بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
TUJUH AKIBAT PERBUATAN ZALIM
 
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin memiliki penjelasan yang bagus dalam memaknai zalim. Beliau mengatakan:
 
واعلم أن الظلم هو النقص، قال الله تعالى (كِلْتَا الْجَنَّتَيْنِ آتَتْ أُكُلَهَا وَلَمْ تَظْلِمْ مِنْهُ شَيْئاً) (الكهف: 33) ، يعني لم تنقص منه شيئاً، والنقص إما أن يكون بالتجرؤ على ما لا يجوز للإنسان، وإما بالتفريط فيما يجب عليه. وحينئذٍ يدور الظلم على هذين الأمرين، إما ترك واجب، وإما فعل محرم
 
“Ketahuilah, bahwa zalim itu adalah an naqsh (bersikap kurang). Allah taala berfirman (yang artinya): ‘Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu lam tazhlim (tidak kurang) buahnya sedikit pun‘. Maksudnya tidak kurang buahnya sedikit pun. Bersikap kurang itu bisa jadi berupa melakukan hal yang tidak diperbolehkan bagi seseorang, atau melalaikan apa yang diwajibkan baginya. Oleh karena itu, zalim berporos pada dua hal ini, baik berupa meninggalkan kewajiban, atau melakukan yang haram.” [Syarah Riyadush Shalihin, 2/486]
 
Oleh karena itu, jika dikatakan “Amr menzalimi Zaid”, artinya Amr melakukan hal yang tidak diperbolehkan terhadap Zaid, atau Amr meninggalkan apa yang wajib ia lakukan terhadap Zaid.
 
Lawan dari zalim atau azh zhulmu adalah adil atau al ‘adl. Maka adil artinya menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya, dan berada dalam koridor kebenaran.
 
Larangan Berbuat Zalim
 
Perbuatan zalim terlarang dalam Islam. Terdapat banyak sekali ayat Alquran dan hadis Nabi ﷺ yang mencela dan melarang perbuatan zalim, di antaranya:
 
Allah ﷻ berfirman:
 
أَلاَ لَعْنَةُ اللّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ
 
“Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim” [QS. Hud: 18]
 
إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
 
“Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan.” [QS. Al An’am: 21]
 
Nabi ﷺ bersabda:
 
اتَّقوا الظُّلمَ . فإنَّ الظُّلمَ ظلماتٌ يومَ القيامةِ
 
“jauhilah kezaliman, karena kezaliman adalah kegelapan di Hari Kiamat.” [HR. Al Bukhari no. 2447, Muslim no. 2578]
 
Beliau ﷺ juga bersabda:
 
المسلم أخو المسلم، لا يظلمه، ولا يسلمه
 
“Seorang Muslim itu adalah saudara bagi Muslim yang lain, tidak boleh menzaliminya, dan tidak boleh menelantarkannya.” [HR. Muslim no. 2564]
 
Perbuatan zalim menyebabkan pelakunya mendapat keburukan di dunia dan di Akhirat. Di antaranya:
 
1. Akan Di-Qishash Pada Hari Kiamat
 
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ pernah bertanya:
 
أتدرون ما المفلِسُ ؟ قالوا : المفلِسُ فينا من لا درهمَ له ولا متاعَ . فقال : إنَّ المفلسَ من أمَّتي ، يأتي يومَ القيامةِ بصلاةٍ وصيامٍ وزكاةٍ ، ويأتي قد شتم هذا ، وقذف هذا ، وأكل مالَ هذا ، وسفك دمَ هذا ، وضرب هذا . فيُعطَى هذا من حسناتِه وهذا من حسناتِه . فإن فَنِيَتْ حسناتُه ، قبل أن يقضيَ ما عليه ، أخذ من خطاياهم فطُرِحت عليه . ثمَّ طُرِح في النَّارِ
 
“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?”
Para sahabat pun menjawab: ”Orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak memiliki uang Dirham maupun harta benda”.
Nabi ﷺ bersabda: ”Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada Hari Kiamat dengan membawa pahala salat, puasa, dan zakat, tetapi ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan, sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa orang yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam Neraka.” [HR. Muslim no. 2581).
 
Nabi ﷺ juga bersabda:
 
مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
 
“Siapa yang pernah berbuat aniaya (zalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun, hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia), sebelum datang hari, yang ketika itu tidak bermanfaat Dinar dan Dirham. Jika dia tidak lakukan, maka (nanti pada Hari Kiamat), bila dia memiliki amal saleh, akan diambil darinya sebanyak kezalimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi, maka keburukan saudaranya yang dizaliminya itu akan diambil, lalu ditimpakan kepadanya.” [HR. Al-Bukhari no. 2449]
 
2. Mendapatkan Laknat dari Allah
 
Allah ﷻ berfirman:
 
يَوْمَ لا يَنفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
 
“(Yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya. Dan bagi merekalah laknat, dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk.” [QS. Ghafir: 52]
 
Laknat dari Allah artinya dijauhkan dari rahmat Allah.
 
3. Mendapatkan Kegelapan Di Hari Kiamat
 
Nabi ﷺ bersabda:
 
الظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ القِيَامَةِ
 
“Kezaliman adalah kegelapan pada Hari Kiamat.” [HR. Al Bukhari no. 2447, Muslim no. 2578]
 
4. Terancam oleh Doa Orang yang Dizalimi
 
Doa orang yang terzalimi dikabulkan oleh Allah, jika orang yang terzalimi mendoakan keburukan bagi yang menzaliminya. Rasulullah ﷺ bersabda:
 
وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
 
“Dan berhati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah.” [HR. Bukhari no.1496, Muslim no.19]
 
5. Jauh dari Hidayah Allah
 
Allah ﷻ berfirman:
 
إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
 
“Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” [QS. Al Maidah: 51]
 
6. Dijauhkan dari Al Falah
 
Allah ﷻ berfirman:
 
إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
 
“Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan mendapatkan al Falah.” [QS. Al An’am: 21]
 
Al falah artinya mendapatkan kebaikan di dunia dan di Akhirat
 
7. Kezaliman adalah Sebab Bencana dan Petaka
 
Allah ﷻ berfirman:
 
فَكَأَيِّن مِّن قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ فَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا وَبِئْرٍ مُّعَطَّلَةٍ وَقَصْرٍ مَّشِيدٍ
 
“Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim. Maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya. Dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi.” [QS. Al Hajj: 45]
 
 
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
TUJUH AKIBAT PERBUATAN ZALIM