بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

ZUHUDLAH, NISCAYA ENGKAU DICINTAI ALLAH DAN MANUSIA

عَنْ أَبِـي الْعَبَّاسِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ؛ قَالَ: أَتَىَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِِ ! دُلَّنِـيْ عَلَـىٰ عَمَلٍ إِذَا أَنَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِيَ النَّاسُ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اِزْهَدْ فِـي الدُّنْيَا ، يُـحِبُّكَ اللّٰـهُ ، وَازْهَدْ فِيْمَـا فِي أَيْدِى النَّاس ، يُـحِبُّكَ النَّاسُ». حَدِيْثٌ حَسَنٌ ، رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ وَغَيْرُهُ بِأَسَانِيْدَ حَسَنَةٍ

Dari Abul ‘Abbas Sahl bin Sa’d as-Sa’idi Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Ada seseorang yang datang kepada Rasulullah ﷺ lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah! Tunjukkan kepadaku satu amalan, yang jika aku mengamalkannya, maka aku akan dicintai oleh Allah dan dicintai manusia.” Beliau ﷺ menjawab: “Zuhudlah terhadap dunia, niscaya engkau dicintai Allah. Dan zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia, niscaya engkau dicintai manusia.” [Hadis ini dihasankan oleh Imam an-Nawawi, al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani, al-Iraqi, al-Haitsami, dan Syaikh al-Albani rahimahumullah dalam Silsilah al-Ahadis ash-Shahihah no. 944 dan Shahih al-Jami’ish Shaghir no. 922]

Syarah Hadis:

Hadis ini mengandung dua wasiat agung:

Pertama: Zuhud Terhadap Dunia

Zuhud ini bisa menguncang kecintaan Allah Azza wa Jalla kepada seorang hamba-Nya.

Kedua: Zuhud Terhadap Apa yang Dimiliki Orang Lain

Zuhud jenis ini bisa menyebabkan seseorang dicintai manusia.

Cara Mendapatkan Kecintaan Allah Azza Wa Jalla

Sabda Rasulullah ﷺ: “Zuhudlah terhadap dunia, niscaya Allah mencintaimu.”

Zuhud terhadap dunia adalah salah satu cara mendapatkan cinta Allah Azza wa Jalla . Yang dimaksud zuhud di sini ialah zuhud seperti yang dilakukan oleh para Ulama Salaf (Lihat penjelasan pengertian zuhud di: https://nasihatsahabat.com/pengertian-zuhud/). Dan bukan zuhud menurut cara ahlul bid’ah yang menyebabkan kaum Muslimin menjadi terbelakang (Lihat penjelasan zuhud yang bid’ah di https://nasihatsahabat.com/seperti-apa-zuhud-yang-bidah/). Kecintaan Allah Azza wa Jalla terhadap hamba-Nya adalah perkara agung. Orang yang dicintai Allah Azza wa Jalla berarti telah diberikan taufik (bimbingan) ke arah yang dicintai dan diridhai-Nya.

Masih banyak cara untuk mendapatkan kecintaan Allah Azza wa Jalla , di antaranya: berbuat baik kepada kedua orang tua, keluarga, sanak kerabat, tetangga, dan sesama kaum Muslimin, tawakkal kepada Allah Azza wa Jalla , menegakkan keadilan, sabar, takwa, bersuci lahir batin, berjihad di jalan Allah Azza wa Jalla , dan lain sebagainya. Kesimpulannya, bahwa cara mendapatkan kecintaan Allah Azza wa Jalla ialah menaati-Nya dengan jujur dan menjauhi segala larangan-Nya.

Cara Mendapatkan Kecintaan Manusia

Sabda Rasulullah ﷺ: “Dan zuhudlah terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya engkau dicintai manusia.”

Hadis ini menunjukkan bahwa Allah Azza wa Jalla mencintai orang-orang yang zuhud terhadap dunia. Allah Azza wa Jalla mencela orang-orang yang mencintai dan mengutamakan dunia daripada Akhirat. Allah Azza wa Jalla berfirman:

كَلَّا بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ ﴿٢٠﴾ وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ

Tidak! Bahkan kamu mencintai kehidupan dunia dan mengabaikan (kehidupan) Akhirat. [al-Qiyamah/75: 20-21]

Jika Allah Azza wa Jalla mencela orang-orang yang mencintai dunia, maka itu menunjukkan bahwa Dia memuji orang-orang yang tidak mencintai dunia, menolaknya, dan meninggalkannya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَـمَّهُ ؛ فَـرَّقَ اللّٰـهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَـيْهِ ، وَلَـمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَـهُ ، وَمَنْ كَـانَتِ الْآخِرَةُ نِـيَّـتَـهُ ، جَـمَعَ اللّٰـهُ لَهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِـيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَـا وَهِيَ رَاغِمَةٌ

Barang siapa yang tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barang siapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri Akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina [Shahih: HR. Ahmad V/183, Ibnu Majah no. 4105, dan Ibnu Hibban no. 72-Mawariduzh Zham-an) dari Sahabat Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadis ash-Shahihah no. 950)].

