بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ 

#AkidahTauhid

URGENSI UCAPAN ‘INSYA ALLAH’

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا ، إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ

“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: ‘Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi,’ kecuali (dengan menyebut), ‘Insya Allah’.” [Al-Kahf: 23-24]

Ayat ini adalah petunjuk Allah kepada Rasul-Nya ﷺ, agar hal yang beliau telah niatkan dengan KESUNGGUHAN, disandarkan kepada kehendak Allah ‘Azza wa Jalla semata. Karena Dia-lah Allah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib, Yang mengetahui segala hal yang telah terjadi, dan apa yang akan terjadi, serta Allah mengetahui apa yang tidak akan terjadi, andaikata terjadi bagaimana terjadinya.

Insya Allah artinya kalau Allah menghendaki. Sebuah etika bagi seorang Muslim untuk meyakini, bahwa apa yang dia lakukan hanya terjadi, bila Allah menghendakinya.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Muslim, Rasulullah ﷺ menceritakan kisah Nabi Sulaiman ‘alaihissalam yang akan mendatangi 70 istrinya dalam satu malam, -dalam sebuah riwayat 90 istri, dan dalam riwayat lain 100 istri-, agar setiap istrinya tersebut melahirkan seorang penunggang kuda yang berjihad di jalan Allah. Tapi, Nabi Sulaiman ‘alaihissalam lupa membaca ‘Insya Allah’. Akhirnya, TIDAK ADA yang melahirkan dari istri-istrinya, kecuali seorang istri saja yang melahirkan anak cacat. Rasulullah ﷺ mengingatkan, bahwa andaikata Nabi Sulaiman ‘alaihissalam membaca ‘Insya Allah’, pasti setiap istrinya akan melahirkan seorang penunggang kuda yang berjihad di jalan Allah.

Biasakanlah diri dengan etika yang agung ini, agar Allah memberkahi segala usaha dan amalanmu.

 

Penulis: Al-Ustadz Dzulqarnain M Sunusi hafizahullah

Sumber: