بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
KRONOLOGI TERBUNUHNYA CUCU NABI SAYYIDUNA AL-HUSAIN BIN ALI RADHIYALLAHU ANHUMA
 
1. Sayyiduna al-Husain radhiyallahu anhu menolak pembaiatan terhadap Yazid, posisi sayyiduna al-Husain di kota Madinah.
 
2. Sayyiduna al-Husain keluar menuju kota Mekkah di malam hari untuk menghindari pembaiatan.
 
3. Ketika orang-orang Kufah (Iraq) mendengar bahwa al-Husain menolak baiat kepada Yazid, maka mereka mengirimi surat kepada sayyiduna al-Husain hingga sebanyak 500an surat, semuanya berisi ajakan atau seruan agar beliau mau berhijrah ke Kufah, dan mereka akan bersumpah setia mendukung al-Husain.
 
4. Al-Husain mengutus sepupunya Muslim bin Aqil ke Kufah, untuk mengecek kebenaran hal itu.
 
5. Setelah tiba di Kufah dan mengetahui hakikat berita tersebut, Muslim bin Aqil berkirim surat ke al-Hasain untuk mengabarkan kebenaran berita sumpah setia Ahli Kufah ke al-Husain.
 
6. Yazid memecat sahabat nabi sayyiduna An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu anhu sebagai gubernur Kufah, karena dianggap melakukan pembiaran terhadap gerakannya Muslim bin Aqil yang pro sayyiduna al-Husain. Lalu diangkatlah gubernur baru namanya Ubaidullah bin Ziyad (di zaman Perang Siffin, Ubaidullah bin Ziyad adalah pendukung sayyiduna Ali radhiyallahu anhu).
 
7. Al-Husain keluar ke kota Kufah beserta keluarga besarnya pada tanggal 8 Zulhijah, dengan harapan bertemu dengan para pendukung setianya.
 
8. Muslim bin Aqil beserta 4000 pasukan (pendukung al-Husain) mengepung istana gubernur Ubaidullah bin Ziyad. Pada waktu itu Ubaidullah bin Ziyad meminta para sesepuh Kufah untuk membuat cara, agar pengikut al-Husain mau meninggalkan Muslim bin Aqil.
 
9. Maka para sesepuh ini berkampanye agar Ahli Kufah meninggalkan dukungan kepada Muslim bin Aqil. Maka mulailah satu persatu Ahli Kufah meninggalkan Muslim, hingga ada seorang ibu yang mnaggil anaknya untuk pulang, dan tak boleh mendukung Muslim. Walhasil, tidak ada satu pun orang Kufah yang setia kepada Muslim bin Aqil. Mereka semua PENGKHIANAT meninggalkan Muslim bin Aqil.
 
10. Muslim bin Aqil tertangkap. Dan sebelum dibunuh, dia minta izin menulis surat ke al-Husain, agar al-husian kembali ke Mekkah, dan mengurungkan pergi ke Kufah, karena penduduk Kufah adalah para PENGKHIANAT.
 
11. Sayyiduna Al-Husain sudah terlanjur berangkat ke Kufah tanpa mengetahui keadaan terakhir di sana.
 
12. Para sesepuh sahabat menaihati al-Husain agar tidak bernagkat ke Kufah, di antaranya: sadaatuna Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Abu Said al-Khudri dll.
 
13. Sayyiduna Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu mengejar sayyiduna al-Husain hingga tersusul setelah 3 mil dari kota Mekkah, beliau menasihati agar al-Husain kembali ke kota Mekkah. Namun ketika al-Husain bersikeras, maka Abdullah bin Umar merangkulnya dan memeluknya sambil menangis dan mendoakan: ‘Semoga engkau tidak terbunuh.’ (lihatlah begitu sayangnya putra Umar kepada cucu nabi).
 
14. Al-Husain tetap berjalan menuju Kufah.
 
15. Ketika Al-Husain tiba di al-Qadisiyah, sampailah suratnya Muslim bin Aqil, mengabarkan bahwa orang-orang Kufah berkhianat.
 
16. Al-Husain berencana kembali ke kota Mekkah, namun putra-putra Muslim bin Aqil tidak mau pulang, dan tetap ingin menuju Kufah untuk menuntut balas darah ayahnya, Muslim bin Aqil.
 
17. Al-Husain tetap berangkat menuju Kufah.
 
18. Ubaidullah bin Ziyad mengutus al-Hurr bin Ziyad dengan 1000 tentara, meminta agar al-Husain bersedia kembali ke Mekkah.
 
19. Al-Hurr berkata: “Wahai cucu Rasulullah, pulanglah, jangan sampai Allah menimpakan bala kepadaku dengan memerangimu. Silakan pulang.”
Al-Husain menjawab: “Menjauhlah engkau dariku, Tsakilatka ummuku ibumu akan kehilangan dirimu.
Al-Hurr berkata: ‘Seandainya yang berkata itu bukan dirimu, niscaya aku akan membalasnya. Tapi bagaimana mungkin aku membalasmu, sedang ibumu adalah putri Rasulullah?
 
20. Al-Husain tetap berjalan menuju Kufah.
 
21. Ketika sampai di tempat yang namanya KARBALA, al-Husain bertanya tempat apa ini. Mereka menjawab Karbala. Maka sayyiduna al-Husain berkata: “Karb wa bala (kesedihan dan cobaan).”
 
22. Al-Husain bertemu dengan pasukan gubernur Ubaidullah bin Ziyad, yang pada waktu itu dipimpin Umar, putra sahabat nabi sayyiduna Saad bin Abi Waqqosh radhiyallahu anhu.
 
