بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
HADIS LEMAH: RAMADAN DIBAGI MENJADI TIGA BAGIAN
 
Telah masyhur di tengah masyarakat sebuah hadis yang menyatakan, bahwa Ramadan dibagi menjadi tiga:
• Awalnya terdapat rahmat,
• Tengahnya terdapat ampunan, dan
• Akhirnya terdapat pembebasan dari api Neraka.
 
Ketahuilah bahwa hadis ini adalah hadis yang dhaif bahkan munkar. Justru rahmat, ampunan dan pembebasan dari api Neraka ada di seluruh Ramadan, bukan sepertiga saja.
 
Derajat Hadis
 
Diriwayatkan oleh Al Mahamili dalam Amaliyyah (293), Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil Fid Dhu’afa (6/512)
 
 
ثنا سَعِيدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ ثَوَابٍ ،ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْجُدْعَانِيُّ ،ثنا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ ، عَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ ، قَالَ : خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آخِرَ يَوْمٍ فِي شَعْبَانَ أَوْ أَوَّلَ يَوْمٍ فِي رَمَضَانَ , فَقَالَ : “أَيُّهَا النَّاسُ ، قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيمٌ ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ ، شَهْرٌ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ، جَعَلَ اللَّهُ صِيَامَهُ فَرِيضَةً ، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا ، مَنْ تَقَرَّبَ فِيهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ ، كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيضَةً فِيمَا سِوَاهُ ، وَمَنْ أَدَّى فِيهِ فَرِيضَةً ، كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِينَ فَرِيضَةً فِيمَا سِوَاهُ ، وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ ، وَشَهْرٌ يَزْدَادُ فِيهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ ، مَنْ فَطَّرَ فِيهِ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوبِهِ ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ ، وَكَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ ” . قَالُوا : لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يُفَطِّرُ الصَّائِمَ . فَقَالَ : ” يُعْطِي اللَّهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى تَمْرَةٍ ، أَوْ شَرْبَةِ مَاءٍ ، أَوْ مَذْقَةِ لَبَنٍ ، وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ ، مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوكِهِ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ، وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ ، وَاسْتَكْثِرُوا فِيهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ : خَصْلَتَيْنِ تُرْضُونَ بِهِمَا رَبَّكُمْ ، وَخَصْلَتَيْنِ لا غِنًى بِكُمْ عَنْهُمَا ، فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ تُرْضُونَ بِهِمَا رَبَّكُمْ : فَشَهَادَةُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَتَسْتَغْفِرُونَهُ ، وَأَمَّا اللَّتَانِ لا غِنًى بِكُمْ عَنْهَا : فَتُسْأَلُونَ اللَّهَ الْجَنَّةَ ، وَتَعُوذُونَ بِهِ مِنَ النَّارِ ، وَمَنْ أَشْبَعَ فِيهِ صَائِمًا ، سَقَاهُ اللَّهُ مِنْ حَوْضِي شَرْبَةً لا يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ “
 
Sa’id bin Muhammad bin Tsawab menuturkan kepadaku, Abdul Aziz bin Abdillah Al Jud’ani menuturkan kepadaku, Sa’id bin Abi ‘Arubah menuturkan kepadaku, dari Ali bin Zaid, dari Sa’id bin Musayyib, dari Salman Al Farisi, ia berkata, Rasulullah ﷺ berkhotbah kepada kami di akhir hari bulan Syakban atau di awal hari bulan Ramadan, beliau bersabda:
“Wahai manusia, bulan yang agung telah mendatangi kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai ibadah tathawwu’ (sunnah).
 
Barang siapa pada bulan itu mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain. Barang siapa mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain.
 
Ramadan adalah bulan kesabaran, sedangkan kesabaran itu balasannya adalah Surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong. Di dalamnya rezeki seorang Mukmin ditambah. Barang siapa pada bulan Ramadan memberikan hidangan berbuka kepada seorang yang berpuasa, dosa-dosanya akan diampuni, diselamatkan dari api Neraka, dan memeroleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tadi sedikit pun.”
 
Kemudian para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan kepada orang yang berpuasa.”
Rasulullah ﷺ berkata: “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan hidangan berbuka berupa sebutir kurma, atau satu teguk air, atau sedikit susu. Ramadan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan), dan akhirnya pembebasan dari api Neraka”.
 
