#NasihatUlama
#TazkiyatunNufus

JANGANLAH ENGKAU JUAL AGAMAMU

 

قال ابن القيم رحمه الله : من هداية الحمار -الذي هو ابلد الحيوانات – أن الرجل يسير به ويأتي به الى منزله من البعد في ليلة مظلمة فيعرف المنزل فإذا خلى جاء اليه ، ويفرق بين الصوت الذي يستوقف به والصوت الذي يحث به على السير فمن لم يعرف الطريق الى منزله – وهو الجنـــة – فهو أبلد من الحمار

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
“Salah satu kelebihan keledai, padahal ia adalah hewan paling pandir, bahwasanya seseorang berjalan membawanya ke rumahnya dari tempat yang jauh dalam kegelapan malam, maka keledai itu bisa mengenal rumah tersebut. Apabila dilepaskan (dalam kegelapan), dia bisa pulang ke rumah tersebut, serta mampu membedakan antara suara yang memerintahkannya berhenti, dan yang memerintahkan berjalan. Maka barang siapa yang tidak mengenal jalan ke rumahnya, yaitu Surga, dia lebih pandir dari pada keledai.” [Syifaul ‘Aliil: 1/74]

Dan kenyataannya, ada dari kita yang lebih pandir/bodoh dari keledai. Di mana kebodohannya?

  • Demi dunia, seseorang rela MENJUAL AGAMANYA dengan harta yang sangat murah, padahal agama ini (Islam ), adalah agama yang haq/benar.
  • Demi tujuan tertentu, seseorang rela melakukan KESYRIKAN, padahal tauhid adalah jalan keselamatan.
  • Demi pekerjaannya, seseorang rela MENERJANG PEMBATAS keislaman (meninggalkan shalat), padahal shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab.

Ingatlah, sebelum engkau kurbankan agamamu, Allah telah menggambarkan, bagaimana keadaan orang kafir pada Hari Kiamat. Allah ta’ala berfirman:

ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﻟَﻬُﻢ ﻣَّﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ ﻭَﻣِﺜْﻠَﻪُ ﻣَﻌَﻪُ ﻟِﻴَﻔْﺘَﺪُﻭﺍ ﺑِﻪِ ﻣِﻦْ

ﻋَﺬَﺍﺏِ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻣَﺎ ﺗُﻘُﺒِّﻞَ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻭَﻟَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﺃَﻟِﻴﻢٌ

Artinya:

“Sesungguhnya, orang-orang yang kafir, sekiranya mereka memunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan memunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebusi diri mereka dengan itu dari azab Hari Kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih.” [QS. Al Maidah: 36]

Lihat sengsaranya seorang kafir, yang berarti menunjukkan kebalikannya, yaitu betapa beruntungnya seorang Muslim.

 

Diambil dari website: Hidup Mulia dengan Sunnah