بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ 
 
KAUM MUKMININ PUN DIBERI WEWENANG UNTUK MEMBERI SYAFAAT
 
Seluruh Ulama Ahlu Sunnah wal Jamaah bersepakat, bahwa penghuni Neraka yang memiliki keimanan dalam hatinya meskipun hanya seberat butir atom akan keluar dari Neraka, baik dengan syafaat para nabi, malaikat atau orang mukmin, maupun dengan rahmat Allah ﷻ.
 
Jadi dalahm hal ini, kaum Mukminin diberi wewenang untuk memberi syafaat. Di antara dalilnya adalah hadis yang dibawakan oleh Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu ‘anhu melalui jalan riwayat lain, yaitu dari ‘Atha’ bin Yasar, tentang suatu hadis Nabi ﷺ yang panjang. Di dalamnya Nabi ﷺ menerangkan, bahwa kaum Mukminin pun diberi wewenang untuk memberi syafaat. Beliau ﷺ di antaranya bersabda:
 
فَوَالَّذِى نَفْسِي بِيَدِهِ! مَا مِنْ أَحَدٍ مِنْكُمْ بِأَشَدَّ مُنَاشَدَةً للهِ فِى اسْتِضَاءَةِ الْحَقِّ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ للهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لإِخْوَانِهِمُ الَّذِيْنَ فِى النَّارِ. يَقُوْلُوْنَ: رَبَّنَا! كَانُوْا يَصُوْمُوْنَ مَعَنَا وَيُصَلُّوْنَ وَيَحُجُّوْنَ. فَيُقَالُ لَهُمْ: أَخْرِجُوْا مَنْ عَرَفْتُمْ. فَتُحَـرَّمُ صُـوَرُهُمْ عَـلَى النَّارِ. فَيُخْرِجُوْنَ خَلْقًا كَثِيْرًا قَدْ أَخَذَتِ النَّاُر إِلَى نِصْفِ سَاقَيْهِ وَإِلَى رُكْبَتَيْهِ. ثُمَّ يَقُوْلُوْنَ: رَبَّنَا! مَا بَقِيَ فِيْهَا أَحَدٌ مِمَّنْ أَمَرْتَنَا بِهِ. فَيَقُوْلُ: اِرْجِعُوْا! فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالَ دِيْنَارٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوْهُ! فَيُخْرِجُوْنَ خَلْقًا كَثِيْرًا. ثُمَّ يَقُوْلُوْنَ: رَبَّنَا! لَمْ نَذَرْ فِيْهَا أَحَدًا مِمَّنْ أَمَرْتَنَا بِهِ. ثُمَّ يَقُوْلُ: اِرْجِعُوْا! فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالَ نِصْفِ دِيْنَارٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوْهُ! فَيُخْرِجُوْنَ خَلْقًا كَثِيْرًا. ثُمَّ يَقُوْلُوْنَ: رَبَّنَا! لَمْ نَذَرْ فِيْهَا مِمَّنْ أَمَرْتَنَا أَحَدًا. ثُمَّ يَقُوْلُ: اِرْجِعُوْا! فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوْهُ! فَيُخْرِجُوْنَ خَلْقًا كَثِيْرًا. ثُمَّ يَقُوْلُوْنَ: رَبَّنَا!ْ لَمْ نَذَرْ فِيْهَا خَيْرًا.
وَكَانَ أَبُوْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ يَقُوْلُ: إِنْ لَمْ تُصَدِّقُوْنِي بِهَذَا الْحَدِيْثِ فَاقْرَأُوْا إِنْ شِئْتُمْ: (إَنَّ اللهَ لاَيَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِن تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِن لَّدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا) من سورة النساء: 40 – الحديث.- رواه البخاري ومسلم-.
 
“Demi Allah Yang jiwaku ada di tangan-Nya. Tidak ada seorang pun di antara kamu yang lebih bersemangat di dalam menyerukan permohonannya kepada Allah untuk mencari cahaya kebenaran dibandingkan dengan kaum Mukminin ketika memohonkan permohonannya kepada Allah pada Hari Kiamat untuk (menolong) saudara-saudaranya sesama kaum Mukminin yang berada di dalam Neraka. Mereka berkata: “Wahai Rabb kami, mereka dahulu berpuasa, shalat dan berhaji bersama-sama kami”.
 