23. Umar bin Saad bin Abi Waqqash meminta dengan baik-baik agar Al-Husain pergi ke Iraq, berbicara langsung dengan Ubaidullah bin Ziyad.
 
24. Al-Husain menolak, dan mengajukan tiga opsi:
Pertama: Al-Husain akan kembali ke Mekkah,
Kedua: Pergi ke perbatasan musuh untuk berjihad di sana,
Ketiga: Pergi ke Syam untuk berbaiat langsung ke Yazid.
 
25. Umar bin Saad setuju dengan tiga opsi baik ini, dan melaporkan hal ini ke gubernur Kufah.
 
26. Pada awalnya gubernur setuju. Tapi ada seorang pembisik jahat dan busuk namanya Syamir bin dzil Jausyan, memprovokasi gubernur dan berkata: “Wahai gubernur, harusnya tidak ada opsi bagi al-Husain. Harusnya dia tunduk dan patuh hanya kepada keputusanmu. Maka akhirnya Ubaidullah bin Ziyad terprovokasi.
 
27. Umar bin Saad dipecat sebagai panglima, dan digantikan oleh pembisik busuk dan jahat, Syamir bin Dzil Jausyan.
 
28. Syamir datang ke Karbala dan meminta al-Husain tunduk ke hukum Ubaidullah bin Ziyad. Namun dengan tegas al-Husain menolak.
 
29. Terjadilah ketegangan antara pasukan gubernur lima ribu orang VS pengikut al-Husain yang hanya 72 penunggang kuda.
 
30. Al-Husain mengingatkan pasukan Kufah untuk bertakwa kepada Allah, dan dan tidak melawan dirinya. Mereka diingatkan hak-hak Ahli Bait Nabi ﷺ. Al-Husain berkata: “Pikirkanlah kembali, apakah patut kalian memerangi orang sepertiku? Aku adalah putra dari putri nabi kalian. Tidak ada lagi cucu nabi selain diriku. Rasulullah ﷺ pernah berkata kepadaku dan kakakku: “Inilah dua pemimpin pemuda Ahli Surga” ……. Maka tobatlah 30 orang dari pasukan Kufah, dan bergabung ke pasukannya al-Husain, di antaranya adalah komandan al-Hurr bin Ziyad Attamimi.
 
31. Terjadilah peristiwa Ath-Thaff (61 H). Pada pagi hari Jumat, perang mulai berkecamuk, dan tidak ada satu pun pasukan Ubaidullah bin Ziyad yang berani membunuh sayyiduna al-Husain.
 
32. Sampai siang hari, tidak ada satu pun pasukan yang berani membunuh cucu nabi. Akhirnya sang komandan berteriak: “Celaka kalian, apa yang kalian tunggu? Segera kepung dan bunuh dia!!!!! Maka mereka mengepung sayyiduna Husain. Beliau laksana singa buas, pendekar yang menghantam siapa saja yang mendektainya. Akan tetapi keberanian bisa dikalahkan dengan pengeroyokan.
 
33. Berdirilah orang yang paling celaka, Sinan Bin Anas Annakhoi, dan memenggal kepala sayyiduna al-Husain yang mulia. Sebagian mengatakan, bahwa yang melakukan itu adalah Syamir sang komandan. Semoga Allah memburukkan keduanya.
 
34. Kepala sayyiduna al-Husain dibawa ke hadapan Ubaidullah bin Ziyad, dan ia memermainkan kepala itu dengan tongkat… Semoga Allah membalas perbuatannya.
 
35. Ubaidullah bin Ziyad akhirnya tewas terbunuh. Lalu datanglah ular masuk ke kepala Ubaidullah bin Ziyad melalui dua lubang hidungnya, sebagai balasan atas perlakuannya kepada cucu Rasulullah ﷺ. (tirmidizi).
 
Akidah ahlussunnah tentang peristiwa ini:
 
1. Sayyiduna al-Husain gugur secara terzalimi.
 
2. Para pembunuhnya adalah orang Kufah sendiri. Bahkan sebagian mereka adalah pengikut sayyiduna Ali bin abi Thalib dalam Perang Shiffin. Mereka adalah pengkhianat.
 
3. Sayyiduna al-Husain belum menjadi seorang pemimpin negara.
 
4. Beliau bukan Khawaraij. Bahkan beliau gugur syahid, sebagaimana datang Hadis Sahih, bahwa beliau pemimpin para pemuda Surga.
 
5. Beliau ingin menuju Yazid ke Syam, tapi justru dihalang-halangi oleh pasukan gubernur zalim Ubaidullah bin Ziyad.
 
6. Ahlussunnah mencintai dan memuliakan Ahli Bait tanpa mengultuskannya.
 
Sikap Ahlussunnah terhadap Yazid Bin Muawiyah:
 
Imam adz-Ddzahabi berkata: “Kita tidak mencelanya, tapi kita tidak mencintainya.” [Siyar A’lam Nubala: 4/36]
 
Referensi utama:
 
حقبةمن التاريخ، للشيخ عثمان بن محمد الخميس (القاهرة: دار ابن حزم، 1432ھ/2011 م) ص. 165-189.
 
Ditulis oleh: Al-Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI. hafizhahullah
 
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
KRONOLOGI TERBUNUHNYA CUCU NABI SAYYIDUNA AL-HUSAIN BIN ALI RADHIYALLAHU ANHUMA
KRONOLOGI TERBUNUHNYA CUCU NABI SAYYIDUNA AL-HUSAIN BIN ALI RADHIYALLAHU ANHUMA