بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

PENJELASAN RINGKAS PEMBAGIAN TAUHID
 
1. Tauhid Rububiyyah berarti menauhidkan segala apa yang dikerjakan Allah ﷻ, baik mencipta, memberi rezeki, menghidupkan dan mematikan. Serta bahwasanya Dia adalah Raja, Penguasa dan Yang mengatur segala sesuatu. Allah ﷻ berfirman:
 
إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَلَهُ الْخَلْقُ وَاْلأَمْرُ تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
 
“Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam”. [QS. al A’raaf: 54]
 
2. Tauhid Uluhiyah artinya mengesakan Allah ﷻ melalui segala pekerjaan hamba, yang dengan cara itu mereka bisa mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, apabila hal itu disyariatkan oleh-Nya, seperti berdoa, khauf (takut), raja (harap), mahabbah (cinta), dzabh (penyembelihan), bernadzar, istianah (minta pertolongan), isthighatsah (minta pertolongan di saat sulit), istiadzah (meminta perlindungan) dan segala apa yang disyariatkan dan diperintahkan Allah ﷻ dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Semua ibadah ini dan lainnya harus dilakukan hanya kepada Allah semata dan ikhlas karena-Nya. Dan tidak boleh ibadah tersebut dipalingkan kepada selain Allah. [QS. al Jiin: 18].
 
Sungguh Allah tidak akan rida bila Dia dipersekutukan dengan sesuatu apapun. Bila ibadah tersebut dipalingkan kepada selain Allah, maka pelakunya jatuh kepada Syirkun Akbar (syirik yang besar) dan tidak diampuni dosanya. [Lihat an Nisaa`: 48, 116].
 
3. Tauhid Asma ‘Wa Shifat maksudnya adalah menetapkan apa-apa yang Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ telah tetapkan atas diri-Nya, baik itu dengan Nama-Nama maupun Sifat-Sifat Allah ﷻ, dan menyucikan-Nya dari segala aib dan kekurangan, sebagaimana hal tersebut telah disucikan oleh Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ. Kita wajib menetapkan Sifat Allah sebagaimana yang terdapat di dalam Alquran dan as Sunnah, dan tidak boleh ditakwil. Firman Allah ﷻ:
 
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
 
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha mendengar lagi Maha Melihat”. [QS. asy Syuura’: 11].
 
Lihat keterangan selengkapnya di dalam kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, hlm. 84-96, Cet. II, Pustaka at Taqwa, April 2005.
 
 
 
 
 
 
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
 
Tauhid Rububiyyah,Tauhid Uluhiyah,Tauhid Asma ‘Wa Shifat pembagian tauhid,jenis jenis tauhid,macam macam tauhid