Maka dikatakan (oleh Allah) kepada mereka: “Keluarkanlah oleh kalian (dari Neraka) orang-orang yang kalian tahu!” Maka bentuk-bentuk fisik mereka pun diharamkan bagi Neraka (untuk membakarnya). Kemudian orang-orang Mukmin ini mengeluarkan sejumlah banyak orang yang dibakar oleh Neraka sampai pada pertengahan betis dan lututnya. Kemudian orang-orang Mukmin ini berkata: “Wahai Rabb kami, tidak ada lagi di Neraka seorang pun yang engkau perintahkan untuk mengeluarkannya”. Allah berfirman: “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat satu Dinar, maka keluarkanlah (dari Neraka)!” Maka mereka pun mengeluarkan sejumlah banyak orang dari Neraka. Kemudian mereka berkata lagi: “Wahai Rabb kami, tidak ada lagi seorang pun yang kami sisakan dari orang yang Engkau perintahkan untuk kami mengeluarkannya”. Allah berfirman: “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat setengah Dinar, maka keluarkanlah (dari Neraka)”. Mereka pun mengeluarkan sejumlah banyak orang. Selanjutnya mereka berkata lagi: “Wahai Rabb kami, tidak ada seorang pun yang Engkau perintahkan, kami sisakan (tertinggal di Neraka)”. Allah berfirman: “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji dzarrah, maka keluarkanlah (dari Neraka)”. Maka mereka pun mengeluarkan sejumlah banyak orang. Kemudian mereka berkata: “Wahai Rabb kami, tidak lagi kami menyisakan di dalamnya seorang pun yang mempunyai kebaikan”.
 
Pada waktu itu Abu Sa’id al Khudri mengatakan: “Apabila kalian tidak mempercayai hadis ini, maka jika kalian suka, bacalah firman Allah (yang artinya):
“Sesungguhnya Allah tidak menzalimi seseorang meskipun sebesar dzarrah. Dan jika ada kebajikan sebesar dzarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar”. [QS. an Nisaa’: 40) … al Hadis”. [HR. Bukhari dan Muslim] [Lihat Fathul Bari (XIII/421), hadis no. 7439, Kitab at Tauhid, Bab 24, dengan lafal berbeda. Dan lihat Shahih Muslim Syarh Nawawi, tahqiq Khalil Ma’mun Syiha (III/32), hadis no. 453. Lafal hadis di atas adalah lafal Imam Muslim].
 
Hadis lainnya lagi ialah hadis Abdullah bin Abi al Jad’a Radhiyallahu ‘anhu. Beliau mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
 
لَيَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ بِشَفَاعَةِ رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَكْثَرُ مِنْ بَنِي تَمِيْمٍ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ ! سِوَاكَ ؟ قَالَ: سِوَايَ .
قُلْتُ (اَلْقَائِلُ هُوَ عَبْدُ اللهِ بْنُ شَقِيْق): أَنْتَ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم؟ قَالَ: أَنَا سَمِعْتُهُ. ( حديث صحيح رواه الترمذي وابن ماجة).
 
“Niscaya akan (ada sekelompok manusia) yang masuk Surga dalam jumlah lebih banyak dari Bani Tamim dengan syafaat seseorang di antara umatku”. Para sahabat bertanya: “Selain engkau, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Ya, selainku.”
Aku (maksudnya, perawi hadis yaitu, Abdullah bin Syaqiq) bertanya: “Apakah engkau mendengarnya langsung dari Rasulullah?” Abdullah bin Abi al Jad’a menjawab: “Saya mendengarnya langsung”. [Hadis shahih riwayat at Tirmidzi dan Ibnu Majah] [Lihat Shahih Sunan at Tirmidzi, Maktabah al Ma’arif, (II/582), Kitab Shifat al Qiyamah, Bab 11, Min Maa Jaa’a fi asy Syafa’ah, hadis no. 2438; Shahih Sunan Ibnu Majah, Cet. I, dalam penerbitan yang baru, 1417H/1997M (III/405), Kitab az Zuhd, Bab Dzikri asy Syafa’ah, hadis no. 3502].
 
Kenikmatan Penghuni Surga Akan Terus Selama-Lamanya, Sedangkan Siksaan Bagi Orang-Orang Yang Kekal di Neraka Juga Akan Selama-Lamanya
 
Hadis yang dibawakan oleh Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu ‘anhu, melalui jalan Abu Maslamah, dari Abu Nadhrah, dari Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu ‘anhu mengatakan, Rasulullah ﷺ bersabda:
 
“أَمَّا أَهْلُ النَّارِ الَّذِيْنَ هُمْ أَهْلُهَا، فَإِنَّهُمْ لاَ يَمُوْتُوْنَ فِيْهَا وَلاَ يَحْيَوْنَ. وَلَكِنْ نَاسٌ أَصَابَتْهُمُ النَّارُ بِذُنُوْبِهِمْ – أَوْ قَالَ: بِخَطَايَاهُمْ- فَأَمَاتَهُمْ إِمَاتَةً، حَتَّى إِذَا كَانُوْا فَحْمًا، أُذِنَ بِالشَّفَاعَةِ. فَجِيْءَ بِهِمْ ضَبَائِرَ- ضَبَائِرَ، فَبُثُّوْا عَلَى أَنْهَارِ الْجَنَّةِ ، ثُمَّ قِيْلَ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ أَفِيْضُوْا عَلَيْهِمْ. فَيَنْبُتُوْنَ نَبَاتَ الْحِبَّةِ تَكُوْنُ فِى حَمِيْلِ السَّيْلِ”.
فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: كَأَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَدْ كَانَ بِالْبَادِيَةِ. –أخرجه مسلم فى صحيحه، وابن ماجة.
 
