بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

HASAN BIN TSABIT RADHIYALLAHU ANHU PENYAIR HEBAT

 

Hassan bin Tsabit radhiyallahu anhu, nama lengkapnya Abu al-Walid Hassan bin Tsabit. Ia dilahirkan di Madinah pada 563 Masehi. Hassan merupakan keturunan dari suku Khazraj, yakni suku yang melakukan hijrah dari Yaman hingga menetap di Madinah. Hassan masuk Islam pada usia 60 tahun, saat Rasulullah ﷺ berhijrah ke Madinah. Ia meninggal pada usia 120 tahun. Allah ﷻ memberinya kesempatan untuk menebus 60 tahun hidupnya pada masa jahiliah dengan 60 tahun berada di barisan Islam. Separuh hidupnya berada di jalan jahiliah, separuhnya lagi ia habiskan untuk membela Islam di sisi Rasulullah ﷺ. [Sumber: Kitab Ashhabur Rasul ﷺ. Penulis Mahmud al-Mishri]

Hassan bin Tsabit radhiyallahu anhu adalah seorang sahabat ahli syair, yang dengan syairnya diperintahkan Rasulullah ﷺ untuk menghinakan orang kafir yang menghina Rasulullah ﷺ.
Rasulullah ﷺ bersabda kepada Hasan Bin Tsabit radhiyallahu anhu:

اهْجُهُمْ أَوْ هَاجِهِمْ وَجِبْرِيلُ مَعَكَ

“Hinakanlah orang-orang kafir dengan syairmu hai Hassan! Sesungguhnya Jibril selalu menyertaimu.” [HR. Muslim]

Di antara syair-syair Hasan Bin Tsabit radhiyallahu anhu yang menghinakan orang-orang kafir adalah berikut ini:

Dari Aisyah radhiyallahu anha dia berkata:

قَالَ حَسَّانُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ائْذَنْ لِي فِي أَبِي سُفْيَانَ قَالَ كَيْفَ بِقَرَابَتِي مِنْهُ قَالَ وَالَّذِي أَكْرَمَكَ لَأَسُلَّنَّكَ مِنْهُمْ كَمَا تُسَلُّ الشَّعْرَةُ مِنْ الْخَمِيرِ فَقَالَ حَسَّانُ:

Hassan berkata: Ya Rasulullah! Izinkanlah saya melawan Abu Sufyan dengan dengan bait syairku.” Rasulullah ﷺ menjawab: “Bagaimana kalau kamu lawan dia mengenai kekerabatanku dengannya?” Hassan berkata: “Demi Zat yang telah memuliakan engkau, saya pasti akan mampu mencabut engkau dari kelompok mereka, sebagaimana tercabutnya sebutir gandum dari adonannya.”
Lalu Hassan melantunkan syairnya ini:

وَإِنَّ سَنَامَ الْمَجْدِ مِنْ آلِ هَاشِمٍ بَنُو بِنْتِ مَخْزُومٍ وَوَالِدُكَ الْعَبْدُ

“Sesungguhnya kemuliaan dari keluarga Hasyim adalah putra-putri Makhzum, sedangkan bapakmu adalah seorang hamba sahaya.” [HR. Muslim]

Dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:

اهْجُوا قُرَيْشًا فَإِنَّهُ أَشَدُّ عَلَيْهَا مِنْ رَشْقٍ بِالنَّبْلِ فَأَرْسَلَ إِلَى ابْنِ رَوَاحَةَ فَقَالَ اهْجُهُمْ فَهَجَاهُمْ فَلَمْ يُرْضِ فَأَرْسَلَ إِلَى كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ ثُمَّ أَرْسَلَ إِلَى حَسَّانَ بْنِ ثَابِتٍ فَلَمَّا دَخَلَ عَلَيْهِ قَالَ حَسَّانُ قَدْ آنَ لَكُمْ أَنْ تُرْسِلُوا إِلَى هَذَا الْأَسَدِ الضَّارِبِ بِذَنَبِهِ ثُمَّ أَدْلَعَ لِسَانَهُ فَجَعَلَ يُحَرِّكُهُ فَقَالَ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ لَأَفْرِيَنَّهُمْ بِلِسَانِي فَرْيَ الْأَدِيمِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَعْجَلْ فَإِنَّ أَبَا بَكْرٍ أَعْلَمُ قُرَيْشٍ بِأَنْسَابِهَا وَإِنَّ لِي فِيهِمْ نَسَبًا حَتَّى يُلَخِّصَ لَكَ نَسَبِي فَأَتَاهُ حَسَّانُ ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ لَخَّصَ لِي نَسَبَكَ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ لَأَسُلَّنَّكَ مِنْهُمْ كَمَا تُسَلُّ الشَّعْرَةُ مِنْ الْعَجِينِ قَالَتْ عَائِشَةُ فَسَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لِحَسَّانَ إِنَّ رُوحَ الْقُدُسِ لَا يَزَالُ يُؤَيِّدُكَ مَا نَافَحْتَ عَنْ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَقَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ هَجَاهُمْ حَسَّانُ فَشَفَى وَاشْتَفَى قَالَ حَسَّانُ

