بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

 

KENAPA AMAL TIDAK MENEMBUS HATI?

Wahai Saudaraku,

Jika amalan tidak menemukan jalan penghubung menuju hati, maka amalan itu tidak akan sampai pada hati, sehingga jiwalah yang akan menguasainya.
Meskipun ia terlihat beramal saleh, akan tetapi amalannya tidak sampai pada hatinya.

Terlihat pemilik jiwa itu menjadi orang yang paling zuhud, paling rajin beribadah, paling serius atau bersungguh-sungguh, namun pada hakikatnya ia menjadi orang yang paling jauh dari Allah ﷻ.

Malamnya Salat Tahajud, tapi tetap saja ia membuka auratnya, atau melihat aurat orang lain di pagi hari.
Siang harinya berpuasa, tapi tetap saja ia mengghibah di malam hari.

Dia membaca Alquran, namun tetap saja ia tidak bisa meninggalkan perbuatan buruknya dengan merokok.

Dia selalu berzikir kepada Allah, namun tetap saja bermaksiat kepada-Nya.

Dia salat, tapi tetap saja tidak dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan mungkar.

Dia berzikir, tapi tetap saja tidak ada pengaruh zikir yang seharusnya bisa mengusir setan.

Dia mendengarkan nasihat di majelis-majelis ilmu, atau membaca nasihat melalui hp dengan WA dll, dan matanya pun hampir meneteskan air mata, tapi ketika keluar dari rumah dan masjid, maka pertama kali yang dia lakukan adalah memandang para wanita yang memamerkan auratnya.

Kenapa ini bisa terjadi?! Lalu apa penyebabnya?!

Jawabannya adalah:

Sesungguhnya pada saat dia mengamalkan suatu amalan, maka amalannya tidak sampai menembus pada hatinya.

Perkataan yang dia dengar dan yang dia baca hanya berlalu di bagian luar hatinya saja.

Sehingga ketika hawa nafsu menyerangnya, kembalilah dia kepada maksiatnya. Saat itulah dia lupa akan segala sesuatu yang telah diketahuinya.

Inilah zaman ketika seseorang lebih sibuk dengan hawa nafsunya, tetapi dibungkus dengan “Bungkusan Ilmu.” Seakan-akan sedang membela ilmu, padahal sebenarnya ia sedang membela hawa nafsunya.

Jika amalan telah merasuk ke dalam hati, niscaya dia akan menetap di dalamnya, lalu akan sampai kepada Allah ﷻ.

Maka Allah rida terhadapnya, lalu Dia pun mengambil ubun-ubun dan hatinya kepada-Nya.

Sehingga dengan itu ia pun akhirnya
• Mampu untuk bertakwa.
• Mampu untuk istiqamah.
• Mampu untuk bersabar.
• Mampu senantiasa ikhlas.
• Mampu untuk bersungguh-sungguh.
• Mampu menjauhi dosa dan maksiat.
• Mampu menjadikan Akhirat selalu berada di hatinya dan dunia selalu berada di tangannya.
• Selalu mendahulukan Allah dan Rasul-Nya.
• Selalu mengikuti Alquran dan as-Sunnah.

Wahai Saudaraku,

Derajat yang tinggi di sisi Allah tidak akan diraih kecuali setelah bersungguh-sungguh.

Sungguh-sungguh tidak akan ada, kecuali setelah adanya rasa takut.

Rasa takut tidak akan ada, kecuali setelah adanya keyakinan.

Keyakinan tidak akan ada, kecuali setelah adanya ilmu.

Ilmu tidak akan ada, kecuali setelah belajar.

Belajar sulit dilakukan jika tanpa adanya niat yang lurus, tekad yang kuat, dan semangat yang tinggi.

Sungguh mengherankan sekali.
Bulan Ramadan baru saja dilewati.
Tapi tetap saja tidak terbukanya hati untuk kembali takut dan harap, serta bertobat kepada Allah ﷻ!

Wahai Saudaraku.

Janganlah engkau yakin, bahwa diri-diri ini sudah menjadi saleh.

Adakah engkau tahu, bahwa salat, puasa, sedekah dll amal ibadah itu sudah diterima?

Adakah engkau tah,u bahwa maksiat yang pernah engkau lakukan itu sudah mendapatkan ampunan dari Allah?

Adakah engkau tahu, bahwa taubat yang engkau laksanakan sudah diterima oleh Allah?

Orang-orang menangisi seseorang yang tubuhnya mati, tetapi tidak menangisi orang yang hatinya telah mati. Padahal kematian hati sejatinya lebih berat dan musibah yang lebih dahsyat.

Tetapi memang, “Tidaklah Luka Menyakiti Orang Yang Sudah Mati.”

Allah ﷻ berfirman:

“Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” [QS. Al-Hajj 22: 46]

Oleh: Ustadz Najmi Umar Bakkar حفظه الله
Sumber: SalamDakwah.Com

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat