بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
MATI KARENA JATUH, APAKAH SYAHID?
 
Pertanyaan:
Apakah mati terjatuh dari lantai 2 termasuk syahid?
 
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
 
Rasulullah ﷺ menyebutkan beberapa orang yang mati di selain medan jihad, namun digelari sebagai syahid.
 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ pernah bertanya kepada para sahabat, “Siapakah syahid menurut kalian?”
‘Orang yang mati di jalan Allah, itulah syahid,’ jawab para sahabat serempak.
“Berarti orang yang mati syahid di kalangan umatku hanya sedikit,” lanjut Nabi ﷺ.
‘Lalu siapa saja mereka, wahai Rasulullah?’ tanya sahabat.
Kemudian Nabi ﷺ menyebutkan daftar orang yang bergelar syahid:
 
مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ
 
“Siapa yang terbunuh di jalan Allah, dia syahid. Siapa yang mati (tanpa dibunuh) di jalan Allah, dia syahid, siapa yang mati karena wabah penyakit Tha’un, dia syahid. Siapa yang mati karena sakit perut, dia syahid. Siapa yang mati karena tenggelam, dia syahid.” [HR. Muslim 1915]
 
Dalam hadis lain, dari Jabir bin Atik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
 
الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ: الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ، وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ، وَالَّذِي يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ
 
“Selain yang terbunuh di jalan Allah, mati syahid ada tujuh: Mati karena tha’un syahid, mati karena tenggelam syahid, mati karena sakit tulang rusuk syahid, mati karena sakit perut syahid, mati karena terbakar syahid, mati karena tertimpa benda keras syahid, wanita yang mati karena melahirkan syahid.” [HR. Abu Daud 3111 dan disahihkan Al-Albani]
 
Mereka inilah yang diistilahkan para ulama sebagai Syahid Akhirat. Dalam arti, di Akhirat kelak akan mendapat pahala syahid, meskipun di dunia tidak mati di medan perang. Karena itu, sebelum dikuburkan, jenazah ini wajib dimandikan, dikafani, dan disalatkan sebagaimana umumnya jenazah lainnya.
 
Al-Hafidz Al-Aini mengatakan:
 
فهم شُهَدَاء حكما لَا حَقِيقَة، وَهَذَا فضل من الله تَعَالَى لهَذِهِ الْأمة بِأَن جعل مَا جرى عَلَيْهِم تمحيصاً لذنوبهم وَزِيَادَة فِي أجرهم بَلغهُمْ بهَا دَرَجَات الشُّهَدَاء الْحَقِيقِيَّة ومراتبهم، فَلهَذَا يغسلون وَيعْمل بهم مَا يعْمل بِسَائِر أموات الْمُسلمين
 
“Mereka mendapat gelar syahid secara status, bukan hakiki. Dan ini karunia Allah untuk umat ini, di mana Dia menjadikan musibah yang mereka alami (ketika mati) sebagai pembersih atas dosa-dosa mereka. Dan ditambah dengan pahala yang besar, sehingga mengantarkan mereka mencapai derajat dan tingkatan para syuhada hakiki. Karena itu mereka tetap dimandikan dan ditangani sebagaimana umumnya jenazah kaum Muslimin.” [Umdatul Qari Syarh Sahih Bukhari, 14/128]
 
Apakah Mati Terjatuh juga Masuk dalam Kategori Syahid?
 
Al-Hafidz Ibnu Hajar mennyebutkan daftar kematian yang yang disebut oleh Nabi ﷺ dengan gelar syahid. Beliau mengatakan:
 
وقد اجتمع لنا من الطرق الجيدة أكثر من عشرين خصلة، فإن مجموع ما قدمته مما اشتملت عليه الأحاديث التي ذكرتها أربع عشرة خصلة
 
Telah terkumpul pada kami berbagai jalur yang statusnya jayid (bisa diterima), menyebutkan lebih dari 20 bentuk mati syahid. Karena kumpulan dari semua hadis yang telah saya sebutkan, ada 14 bentuk mati syahid…
 
Kemudian beliau menyebutkan di antaranya:
 
وعنده من حديث ابن مسعود بإسناد صحيح: أن يتردى من رؤوس الجبال وتأكله السباع ويغرق في البحار لشهيد عند الله ـ ووردت أحاديث أخرى في أمور أخرى لم أعرج عليها لضعفها
 
Dan diriwayatkan Abu Daud dari hadis Ibnu Mas’ud dengan sanad sahih, bahwa orang yang terjatuh dari atas gunung, dan orang yang dimakan binatang buas, atau yang tenggelam di laut, mereka syahid di sisi Allah. Dan ada beberapa hadis lain tentang bentuk-bentuk kematian syahid lainnya yang tidak saya angkat karena statusnya Dhaif.
 
Selanjutnya al-Hafidz menyebutkan komentar Ibnu Tin:
 
هذه كلها ميتات فيها شدة تفضل الله على أمة محمد صلى الله عليه وسلم بأن جعلها تمحيصا لذنوبهم وزيادة في أجورهم يبلغهم بها مراتب الشهداء
 
“Semua ini adalah kematian yang sangat menyakitkan. Allah berikan kelebihan untuk umat Muhammad ﷺ dengan Allah jadikan kematiannya sebagai penebus dosa dan penambah pahala, sehingga mengantarkan mereka bisa sampai pada derajat syuhada.” [Fathul Bari Syarh Sahih Bukhari, 6/44]
 
Berdasarkan keterangan di atas, dalam fatwa Syabakah Islamiyah dinyatakan:
 
يرجى لمن تردى من شاهق أن يكون معدودا ضمن شهداء الآخرة الذين يعظم أجرهم بسبب شدة ميتاتهم وينالون من جنس أجر الشهداء
 
“Semoga orang yang meninggal karena terjatuh dari tempat tinggi, termasuk golongan syahid Akhirat, yang memiliki pahala besar, disebabkan cara kematiannya yang menyakitkan, sehingga mereka mendapat pahala seperti para syuhada.” [Fatwa Syabakah Islamiyah, no. 155971]
 
Allahu a’lam.
 
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
MATI KARENA JATUH, APAKAH SYAHID?