بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
MENGIMANI ADANYA AL HAUDH DI AKHIRAT
 
Ahlussunnah mengimani adanya Haudh (Telaga) di Akhirat. Berdasarkan banyak sekali dalil yang menunjukkannya. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
 
أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ
 
“Aku akan mendahului kalian di Al Haudh (Telaga). Lalu ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari Al Haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata: ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku’. Allah berfirman: ‘Engkau tidak tahu (bidah) yang mereka ada-adakan sepeninggalmu.’ “ [HR. Bukhari no. 6576, 7049]
 
Haudh ini juga dimiliki oleh para nabi selain Rasulullah ﷺ. Sebagaimana ditunjukkan dalam hadis dari Samurah bin Jundub radhiallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
 
إِنَّ لكلِّ نبيِّ حوضًا وإِنَّهم يتباهَوْنَ أيُّهم أكثرُ واردَةً ، وإِنَّي أرجو أنْ أكونَ أكثرَهم واردَةً
 
“Sesungguhnya setiap nabi memiliki haudh (telaga), dan akan mereka membanggakan diri dengan banyaknya orang yang minum darinya. Dan aku berharap telagakulah yang paling banyak peminumnya.” [HR. Tirmidzi no.2443, disahihkan Al Albani dalam Sahih At Tirmidzi]
 
Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan menjelaskan:
“Di antara prinsip-prinsip Ahlussunnah wal Jamaah adalah mengimani adanya telaga Rasulullah ﷺ. Yang memiliki telaga tidak hanya Rasulullah Muhammad ﷺ, namun seluruh nabi memiliki telaga. Telaga-telaga tersebut disediakan untuk masing-masing umat mereka ‘alaihimussalam, karena pada Hari Kiamat kelak setiap manusia akan merasakan kehausan yang amat.
 
Dari telaga-telaga yang ada pada Hari Kiamat, telaga Nabi Muhammad ﷺ adalah telaga yang paling besar. Panjangnya sebesar satu bulan perjalanan, begitu pula lebarnya. Air dalam telaga Rasulullah ﷺ memiliki warna yang lebih putih dari susu, dan rasanya lebih manis dari madu. Bejana pada telaga tersebut sejumlah bintang di langit. Barang siapa yang meminum air tersebut dengan sekali minum, maka ia tidak akan haus lagi setelahnya. Namun tidak semua umat Rasulullah ﷺ dapat meminum air dalam telaga ini. Di antara orang-orang yang tidak dapat meminumnya adalah orang-orang yang murtad, dan orang-orang dari kalangan Ahlul Bidah. Di antara hikmah yang dapat diambil dengan adanya telaga ini adalah agar kita dapat bersemangat untuk ittiba’ (mencontoh) Rasulullah ﷺ dalam setiap perkara.” [Ithaaful Qaari at Ta’liqaat ‘ala Syarhis Sunnah, hal.75]
 
Wallahu a’lam.
 
 
Penulis: Purindhita Noor Hastarani
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
 
Baca juga:
MENGIMANI ADANYA AL HAUDH DI AKHIRAT