“Hinakanlah kaum kafir Quraisyy dengan syair, karena yang demikian itu lebih pedih daripada bidikan panah.”

Pada suatu ketika Rasulullah ﷺ pernah mengutus seseorang kepada lbnu Rawahah untuk menyampaikan pesan beliau yang berbunyi: “Cacilah kaum kafir Quraisyy dengan syairmu!” Kemudian lbnu Rawahah melancarkan serangan kepada mereka dengan syairnya. Tetapi sepertinya Rasulullah ﷺ belum merasa puas. Setelah itu Rasulullah ﷺ mengirim seorang utusan kepada Ka’ab bin Malik. Lalu juga mengutus seorang utusan kepada Hassan bin Tsabit. Ketika utusan tersebut datang kepadanya, Hassan berkata: “Telah tiba saatnya engkau mengutus singa yang mengipas-ngipaskan ekornya, menjulurkan dan menggerak-gerakkan Iidahnya. Demi Zat yang telah mengutus engkau dengan membawa kebenaran, saya akan menyayat-nyayat hati kaum kafir Quraisyy dengan syair saya ini seperti sayatan kulit.”

Tetapi Rasulullah ﷺ memeringatkannya terlebih dahulu: “Hai Hassan, janganlah kamu tergesa-gesa, karena sesungguhnya Abu Bakar itu lebih tahu tentang nasab orang-orang Quraisyy. Sementara nasab Quraisyy itu sendiri ada pada diriku.”

Kemudian Hassan bin Tsabit pergi mengunjungi Abu Bakar. Setelah itu ia pun kembali menemui Rasulullah ﷺ dan berkata: “Ya Rasulullah, nasab engkau telah saya ketahui silsilahnya. Demi Zat yang telah mengutus engkau dengan kebenaran, saya pasti akan mampu mencabut engkau dan kelompok mereka, sebagaimana tercabutnya sebutir gandum dari adonannya.”

Aisyah berkata, “Lalu saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Jibril Alahis Salam senantiasa akan mendukungmu hai Hassan, selama kamu menghinakan orang-orang kafir dengan syairmu untuk membela Allah dan Rasul-Nya.”

Aisyah berkata, Hassan bin Tsabit melontarkan syair-syair hinaan kepada kaum Quraisyy dengan dahsyatnya.” Hassan bin Tsabit berkata dalam syairnya:

هَجَوْتَ مُحَمَّدًا فَأَجَبْتُ عَنْهُ وَعِنْدَ اللَّهِ فِي ذَاكَ الْجَزَاءُ هَجَوْتَ مُحَمَّدًا بَرًّا حَنِيفًا رَسُولَ اللَّهِ شِيمَتُهُ الْوَفَاءُ فَإِنَّ أَبِي وَوَالِدَهُ وَعِرْضِي لِعِرْضِ مُحَمَّدٍ مِنْكُمْ وِقَاءُ ثَكِلْتُ بُنَيَّتِي إِنْ لَمْ تَرَوْهَا تُثِيرُ النَّقْعَ مِنْ كَنَفَيْ كَدَاءِ يُبَارِينَ الْأَعِنَّةَ مُصْعِدَاتٍ عَلَى أَكْتَافِهَا الْأَسَلُ الظِّمَاءُ تَظَلُّ جِيَادُنَا مُتَمَطِّرَاتٍ تُلَطِّمُهُنَّ بِالْخُمُرِ النِّسَاءُ فَإِنْ أَعْرَضْتُمُو عَنَّا اعْتَمَرْنَا وَكَانَ الْفَتْحُ وَانْكَشَفَ الْغِطَاءُ وَإِلَّا فَاصْبِرُوا لِضِرَابِ يَوْمٍ يُعِزُّ اللَّهُ فِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَقَالَ اللَّهُ قَدْ أَرْسَلْتُ عَبْدًا يَقُولُ الْحَقَّ لَيْسَ بِهِ خَفَاءُ وَقَالَ اللَّهُ قَدْ يَسَّرْتُ جُنْدًا هُمْ الْأَنْصَارُ عُرْضَتُهَا اللِّقَاءُ لَنَا فِي كُلِّ يَوْمٍ مِنْ مَعَدٍّ سِبَابٌ أَوْ قِتَالٌ أَوْ هِجَاءُ فَمَنْ يَهْجُو رَسُولَ اللَّهِ مِنْكُمْ وَيَمْدَحُهُ وَيَنْصُرُهُ سَوَاءُ وَجِبْرِيلٌ رَسُولُ اللَّهِ فِينَا وَرُوحُ الْقُدُسِ لَيْسَ لَهُ كِفَاءُ

