بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
ADA-ADA SAJA
(1). Wahai Musa!
Pernah ada seorang Arab Badui bernama Musa mencuri pundi uang yang berisi beberapa keping Dirham. Kemudian ia masuk masjid dan ikut salat berjamaah bersama imam. Waktu itu bertepatan dengan imam yang membaca firman Allah ﷻ:
وَمَا تِلۡكَ بِیَمِینِكَ یَـٰمُوسَىٰ
“Dan apakah yang ada di tangan kananmu, wahai Musa?” [QS. 20:17]
Mendengar bacaan imam ia berkata: “Demi Allah, engkau ini tukang sihir.”
Akhirnya ia meninggalkan pundi yang ia curi dan pergi keluar.
(2). Nabi Wanita?
Pada masa Khalifah al-Mutawakkil ada seorang wanita yang mengaku sebagai nabi. Wanita itu dibawa untuk menghadap khalifah lalu ditanya:
“Engkau seorang nabi?”
“Iya,” jawabnya.
“Engkau beriman kepada Muhammad ﷺ?” tanya khalifah.
“Iya,” jawabnya lagi.
Lalu dikatakan kepadanya: “Sesungguhnya beliau ﷺ bersabda: “Tidak ada lagi nabi setelahku.”
Wanita itu menjawab: “Tapi beliau tidak mengatakan: “Tidak ada lagi nabi wanita setelahku.”
(3). Semuanya Tentang Makanan
Seorang ArabBbadui pernah menimba ilmu dan belajar hadis dari Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah selama beberapa waktu. Saat tiba hari kepulangan, Sufyan bertanya kepadanya: “Saudaraku, dari hadis-hadis yang ada, mana yang paling engkau suka?”
Ia menjawab: “Ada tiga hadis. Hadis Aisyah radhiyallahu ‘anha dari Nabi ﷺ: “Bahwa beliau menyukai kembang gula dan madu.” Hadis beliau ﷺ: “Bila hidangan malam telah disiapkan dan tiba waktu salat, maka santaplah makan malam terlebih dahulu.” Dan hadis Aisyah radhiyallahu ‘anha: “Bukan termasuk kebajikan tetap berpuasa saat sedang safar.”
(4). Mereka Mau Ke Rumah Kita
Utsman bin Darraj seorang Thufailiy* bercerita: “Suatu hari ada rombongan yang mengantar jenazah lewat di depanku dan anakku. Sementara itu ada seorang wanita bersama rombongan yang menangis sambil berkata:
“Sekarang mereka membawamu menuju tempat tinggal tak berkasur, tak berselimut dan tak beralas karpet, rumah tanpa ada roti dan air.”
Mendengar ucapan itu sang anak berkomentar, “Ayah, demi Allah, mereka mau pergi ke rumah kita!”
*Thufailiy adalah orang yang gemar datang pada acara perjamuan makan -seperti walimah- tanpa undangan. Atau orang yang suka ikut campur urusan orang lain.
(5). ‘Nabi’ dan Semangka
Ada seorang laki-laki mengaku sebagai nabi pada masa Khalifah al-Makmun. Lalu al-Makmun berkata kepadanya:
“Coba kamu datangkan semangka sekarang juga!”
Orang itu menjawab: “Beri aku tenggang waktu selama tiga hari.”
Al-Makmun tetap bersikeras: “Pokoknya aku mau sekarang!”
Orang itu berkata: “Wahai Amirul Mukminin, engkau tidak bersikap adil kepadaku. Allah ta’ala yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari saja tidak mengeluarkan buah semangka melainkan dalam waktu selama tiga bulan, sedangkan engkau tidak bisa bersabar dengan waktu tiga hari saja?”
Sumber: A-Mustathraf fi Kulli Fannin Mustazhraf, Syihabudin al-Asybihi, hal. 684-695
ICC DAMMAM KSA
══════
Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Leave A Comment