Zuhud terhadap apa saja yang ada di tangan manusia. Zuhud seperti ini membuat orang dicintai manusia. Rasulullah ﷺ bersabda:

وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْـمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ ، وَعِزَّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ

Dan ketahuilah, bahwa kemuliaan seorang Mukmin ialah shalat malamnya dan kehormatannya ialah tidak merasa butuh kepada manusia [Hasan: HR. al-Hakim IV/324-325, dan al-Baihaqi dalam Syu’abul Iiman no. 10058 dishahihkan oleh al-Hakim dan disepakati adz-Dzahabi. Hadis ini diHasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah no. 831 dan beliau menyebutkan tiga jalan periwayatan; dari ‘Ali, Sahl, dan Jabir radhiyallahu ‘anhu].

Seseorang yang sangat membutuhkan kecintaan orang lain, akan merasa senang dan lapang dada ketika ia hidup di tengah masyarakat yang mencintainya. Sebaliknya ia merasa sempit ketika hidup di tengah masyarakat yang membencinya. Namun, yang perlu diperhatikan dalam menggapai cinta manusia yaitu harus dengan cara yang benar dan adil yang dibenarkan dalam agama Islam, bukan dengan cara-cara yang menyimpang dari agama Islam [Qawa’id wa Fawa-id hlm. 271].

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ أَرْضَى النَّاسَ بِسَخَطِ اللهِ وَكَلَهُ اللهُ إِلَـى النَّاسِ ، وَمَنْ أَسْخَطَ النَّاسَ بِرِضَا اللهِ كَفَاهُ اللهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ

Barang siapa mencari ridha manusia dengan membuat Allah murka, maka ia diserahkan oleh Allah kepada manusia. Dan barang siapa membuat marah manusia dengan keridhaan Allah, maka Allah akan mencukupinya dari kekejaman manusia [Shahih: HR. Ibnu Hibban no. 277-At-Ta’liqatul Hisan, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya’ VIII/202, no. 11878, dan selainnya. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ish Shaghir no. 6010].

Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata: “Engkau senantiasa menjadi mulia di mata manusia atau manusia senantiasa memuliakanmu, jika engkau tidak mengambil apa yang ada di tangan manusia. Jika engkau mengambil apa yang ada di tangan manusia, mereka meremehkanmu, membenci perkataanmu dan benci kepadamu.” [Jami’ul ‘Ulum wal Hikam II/204-205]

Adapun orang yang zuhud terhadap apa yang ada di tangan manusia dan menahan diri darinya, maka mereka akan mencintai dan memuliakannya. Seorang Arab Badui bertanya kepada penduduk Basrah: “Siapakah orang mulia di desa ini?” Penduduk Bashrah menjawab: “Al-Hasan.” Orang Arab Badui itu bertanya: “Kenapa ia mulia bagi penduduk Bashrah?” Penduduk Bashrah menjawab: “Manusia membutuhkan ilmunya, sedang ia tidak membutuhkan dunia mereka.”

FAWAA-ID HADIS

  1. Tingginya cita-cita para sahabat. Terbukti mereka selalu bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan Akhirat mereka.
  2. Menetapkan salah satu sifat Allah Azza wa Jalla , yaitu Allah Azza wa Jalla mencintai dengan cinta yang sesungguhnya, yang sesuai dengan kemuliaan dan keagungan-Nya.
  3. Tidak mengapa bagi seseorang berusaha mendapatkan kecintaan manusia, selama cara dan tujuannya adalah benar dan diridhai Allah Azza wa Jalla .
  4. Keutamaan zuhud di dunia.
  5. Kedudukan zuhud lebih tinggi daripada wara’ karena wara’ artinya meninggalkan apa yang berbahaya saja. Sedangkan zuhud meninggalkan apa saja yang tidak bermanfaat di Akhirat.
  6. Zuhud sebagai sebab mendapatkan kecintaan Allah Azza wa Jalla . Dan di antara sebab terbesar mendapatkan kecintaan Allah Azza wa Jalla ialah mengikuti Sunnah Rasulullah ﷺ.
  7. Anjuran dan dorongan agar zuhud terhadap segala apa yang dimiliki orang lain, karena Nabi ﷺ menjadikan hal itu sebagai sebab mendapatkan kecintaan manusia.
  8. Merasa cukup dan tidak mengharap apa yang ada di tangan manusia, dan tidak minta-minta kepada mereka, akan membawa kepada kecintaan manusia.

 

Diringkas dari tulisan berjudul: ZUHUDLAH, NISCAYA ENGKAU DICINTAI ALLAH DAN DICINTAI MANUSIA

Oleh: Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Sumber: https://almanhaj.or.id/3585-zuhudlah-niscaya-engkau-dicintai-allah-dan-dicintai-manusia.html