JADIKANLAH SUKAMU ADALAH SYUKUR DAN DUKAMU ADALAH SABAR

Senang dan duka adalah sunatullah yang pasti mewarnai kehidupan ini. Tidak ada seorang manusia pun yang terus merasa senang, dan tidak pula terus dalam duka dan kesedihan. Semuanya merasakan senang dan duka datang silih berganti.

Jadi teringat nasihat yang pernah diberikan oleh seseorang: “Ketahulilah, yang selamat hanyalah sedikit. Sesungguhnya tipuan dunia akan hilang. Semua kenikmatan selain Surga akan sirna. Dan semua kesusahan selain Neraka adalah keselamatan.”

Kesenangan dunia dan kesengsaraannya adalah ujian dari Tuhan semesta alam. Apakah kita menjadi hamba yang bersyukur saat diberi nikmat, dan sabar saat diberi cobaan, ataukah sebaliknya. Karena dunia ini adalah Daarul Ibtilaa’ (Negeri tempat ujian dan cobaan). Allah ‘azzawajalla berfirman:

وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

“Wahai manusia, Kami akan menguji kalian dengan kesempitan dan kenikmatan, untuk menguji iman kalian. Dan hanya kepada Kamilah kalian akan kembali” (QS. Al-Anbiya: 35).

Ikrimah –rahimahullah– pernah mengatakan:

ليس أحد إلا وهو يفرح ويحزن، ولكن اجعلوا الفرح شكراً والحزن صبر

“Setiap insan pasti pernah merasakan suka dan duka. Oleh karena itu, jadikanlah sukamu adalah syukur dan dukamu adalah sabar.”

Allah yang menciptakan kebahagiaan dan kesedihan, agar manusia menyadari nikmatnya kebahagiaan, sehingga ia bersyukur dan berbagi.

Wallahu ta’ala a’lam.

 

Dinukil dari tulisan berjudul: “Janganlah Bersedih” oleh: Ahmad Anshori

Sumber: http://muslim.or.id/26272-janganlah-bersedih.html