Juga diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (1887) dari Ali bin Hujr As Sa’di, dari Yusuf bin Ziyad, dari Hammam bin Yahya dari Ali bin Zaid bin Jud’an, dari Sa’id bin Musayyab dari Salman Al Farisi.
 
Hadis ini LEMAH karena terdapat perawi Ali bin Zaid bin Jud’an. Yahya bin Ma’in berkata: “ia Dhaif dalam segala hal”. Imam Ahmad berkata: “dhai’ful hadis“. Ad Daruquthni berkata: “fihi layyin“. Ali Al Madini berkata: “ia dhaif menurut kami”. Adz Dzahabi berkata: “ia salah seorang huffadz, namun tidak tsabt“.
 
Namun At Tirmidzi menyatakan: “shaduq“. Tapi yang tepat adalah sebagaimana yang dikatakan Ibnu Hajar: “dhai’ful hadis, hadisnya tidak bisa dihasankan kecuali dengan mutaba’ah dan syawahid“. Dan untuk Ali bin Zaid ini tidak terdapat mutaba’ah yang menguatkannya.
 
Hadis ini didhaifkan oleh para pakar hadis seperti Al ‘Aini dalam ‘Umdatul Qari (10/383), Al Mundziri dalam At Targhib Wat Tarhib (2/115), Al Albani dalam Takhrij Al Misykah (1906), juga didhaifkan oleh Syaikh Ali Hasan Al Halabi di Sifatu Shaumin Nabiy (110).
 
Ramadan Seluruhnya Rahmat, Ampunan, dan Pembebasan dari Neraka
 
Bahkan dikatakan oleh Abu Hatim Ar Razi dalam Al ‘Ilal (2/50) juga Al Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah (871), bahwa hadis ini munkar, karena matan hadis ini bertentangan dengan riwayat-riwayat lain yang sahih yang menyatakan, bahwa di seluruh waktu di bulan Ramadan terdapat rahmat, seluruhnya terdapat ampunan Allah, dan seluruhnya terdapat kesempatan bagi seorang Mukmin untuk terbebas dari api Neraka. Tidak hanya sepertiganya. Di antaranya hadis Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
 
من صام رمضان إيمانا واحتسابا ، غفر له ما تقدم من ذنبه
 
“Orang yang puasa Ramadan karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [HR. Bukhari no.38, Muslim, no.760]
 
Dalam hadis ini disebutkan, bahwa ampunan Allah tidak dibatasi hanya pada pertengahan Ramadan saja.
 
Lebih jelas lagi pada hadis Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu’anhu yang dikeluarkan oleh At Tirmidzi, Rasulullah ﷺ bersabda:
 
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ، وَمَرَدَةُ الجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ
 
“Pada awal malam bulan Ramadan, setan-setan dan jin-jin jahat dibelenggu, pintu Neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Pintu Surga dibuka, tidak ada satu pintu pun yang ditutup. Kemudian Allah menyeru: ‘Wahai penggemar kebaikan, rauplah sebanyak mungkin. Wahai penggemar keburukan, tahanlah dirimu.’ Allah pun memberikan pembebasan dari Neraka bagi hamba-Nya. Dan itu terjadi setiap malam.” [HR. Tirmidzi 682, disahihkan oleh Al Albani dalam Sahih At Tirmidzi]
 
Juga hadis Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
 
إنَّ للهِ في كلِّ يومٍ وليلةٍ عُتَقاءَ مِنَ النَّارِ في شهرِ رمضانَ وإنَّ لكلِّ مسلمٍ دَعوةً يدعو بها فيُسْتجابُ له
 
“Sesungguhnya di setiap hari dan malam bulan Ramadan, dari Allah ada pembebasan dari api Neraka. Dan bagi setiap Muslim ada doa, yang jika ia berdoa dengannya, maka akan diijabah.” [HR. Ahmad 2/254, Al Bazzar 3142, Al Haitsami berkata: “Semua perawinya tsiqah”]
 
 
Dengan demikian jelaslah, bahwa DI SELURUH WAKTU DI BULAN RAMADAN terdapat rahmah, seluruhnya terdapat ampunan Allah, dan seluruhnya terdapat kesempatan bagi seorang Mukmin untuk terbebas dari api Neraka. Tidak hanya sepertiganya. Walhamdulillah.
 
 
Wabillahi at taufiq was sadaad
 
Penulis: Yulian Purnama
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
 
Baca juga:
HADIS LEMAH: RAMADAN DIBAGI MENJADI TIGA BAGIAN