“# Kau hina Muhammad, maka aku balas hinaanmu itu,
# Dan dengan itu maka aku raih pahala di sisi Allah.
# Kau hina Muhammad, orang yang baik dan tulus,
# Utusan Allah yang tidak pernah ingkar janji.
# Ayahku, nenekku, dan kehormatanku akan aku persembahkan demi kehormatan Muhammad dan seranganmu.
# Aku akan pacu kudaku yang tak terkejar olehmu menerjang musuh dan terus mendaki.
# Pasukan berkuda kami melesat ke atas bukit, dengan menyanding anak panah yang siap diluncurkan.
# Kuda-kuda kami terus berlari, dengan panji-panji yang ditata oleh kaum wanita.
# Tantanganmu pasti kami hadapi, sampai kemenangan berada di tangan kami.
# Jika tidak, maka tunggulah saat pertempuran
# Yang Allah akan berikan
# Kejayaan kepada orang yang dikehendaki-Nya.
# Allah berfirman: “Telah Aku utus seorang hamba,
# Yang menyampaikan kebenaran tanpa tersembunyi.”
# Allah berfirman: “Telah Aku siapkan bala bantuan,
# Yaitu pasukan Anshar yang merindukan musuh.
# Setiap hari kami siap menghadapi cacian,
# Pertempuran, ataupun hinaan.
# Hinaan, pujianmu dan pertolonganmu kepada Rasulullah, semua itu bagi beliau tiada artinya.
# Jibril yang diutus oleh Allah untuk membantu kami, dialah Ruhul Qudus yang tak tertandingi.” [HR. Muslim]

Itulah di antara syair-syair Hasan Bin Tsabit radhiyallahu anhu yang membela Rasulullah ﷺ dan menghinakan orang-orang kafir.

Jelaslah sudah, bahwa Hasan Bin Tsabit radhiyallahu anhu adalah seorang penyair yang membela Rasulullah ﷺ dan menghinakan orang kafir dengan syairnya, BUKAN PEMUSIK, karena beliau tidak pernah main musik. Apalagi musik (alat musik) sesuatu yang diharamkan Rasulullah ﷺ. Dan para imam mazhab berpendapat bahwa musik (alat musik) adalah haram.

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ.

“Sungguh akan ada sebagian umatku yang menghalalkan zina, sutra, minuman keras, dan alat-alat musik.” [HR. Bukhari]

“Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan:

فذهب الأئمة الأربعة: أن آلات اللهو كلها حرام فقد ثبت في صحيح البخاري وغيره أن النبي صلى الله عليه وسلم أخبر أنه سيكون من أمته من يستحل الحر والحرير والخمر والمعازف وذكر أنهم يمسخون قردة وخنازير …. . ولم يذكر أحد من أتباع الأئمة في آلات اللهو نزاعا

“Madzhab Imam yang Empat (Abu Hanifah, Malik, Asy Syafi’i, dan Ahmad) berpendapat, bahwa alat-alat musik seluruhnya haram. Telah diriwayatkan secara tsabit dalam Sahih Al Bukhari dan selainnya, bahwa Nabi ﷺ memberitakan bahwa akan ada dari umatnya yang menganggap halal (padahal aslinya haram) perzinaan, sutra (bagi lelaki), khamer, dan alat musik. Beliau juga menyebutkan bahwa mereka diubah menjadi kera dan babi. Tidak ada satu pun dari para pengikut imam-imam tersebut yang menyebutkan adanya silang pendapat tentang haramnya alat musik.” [Majmu Fatawa Syaikhil Islam Ibni Taimiyah]

 

Oleh: Abu Fadhel – Copas dari berbagai sumber
Sumber: https://www.facebook.com/photo/?fbid=2173525029653419&set=a.278327809173160

 

══════

 

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat