بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

ANTARA KITA DAN SALAT

Seberapa besarkah salat di hati kita?
Sudahkah salat itu menjadi bagian dari hidup di setiap helaan nafas?
Kita merasa tenang, ringan, dan bahagia dengannya.
Perhatian kita curahkan, ingat dengan waktu-waktunya.
Bahkan kita merasa rindu dan selalu menantikannya.

Ataukah sebaliknya?

Salat bagaikan beban.
Melaksanakan salat hanya sebatas penggugur kewajiban.
Tanpa ada perhatian. Kita lebih memilih pergi menunaikan hajat, membeli ini dan itu, tepat beberapa saat sebelum waktu salat masuk, hingga luputlah salat berjamaah.
Padahal hajat itu bisa saja kita tunda sebentar, sampai kita selesai menunaikan salat.

Di dalam ash Shahihain dari sahabat Abu Barzah radhiyallahu anhu ia mengatakan:

“Bahwasanya Rasulullah ﷺ membenci tidur sebelum Isya, dan berbincang (tanpa faidah) setelahnya.” [HR. Bukhari: 568, Muslim: 647]

Mengapa?
Agar kita lekas tidur, sehingga bisa bangun lebih awal.
Dapat salat malam dan Subuh berjamaah.
Sekarang, kita seringnya sengaja untuk menunda tidur. Bukan untuk yang bermanfaat. Hanya untuk berbincang, bercengkrama, atau menonton sinetron. Kemudian paginya kita pulas saat muazin mengumandangkan: “Ash salatu khairum minannaum.”

Adil atau curangkah kita?
Saat kita berharap banyak kepada Allah: “Ya Rabbi, berikanlah aku ini, ini dan itu. Jadikanlah aku begini dan begitu.”
Akan tetapi pada saat yang sama, ketika Ia memanggil, kita tak tergerak memenuhi panggilan-Nya.
Seolah kita tidak punya telinga.
Padahal salat itu adalah jalan kebahagian. Sebab Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ

“Hal pertama yang dihisab dari seorang hamba pada Hari Kiamat dari amalannya adalah salat. Apabila salatnya baik, maka sungguh ia telah sukses dan selamat. Sebaliknya apabila rusak, maka sungguh ia telah gagal dan merugi.” [HR. Abu Dawud: 864, Tirmidzi: 413, an Nasa’i: 465]

Sebagai seorang Muslim, coba tanyakan pada diri sendiri, di manakah ayat yang sering kita baca ini??

{فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5)} [الماعون : 4-5]

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya.” [QS. Al-Ma’un: 4-5]

Jika seorang tidak memerhatikan salatnya, tidak ada lagi yang patut ia banggakan.

Imam Hasan al Bashri mengatakan:

يَا ابْنَ آدَمَ أَيُّ شَيْءٍ يَعِزُّ عَلَيْكَ مِنْ دِيْنِكَ إِذَا هَانَتْ عَلَيْكَ صَلَاتُكَ وَأَنْتَ أَوَّلُ مَا تُسْأَلُ عَنْهَا يَوْمَ القِيَامَةِ

“Wahai anak Adam, apa yang berharga dari agamamu, jika salatmu saja tidak berharga bagimu?! Padahal pertanyaan pertama yang akan ditanyakan kepadamu pada Hari Kiamat nanti adalah salatmu.” [Al Kabair: 28 cet. Darul Fikr]

Balasan sesuai dengan amalan.
Sejauh mana kita menelantarkan salat, sejauh itulah kita akan ditelantarkan.
Semakin tidak berharga salat di mata kita, semakin kita tidak berharga di sisi-Nya.
Barang siapa yang terbiasa menunda salatnya, maka ia harus siap tertunda dalam segala urusan dunia, terlebih Akhiratnya.

Oleh: Zahir Al-Minangkabawi
Sumber: https://maribaraja.com/antara-kita-dan-shalat-art-salayok107/

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat