بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
SYIAH MENGINGKARI SYARIAT MENGUSAP KHUF
Di antara hadis-hadis yang menyebutkan tentang mengusap khuf adalah sebagai berikut:
عَنْ اَلْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ ( قَالَ: { كُنْتُ مَعَ اَلنَّبِيِّ ( فَتَوَضَّأَ, فَأَهْوَيْتُ لِأَنْزِعَ خُفَّيْهِ, فَقَالَ: “دَعْهُمَا, فَإِنِّي أَدْخَلْتُهُمَا طَاهِرَتَيْنِ” فَمَسَحَ عَلَيْهِمَا } مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ
Dari Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu, ia menuturkan, “Aku pernah meyertai Nabi ﷺ dalam satu safar. Ketika beliau berwudhu, aku pun menjulurkan tanganku untuk melepaskan kedua sepatu beliau yang sedang beliau kenakan.
Beliau ﷺ bersabda: ‘Biarkan saja kedua sepatu itu, karena aku memakainya dalam keadaan suci.’
Lantas Nabi ﷺ mengusap kedua sepatu tersebut.” [Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari, no. 206 dan Muslim, no. 274, 79]
Syaikh Abdullah bin Shalih Ali Bassam rahimahullah berkata:
شذت الشيعة في إنكار المسح على الخفين …فهم الذي خالفوا الإجماع, متمسكين بقراءة الجر من {و أرجلكم} لآن الأية ناسخة للأحاديث عندهم
“Syiah memiliki pendapat yang jelas keliru, yaitu dalam hal pengingkaran mengusap khuf. Mereka jelas telah menyalahi Ijmak (Kesepakatan Para Ulama), karena mereka berpegang kepada qira’ah jarr dari lafal ‘Wa arjulikum.‘ Sehingga menurut pendapat mereka, lafal ayat ini menghapus semua hadis yang menjelaskan mengusap sepatu.”[ Taisirul Allam 1/45, Daru Aqidah, Koiro, cet. I, 1422 H]
Ibnu Daqiqil ‘Ied rahimahullah berkata:
وقد اشتهر جواز المسح على الخفين عند علماء الشريعة حتى عد شعارا لأهل السنة وعد إنكاره شعارا لأهل البدع
“Telah masyhur di kalangan para ulama mengenai kebolehan mengusap khuf, sampai-sampai perkara ini terhitung sebagai syiar Ahlus Sunnah, dan pengingkaran terhadap hal ini teranggap sebagai syiar Ahlul Bidah.” [Ihkamul Ahkam 1/113, Mathba’ah As-sunnah Al-Muhammadiyah, Syamilah]
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata:
والمسح على الخفين جائزٌ باتفاق أهل السُّنَّةِ.وخالفَ في ذلك الرَّافضةُ؛ ولهذا ذكره بعضُ العلماءِ في كتب العقيدةِ لمخالفةِ الرافضة فيه حتى صار شعاراً لهم.
“Mengusap khuf dibolehkan berdasarkan kesepakatan Ahlus sunnah. Syiah Rafidah menyelisihi hal ini. Oleh karena itu sebagian ulama menyebutkan hal ini dalam kitab akidah untuk menyelisihi Rafidhah. Sampai-sampai hal ini merupakan syiar mereka.” [Syarhul Mumti’ 1/113]
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah berkata:
وفيه الحكم الجليل الذي فرق بين أهل السنة وأهل البدع وهو المسح على الخفين لا ينكره إلا مخذول أو مبتدع خارج عن جماعة المسلمين أهل الفقه والأثر لا خلاف بينهم في ذلك بالحجاز والعراق والشام وسائر البلدان
“Dalam masalah hukum ada yang membedakan antara Ahlus Sunnah dan Ahlul Bidah, yaitu mengusap khuf. Tidaklah didapati pengingkaran dalam masalah ini, kecuali dari orang yang bodoh dan dari kalangan Ahlul Bidah, yang keluar dari jamaah kaum Muslimin dari kalangan fuqaha dan Ahli Atsar. Tidak ada perselisihan di antara para ulama, baik di negeri Hijaz, Iraq, Syam dan semua negeri.” [At-Tamhid lima fil muwattha’ 11/134, Wizarah Umum Al-Auqaf, Maroko, 1387 H, Syamilah]
Ijmak Ulama Ahlus Sunnah dan Para Sahabat Mengenai Mengusap Khuf
Imam Ahmad rahimahullah berkata:
لَيْسَ فِيْ قَلْبِيْ مِنَ الْمَسْحِ شَيْءٌ, فِيْهِ أَرْبَعُوْنَ حَدِيْثًا عَنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه و سلم , مَا رَفَعُوْا إِلَى النَّبِيِّ وَمَا وَقَفُوْا
“Tidak ada dalam hatiku (keraguan) sedikit pun tentang mengusap (khuf). Ada empat puluh hadis dari para sahabat Nabi ﷺ yang membahas hal ini. Ada yang marfu’ (sampai pada Nabi ﷺ) dan ada yang mauquf (sampai para sahabat).” [Al-Mugni 1/361, Darul Fikr, Beirut, cet. I, 1405 H, Syamilah]
Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:
حَدَّثَنِيْ سَبْعُوْنَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم, أَنَّهُ مَسَحَ عَلَى الْخُفَّيْنِ
“Telah menceritakan kepadaku tujuh puluh orang sahabat Nabi ﷺ, bahwasanya Nabi ﷺ mengusap kedua khuf.” [Al-Ausath 1/433, Dar Thaiyyah, Riyadh, cet. I, 1405 H, Syamilah]
Cara Mengusap Khuf Ala Syiah
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu berkata:
والرَّافضة يخالفون الحقَّ فيما يتعلَّق بطهارة الرِّجل من وجوه ثلاثة: الأول: أنهم لا يغسلون الرِّجل، بل يمسحونها مسحاً. الثاني: أنهم ينتهون بالتطهير عند العظم الناتئ في ظهر القدم فقط. الثالث: أنهم لا يمسحون على الخُفين، ويرون أنه محرَّم، مع العلم أنَّ ممن روى المسحَ على الخُفين عليَّ بن أبي طالب رضي الله عنه وهو عندهم إمام الأئم
“Rafidhah (baca: Syiah) menyelisihi kebenaran yang berkaitan dengan cara bersuci pada kaki dalam tiga hal:
a) Mereka tidak mencuci kaki mereka ketika berwudhu, tetapi mereka mengusapnya.
Beda mengusap (mash) dan mencuci (ghosl): Mencuci (ghosl) mesti dengan mengalirkan air. Sedangkan mengusap (mash), cukup dengan tangan dibasahi, lalu diusaplah bagian yang ingin diusap. (ed)
b) Mereka mengusap kaki mereka ketika wudhu tidak sampai ke kedua mata kaki, tetapi hanya sampai ke punggung kaki.
c) Mereka tidak mengusap kedua khuf. Mereka memandang bahwa hal itu adalah haram. Padahal mereka tahu, bahwa salah seorang dari para sahabat yang meriwayatkan masalah mengusap khuf adalah ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Padahal ‘Ali radhiyallahu ‘anhu menurut mereka adalah imamnya para imam.” [Syarhul Mumti’ 1/97]
Dinukil dari tulisan berjudul ” Mengusap Khuf Ala Syiah” yang ditulis oleh dr Raehanul Bahraen
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
SYIAH MENGINGKARI SYARIAT MENGUSAP KHUF
Leave A Comment