. Sedangkan salat dilakukan di luar bangunan. Penamaan ini diambil dari nama Husein bin Ali radhiyallahu ‘anhu.
 
Peserta pawai hanya mengenakan celana atau sarung saja, sedangkan badannya terbuka. Selama pawai, mereka memukul-mukul dada dan punggungnya dengan rantai besi, sehingga meninggalkan bekas (luka memar) yang mencolok.
 
Kemudian,pada acara puncak, mereka mengenakan kain berwarna putih dan ikat kepala berwarna putih pula. Setelah itu mereka menghantamkan pedang, pisau, atau benda tajam lainnya ke kepala dan dahi mereka, sehingga darah pun bercucuran. Darah yang mengalir ke kain putih membuat suasana semakin mencekam, bahkan tak sedikit di antara mereka yang menangis histris.
 
Demikianlah gambaran ringkas tentang berkabungnya orang-orang Syiah di Iran pada bulan Muharam. Seperti yang telah kami sebutkan, tujuan utama mereka adalah untuk mengenang terbunuhnya Husein bin Ali radhiyallahu ‘anhu.
 
Sebagai seorang Muslim tentu kita juga sangat bersedih dengan peristiwa tragis nan menyayat hati yang menimpa cucu Rasulullah ﷺ itu. Namun Islam melarang pemeluknya yang tertimpa musibah untuk berucap atau berbuat sesuatu yang menunjukkan ketidak-ridaan kepada keputusan Allah, seperti merobek baju, menampar pipi, menjambak rambut, menangis histeris, apalagi menyayat kepala dan dahi, seperti yang dilakukan sebagian orang-orang Syiah.
 
Rasulullah ﷺ bersabda:
 
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُود وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ
 
“Bukan bagian dari kami, orang yang menampar-nampar wajah, merobek-robek pakaian, dan menyeru dengan seruan Jahiliyah (ketika ditimpa musibah).” [HR. Al-Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu]
 
Lebih dari itu, bagi wanita yang meratapi mayit dan meninggal dalam keadaan belum bertobat, maka ia akan dibangkitkan pada Hari Kiamat dengan pakaian dari tembaga yang meleleh, sebagaimana dijelaskan Rasulullah ﷺ dalam hadis yang diriwayatkan Al-Imam Muslim. Rasulullah ﷺ bersabda:
 
النَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا تُقَامُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ
 
“Seorang wanita yang meratapi mayit, jika tidak bertobat sebelum mati, maka pada Hari Kiamat ia akan dibangkitkan dengan memakai pakaian dari ter (timah cair) dan baju tameng dari kudis.” [HR. Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu’anhu]
 
Maka sekarang kita telah mengetahui, bahwa apa yang dilakukan orang-orang Syiah tersebut bukan hanya tidak ada dasarnya dalam Islam, bahkan ia bertolak belakang dengan ajaran Islam.
 
Peringatan 10 Muharam oleh orang-orang Syiah untuk mengenang terbunuhnya sahabat Husein radhiyallahu ‘anhu tidak hanya diadakan di Iran saja, tetapi juga di negara-negara lainnya, seperti India, Pakistan, Lebanon, dan juga Indonesia. Hanya saja tata caranya berbeda.
 
Di Indonesia misalnya, sudah menjadi acara rutin tahunan bagi Syiah mengadakan acara ini, yang mereka istilahkan dengan Haul Arba’in-An, yaitu mengenang 40 hari syahidnya sahabat Husein radhiyallahu ‘anhu.
 
Maka jangan tertipu dengan perbuatan-perbuatan orang-orang Syiah seperti contoh di atas. Karena tujuan mereka melakukan hal itu untuk menarik dan memikat hati kaum Muslimin agar tertarik dan membela mereka. Demikian pula perbuatan mereka itu sama sekali bukan bagian dari Islam.
 
Syiah Bukan Saudara Kita
 
Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhaly hafizhahullah berkata:
 
فعل الروافض بأصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم ما لم يفعله اليهود والنصارى .
كيف نتولاهم؟!
 
“Rafidhah melakukan kejahatan terhadap para sahabat Rasulullah ﷺ, yang tidak pernah dilakukan oleh Yahudi dan Nasrani sekalipun. Maka bagaimana mungkin kita akan menjadikan mereka sebagai teman?”
 
إخواننا وهم، يكفرون الصحابة، ويكفرون زوجات الرسول صلى الله عليه وسلم، ويقولون القرآن محرف!
 
“Bagaimana mungkin kita akan mengatakan: ‘Saudara-saudara kami, sedang mereka mengafirkan sahabat, mengafirkan istri-istri Nabi ﷺ, dan mereka mengatakan bahwa Alquran telah diubah!”
 
يحرفون القرآن عمدا ثم يقولون الصحابة حرفوا.
 
“Mereka mengubah-ubah Alquran dengan sengaja, kemudian mengatakan bahwa para sahabat yang telah mengubah-ubahnya.” [Makanatish Shahabah fil Islam (43)]
 
Sumber:
http://manhajul-anbiya.net
Dan sumber lainnya
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
WASPADAI SYIAH
WASPADAI SYIAH
WASPADAI SYIAH