بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
PERAYAAN HARI ASYURA SYIAH, KESEDIHAN PALSU PARA PENDUSTA
 
Setiap Hari Asyura tanggal 10 Muharam, kaum Syiah merayakan hari kesedihan dan ratapan atas kematian Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu’anhuma, padahal merekalah penyebab kematian beliau.
 
Kedatangan Al-Husain radhiyallahu’anhu ke Karbala adalah setelah menerima surat-surat kaum Syiah, agar beliau mendatangi mereka, yang akan menjadi pendukung-pendukung beliau. Kenyataannya, ketika beliau dan rombongannya diserang, orang-orang Syiah malah lari, tidak ada satu pun yang berani menolong Al-Husain radhiyallahu’anhu.
 
Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim rahimahullah berkata:
“Dengan sebab terbunuhnya Al-Husain radhiyallahu’anhu, maka setan memunculkan dua bidah bagi manusia, yaitu bidah bersedih dan meratap pada Hari Asyura (10 Muharam).” [Minhajus Sunnah, 2/332]
 
Dan Al-Husain radhiyallaahu’anhu pastilah berlepas diri dari perayaan kesedihan dan ratapan kaum Syiah, karena itu termasuk dosa besar, dilarang keras dalam Islam, melalui lisan kakek beliau, Rasulullah ﷺ.
 
Rasulullah ﷺ bersabda:
 
أَرْبَعٌ فِى أُمَّتِى مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ لاَ يَتْرُكُونَهُنَّ الْفَخْرُ فِى الأَحْسَابِ وَالطَّعْنُ فِى الأَنْسَابِ وَالاِسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ وَالنِّيَاحَةُ
 
“Empat perkara pada umatku yang termasuk perkara Jahiliyah yang tidak mereka tinggalkan:
• Berbangga dengan keturunan,
• Mencaci nasab,
• Menisbatkan hujan kepada bintang, dan
• Meratapi mayit.” [HR. Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu’anhu]
 
Rasulullah ﷺ bersabda:
 
النَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا تُقَامُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ
 
“Seorang wanita yang meratapi mayit, jika tidak bertobat sebelum mati, maka pada Hari Kiamat ia akan dibangkitkan dengan memakai pakaian dari ter dan baju tameng dari kudis.” [HR. Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu’anhu]
 
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
 
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُود وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ
 
“Bukan bagian dari kami, orang yang menampar-nampar wajah, merobek-robek pakaian, dan menyeru dengan seruan Jahiliyah (ketika ditimpa musibah).” [HR. Al-Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu]
 
Sahabat yang Mulia Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu’anhu berkata:
 
إِنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم بَرِئَ مِنَ الصَّالِقَة وَالْحَالِقَةِ وَالشَّاقَّةِ
 
“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ berlepas diri dari wanita yang meraung-raung, memotong rambut, dan mencabik-cabik pakaian (ketika ditimpa musibah).” [HR. Muslim]
 
Sebaliknya, golongan sesat Nashibah (Pembenci Ahlul Bait) merayakan bidah hari raya kegembiraan pada Hari Asyura.
 
Padahal yang seharusnya adalah berpuasa 10 Muharam, yang pahalanya sangat besar, hingga bisa menghapuskan dosa setahun.
 
Rasulullah ﷺ bersabda:
 
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاء أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
 
“Dan puasa Hari Asyura (10 Muharam), aku berharap kepada Allah dapat menghapuskan dosa setahun sebelumnya.” [HR. Muslim dari Abu Qotadah radhiyallahu’anhu]
 
Demikianlah jika satu kaum memunculkan satu bidah, maka Allah hukum mereka dengan tidak diberi hidayah untuk mengamalkan satu Sunnah.
 
Al-Imam Hasan bin ‘Athiyyah rahimahullah berkata:
“Tidaklah suatu kaum berbuat bidah dalam agama, kecuali Allah akan mengangkat Sunnah yang semisalnya dari mereka, dan tidak mengembalikannya sampai Hari Kiamat.” [Al-Hilyah, 6/73]
 
Pemateri: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray, Lc hafizhahullah
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
PERAYAAN HARI ASYURA SYIAH, KESEDIHAN PALSU PARA PENDUSTA