“Adapun Ahli Neraka yang menjadi penghuni kekalnya, maka mereka tidak mati di dalamnya dan tidak hidup. Akan tetapi orang-orang yang ditimpa oleh siksa Neraka karena dosa-dosanya, atau Rasul ﷺ bersabda, karena kesalahan-kesalahannya, maka Allah akan mematikan mereka dengan suatu kematian. Sehingga apabila mereka telah menjadi arang, Nabi ﷺ diizinkan untuk memberikan syafaat (kepada mereka). Lalu mereka didatangkan berkelompok-kelompok secara terpisah-pisah, lalu dimasukkan ke sungai-sungai di Surga. Selanjutnya dikatakan (oleh Allah): “Wahai penghuni Surga, kucurkanlah air kehidupan kepada mereka”. Maka tumbuhlah mereka laksana tumbuhnya benih-benih tetumbuhan di larutan lumpur yang dihempaskan arus air. Seseorang di antara sahabat berkata: “Seakan-akan Rasulullah ﷺ berada di padang gembalaan di suatu perkampungan”. [HR. Muslim dan Ibnu Majah] [Dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya. Lihat Shahih Muslim Syarh Nawawi, tahqiq Khalil Ma’mun Syiha (III/37), hadis no. 458, dan oleh Ibnu Majah. Lihat Shahih Sunan Ibnu Majah, Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani t (III/402), hadis no. 3497 Kitab az Zuhd, Bab Dzikru asy Syafa’ah, Maktabah al Ma’arif, Riyadh. Cet. I, dari penerbitan baru, 1417H/1997M].
Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarah Shahih Muslim menjelaskan, yang dimaksud dengan sabda Rasulullah ﷺ (yang artinya): “Adapun Ahli Neraka yang mereka merupakan penghuni kekalnya, maka mereka tidak hidup dan tidak mati”
Maksudnya, orang-orang kafir yang merupakan penghuni Neraka dan layak untuk kekal di dalamnya, maka mereka tidak mati, dan tidak pula bisa merasakan hidup yang bermanfaat dan enak. Sebagaimana telah Allah firmankan:
 
لاَيُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلاَيُخَفَّفُ عَنْهُم مِّنْ عَذَابِهَا
 
“Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati, dan tidak pula diringankan dari mereka azabnya”. [QS. Faathir: 36]
 
Juga sebagaimana telah Allah firmankan:
 
ثُمَّ لاَيَمُوتُ فِيهَا وَلاَيَحْيَى
 
“Kemudian dia tidak mati di dalam Neraka dan tidak pula hidup”. [QS. al A’la: 13].
 
Demikian ini benar-benar akan terjadi menurut madzhab Ahlul Haq (Pengikut Kebenaran). Yaitu, kenikmatan penghuni Surga akan terus selama-lamanya, sedangkan siksaan bagi orang-orang yang kekal di Neraka juga akan selama-lamanya.
 
Adapun sabda Nabi ﷺ (yang artinya):
“Akan tetapi orang-orang yang ditimpa oleh siksa api Neraka sebab dosanya, … dst.”, maka maksudnya ialah, bahwa orang-orang yang berdosa dari kalangan kaum Mukminin kelak akan dimatikan oleh Allah sesudah mereka disiksa (di dalam Neraka) selama jangka waktu yang dikehendaki Allah taala. Kematian yang ditimpakan oleh Allah terhadap mereka ini adalah dalam arti sebenarnya, hingga dengan kematian itu, lenyaplah rasa sakit.
 
Jadi siksa terhadap mereka sesuai dengan kadar dosa mereka. Kemudian Allah matikan mereka, dan untuk sementara waktu (dalam keadaan mati) sesuai dengan takdir Allah, mereka tetap tersekap di dalam Neraka tanpa merasakan apa-apa.
 
Selanjutnya, dalam keadaan mati, mereka yang telah menjadi arang dikeluarkan dari Neraka. Kemudian dibawa dalam kelompok-kelompok yang terpisah-pisah sebagaimana layaknya barang. Setelah itu mereka dimasukkan ke dalam sungai-sungai di Surga, lalu disiram dengan air kehidupan. Maka hidup dan tumbuhlah mereka laksana tumbuhnya benih tetumbuhan yang tumbuh di lumpur-lumpur yang terbawa arus air, demikian cepat dan lemahnya. Tumbuhnya (manusia) itu awalnya muncul kekuningan dan lentur karena lemahnya. Makin lama makin kuat, lalu mereka kembali seperti sediakala, dan makin sempurna keadaannya. [Lihat Syarah Imam Nawawi (III/37-38), syarah hadis no. 458, tahqiq Khalil Ma’mun Syiha]
 
Wallahu a’lam.
 
 
 
Dinukil dari tulisan berjudul: “Syafaat Bermanfaat Bagi Penghuni Neraka Yang Beriman” yang ditulis oleh: Ustadz Ahmas Faiz bin Asifuddin
 

Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat

#Khawariji #Khowarij #Mutazilah #Muktazilah #syafaatorangmukmin, #syafaat #keluarkandariNeraka #perbanyaksahabatmukminmu