بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ 

 

 

DUA CARA KETIKA IMAM BATAL WUDHU DI TENGAH SALAT

 
Bismillah was salatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
 
Ada dua cara yang bisa dilakukan makmum jika imam batal di tengah salat:
 
Cara Pertama: Dia membatalkan salat, keluar dari jamaah, dan menunjuk salah seorang di belakangnya untuk menggantikan posisinya sebagai imam hingga salat selesai.
 
Dalil masalah ini adalah peristiwa yang dialami Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘anhu, ketika beliau ditusuk oleh orang Iran, Abu Lukluk al-Majusi.
 
Amr bin Maimun menceritakan:
 
إني لقائم ما بيني وبين عمر – غداة أصيب – إلا عبد الله بن عباس، فما هو إلا أن كبر فسمعته يقول: قتلني أو أكلني الكلب حين طعنه، وتناول عمر عبد الرحمن بن عوف فقدمه فصلى بهم صلاة خفيفة
 
Di pagi peristiwa penusukan itu, aku berdiri (di shaf kedua, pen.), dan tidak ada orang antara aku dengan Umar, selain Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhum. Ketika beliau bertakbir memulai salat, kemudian saya mendengar beliau mengatakan, ‘Ada anjing yang menggigitku,’ ketika beliau ditusuk. Lalu Umar menarik Abdurrahman bin Auf untuk maju, dan beliau mengimami para sahabat dengan salat yang ringan. [HR. Bukhari 3700, dan Ibn Hibban 6917]
 
Tindakan Umar ini dilakukan di depan para sahabat, dan tidak ada satu pun yang mengingkarinya, sehingga dihukumi sebagai kesepakatan mereka. As-Syaukani menjelaskan hadis Umar:
 
وفيه جواز الاستخلاف للإمام عند عروض عذر يقتضي ذلك، لتقرير الصحابة لعمر على ذلك، وعدم الإنكار من أحد منهم فكان إجماعاً، وكذلك فعل علي وتقريرهم له على ذلك
 
Hadis ini menjadi dalil, bahwa imam boleh menunjuk penggantinya, ketika dia mengalami uzur yang mengharuskan dia meninggalkan salat. Karena sikap para sahabat yang menyetujui praktik Umar ketika itu, tanpa ada penginngkaran seorang pun dari mereka, sehingga statusnnya ijma.’ Demikian pula yang dilakukan Ali dan persetujuan [Nailul Authar, 3/215].
 
Dalil yang lain adalah peristiwa yang dialami Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, ketika beliau ditusuk seorang teroris (Khawarij), Abdurrahman bin Muljim al-Maradi. Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu ditusuk ketika menjadi imam salat Subuh pada saat berdiri dari sujud.
 
Kata Abu Razin:
 
صلى علي رضي الله تعالى عنه ذات يوم فرعف ، فأخذ بيد رجل فقدمه ثم انصرف
 
Pada suatu hari Ali radhiyallahu ‘anhu salat mengimami jamaah, lalu beliau mengeluarkan darah. Beliau langsung menarik tangan seseorang agar dia maju, kemudian Ali mundur. [HR. Abdurrazaq dalam al-Mushannaf 3670)]
 
Cara Kedua: Imam membatalkan salat dan tidak menunjuk pengganti, kemudian masing-masing makmum salat sendiri-sendiri. Ini adalah pendapat Imam as-Syafi’i dan Imam Ahmad.
 
Keterangan Imam Ahmad yangmenjelaskan dua cara ketika imam batal:
 
إن استخلف الإمام فقد استخلف عمر وعليّ، وإن صلوا وحداناً فقط طُعن معاوية وصلى الناس وحداناً من حيث طعن أتموا صلاتهم
 
Jika imam menunjuk ganti, ini pernah dilakukan oleh Umar dan Ali radhiyallahu ‘anhuma. Dan jika makmum menyelesaikan salat sendiri-sendiri, ini pernah terjadi pada Muawiyah ketika (beliau jadi imam salat Subuh). Beliau ditusuk, lalu para makmum salat sendiri-sendiri, hingga mereka menyelesaikan salatnya. [Muntaqa al-Akhbar, Abul Barakat, setelah hadis no. 1455]
 
Allahu a’lam.
 
 
 
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat

 

 

 

#ketikaimambatalditengahsalat, #ketikaimambatalditengahshalat #sifatsholatNabi #shalatjamaah #bagaimanamakmumbilaimambatalshalatnya #kalauimambatalditengahsalat #duacaraketikaimambatalwudhuditengahsalat #imambatalwudhu