بسم الله الرحمن الرحيم

#DoaZikir

SAYYIDUL ISTIGHFAR (PENGHULU ISTIGHFAR) DAN KEUTAMAANNYA

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ، وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّمَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ لَكَ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْلِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أِنْتَ.

ALLOHUMMA ANTA ROBBII
LAA ILAHA ILLA ANTA
KHOLAQTANII WA ANA ‘ABDUK
WA ANA ‘ALA ‘AHDIKA WA WA’DIKAMASTATHO’TU,
A’UDZUBIKA MIN SYARRIMAA SHONA’TU,
ABUU ULAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA
WA ABUU ULAKA BIDZA(N)BII
FAGHFIRLII
FAINNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLA ANTA. [Dibaca satu kali pagi hari dan satu kali sore hari]

Artinya:
“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah. Engkaulah yang telah menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Dengan segenap kemampuanku, aku akan tetap setia pada perjanjian-Mu dan janji-Mu (sedapat mungkin aku akan setia untuk tetap mengesakan-Mu, dan percaya pada kebenaran janji-Mu padaku pent). Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan-keburukan yang aku perbuat. Aku mengakui nikmat-nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku. Dan aku pun mengakui dosa-dosa yang telah aku perbuat. Maka, mohon berilah aku ampunan, karena sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.

[Dari Syaddad bin Aus, ia berkata bahwa Nabi ﷺ bersabda: “Barang siapa mengucapkan kalimat Sayyidul Istighfar tadi di waktu pagi /siang hari dengan meyakininya (meyakini kandungan dari kalimat-kalimat tadi, dan bukan hanya sebatas ucapan di lisan -pent), lalu ia meninggal pada hari tersebut sebelum sore hari, maka dia termasuk Ahli (penghuni) Surga. Dan barang siapa membacanya di sore hari dengan menyakininya, lalu ia meninggal sampai sebelum Subuh, maka ia juga termasuk Ahli (penghuni) Surga.” Hadis ini Shahih, diriwayatkan oleh (HR. Bukhari (7/150, no. 6306), Ahmad IV/122-125, an-Nasa-i VIII/279-280)]

Dalam mensyarah hadis ini, al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalaniy rahimahullah dalam Syarah Shahih al-Bukhari berkata: “Berkata ath-Thiibiy: ‘Ketika doa ini mencakup SEMUA makna taubat, maka dipinjamlah (dipakailah) untuknya nama Sayyid…’”

Kapan membacanya?

“Barang siapa membacanya dengan yakin di waktu pagi lalu ia meninggal sebelum masuk waktu sore, maka ia termasuk Ahli Surga. Dan barang siapa membacanya dengan yakin di waktu sore lalu ia meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk Ahli Surga.” [HR. Al-Bukhari no.6306, 6323, Ahmad IV / 122-125, an-Nasa-i VIII / 279-280].

Kandungan Maknanya

Ini adalah doa agung yang mencakup banyak makna: taubat, merendahkan diri kepada Allah ﷻ, dan kembali menghadap kepada-Nya. Nabi ﷺ menamainya sebagai Sayyidul Istighfar (Penghulu Istighfar). Yang demikian itu karena melebihi seluruh bentuk istighfar dalam hal keutamaan. Dan lebih tinggi dalam hal kedudukan.

Di antara makna Sayyid adalah orang yang melebihi kaumnya dalam hal kebaikan, dan yang berkedudukan tinggi di kalangan mereka.

Hanyalah yang mengucapkan doa ini dan menjaganya, yang akan memeroleh janji yang mulia, dan pahala serta ganjaran besar ini, karena ia telah membuka harinya dan menutupnya dengan penetapan Tauhidullah, baik Rububiyyah-Nya dan Ululhiyyah-Nya. Dan pengakuan dirinya sebagai hamba yang siap menghamba, dan persaksiannya terhadap anugerah dan nikmat Allah. Pengakuannya dan kesadarannya akan kekurangan-kekurangan dirinya, dan permohonan maaf dan ampunan dari Dzat yang Maha Pengampun, diiringi dengan rasa tunduk dan rendah dihadapan-Nya, untuk senantiasa patuh dan taat kepada-Nya. Ini semua merupakan cakupan makna yang utama, dan sifat yang mulia, yang ia buka dan tutup lembaran siangnya. Yang pantas bagi orang yang mengucapkan dan menjaganya mendapat maaf dan ampunan, terbebas dari Neraka dan masuk Surga.

Ini adalah doa yang sempurna. Karena itu ia menjadi seagung-agungnya bentuk istighfar, dan yang paling utama dan paling luas kandungan maknanya, yang mesti akan mendatangkan ampunan bagi dosa-dosa.