بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
KETIKA BERMACAM AMALAN KEBAIKAN TERKUMPUL PADA DIRI SESEORANG
 
Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
 
من أصبح منكم اليوم صائما ؟ قـالـ أبو بكر: أنا
قـالـ: فمن تبع منكم اليوم جنازة ؟ قـالـ أبو بكر: أنا
قـالـ: فمن أطعم منكم اليوم مسكينا ؟ قـالـ أبو بكر: أنا
قـالـ: فمن عاد منكم اليوم مريضا ؟ قـالـ أبو بكر: أنا فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما اجتمعن في امرئ إلا دخل الجنة
 
“Siapakah di antara kalian yang PAGI ini sedang berpuasa?”
Abu Bakar menjawab, “Saya.”
Beliau bertanya lagi: “Siapa di antara kalian yang hari ini telah menghantarkan jenazah?”
Abu Bakar menjawab: ” Saya.”
Beliau bertanya lagi: “Siapa di antara kalian yang hari ini telah memberi makan orang miskin?”
Abu Bakar menjawab: ” Saya.”
Beliau bertanya lagi: “Siapa di antara kalian yang hari ini telah menjenguk orang sakit?”
Abu Bakar menjawab, ” Saya.”
Selanjutnya Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah semua itu ada pada seseorang, kecuali dia pasti akan masuk Surga.” [HR Muslim no 1028]
 
Penjelasan Ringkas:
 
Al-Imam An- Nawawi, menukil dari Al-Qodhi rahimahumallah, bahwa maknanya akan masuk ke dalam Surga tanpa dihisab, tidak pula dihukum akibat perbuatan buruknya. Selain itu, maka keimanan sudah mencukupi untuk memasukkan seseorang ke dalam Surga. [Al Minhaj Fi Syarhi Shohih Muslim: 15/156]
Beberapa Petikan Pelajaran:
 
Al-Allamah Muhammad bin Saleh Al-Utsaimin menyebutkan fawaid dari hadis tersebut di atas:
 
1. Boleh untuk menanyakan tentang amalan saleh yang dilakukan oleh manusia dalam bentuk yang umum. Namun secara khusus seperti berkata: “Wahai Fulan, apakah pagi ini Anda sedang puasa? Atau, apakah Anda melakukan ini dan itu? Maka ini tidak pantas, kecuali ada maslahat yang kuat dan besar. Sebab hal tersebut akan membuat seseorang malu, dan pengantar kepada riya dan dusta,
 
2. Abu Bakar ash-Shiddiq mengaku dengan menjawab “Saya”, hal ini bukanlah riya dan sumah, bahkan itu ibadah. Sebab beliau menjawab pertanyaan Nabi ﷺ, sementara menjawab Nabi ﷺ adalah kewajiban,
 
3. Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu,
 
4. Keutamaan dari amalan saleh yang disebutkan di dalam hadits tersebut, yang Nabi ﷺ memberikan jaminan Surga, jika jika amalan tersebut terkumpul pada seseorang,
 
5. Di antara manfaat mengiringi jenazah:
• Pengingat dan “nasihat” bagi yang masih hidup,
• Menunaikan kewajiban kepada si mayat,
• Melembutkan dan menghidupkan hati,
• Menghibur dan berbuat baik terhadap keluarga si mayat.
 
6. Di antara keutamaan membesuk orang yang sakit:
• Menunaikan kewajiban terhadap si sakit,
• Melembutkan hati,
• Perekat hubungan terhadap keluarga si sakit,
• Momen untuk menasihati si sakit untuk bersabar, memotivasinya untuk bertobat, dan mengingatkkannya untuk berwasiat,
• Memasukkan perasaan senang dan gembira ke dalam hati orang yang sakit. Dan mungkin saja hal itu menjadikan beban penyakitnya lebih enteng, dan membuatnya lebih cepat sembuh. [Diringkas dari Syarhu Sahih Muslim: 3/580-581]
 
Allahu alam.
 
Penulis: Abu Naufal Al-Makassary
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
KETIKA BERMACAM AMALAN KEBAIKAN TERKUMPUL PADA DIRI SESEORANG