بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
TIPS MEMASUKI SURGA FIRDAUS
 
Allah ﷻ berfirman:
 
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (3) وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (4) وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (5) إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (6) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (7) وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (-8-) وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (9) أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ (10) الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (11)
 
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)
• Orang-orang yang khusyuk dalam salatnya, dan
• Orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan
• Orang-orang yang menunaikan zakat, dan
• Orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki. Maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
 
Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara salatnya, mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi. (Yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” [QS. Al-Mukminun: 1-11]
 
Dari ayat di atas, untuk masuk dalam Surga Firdaus, ada enam sifat yang harus kita miliki.
 
Pertama: Khusyuk dalam salat
 
Khusyuk artinya berdiri di hadapan Allah dalam keadaan tunduk, merendahkan diri dan tenang.
 
Dulu para sahabat biasa mengangkat pandangannya ke langit-langit dalam salat. Ketika turun awal Surat Al-Mukminun (ayat 1 dan 2), barulah mereka menundukkan pandangan mereka dengan memandang ke tempat sujud.
 
Ibnu ‘Abbas menyatakan, bahwa khusyuk itu berarti tenang.
‘Ali bin Abi Thalib menyatakan, bahwa khusyuk itu berarti khusyuknya hati.
Al-Hasan Al-Bashri menyatakan, bahwa khusyuk itu dalam hati yang membuat anggota tubuh kita menjadi ikut tunduk. [Lihat Tafsir Alquran Al-‘Azhim, 5: 448]
 
Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan dalam halaman yang sama, bahwa khusyuk itu bisa digapai jika hati kita tidak memikirkan hal-hal di luar salat, dan mementingkan salat saja daripada berbagai perkara di luar salat.
 
Khusyuk sendiri ada dua macam, yaitu khusyuk pada lahiriyah dan khusyuk dalam batin.
 
• Khusyuk pada lahiriyah bisa digapai dengan keadaan yang tenang dan tidak banyak melakukan gerakan sia-sia dalam salat (seperti memandang ke langit-langit, menoleh kanan-kiri, banyak gerak yang tidak berguna dan tidak dibutuhkan). Khusyuk lahiriyah juga bisa dicapai dalam bentuk tidak mendahului, berbarengan dan telat dari imam, karena yang diperintahkan adalah mutaba’ah (mengikuti) imam.
 
• Khusyuk dalam batin bisa digapai dengan menghayati kebesaran Allah, memikirkan makna ayat, zikir, dan doa dalam salat, dan tidak peduli pada was-was setan.
 
Para ulama katakan, bahwa khusyuk itu dibangun dari dalam batin, dan akan berpengaruh pada jawarih (anggota badan). Jika kekhusyukan dalam hati itu kurang, maka akan nampak pada anggota badan. Namun ingat, menampak-nampakkan diri kita khusyuk tidak disukai, karena tanda ikhlas adalah menyembunyikan kekhusyukan. [Lihat bahasan dalam kitab Irsyadul Musholli, hlm. 228-229]
 
Semoga Allah menjadikan kita memiliki salat yang khusyuk, yang jadi suatu kenikmatan dan penyejuk pandangan.
 
Kedua: Menjauhkan diri dari hal yang tidak berguna
 
Maksudnya di sini adalah menjauhkan diri dari kebatilan, termasuk kesyirikan. Juga termasuk menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak berfaidah. [Lihat Tafsir Alquran Al-‘Azhim, 5: 449]
 
Syaikh As-Sa’di menyatakan, bahwa jika dari yang sia-sia saja dijauhi, maka yang haram lebih pantas dijauhi. [Lihat Tafsir As-Sa’di, hlm. 576]
 
Ketiga: Menunaikan zakat
 
Yang dimaksud di sini adalah menunaikan zakat maal, yaitu zakat dari harta jika memang sudah terpenuhi syarat nishab dan syarat haul (bertahan selama satu tahun).
 
Perintah menunaikan salat dengan khusyuk dan menunaikan zakat menunjukkan, bahwa kita tidak hanya mementingkan ibadah pada Sang Khaliq, namun juga hendaklah berbuat baik pada sesama dengan menolong yang susah, lewat zakat. [Lihat Tafsir As-Sa’di, hlm. 576]
 
Keempat: Menjaga kemaluan dari zina
 
Sifat keempat ini adalah mereka menjaga kemaluannya dari zina. Termasuk dalam hal ini kata Syaikh As-Sa’di rahimahullah adalah menjaga diri hal-hal yang mengantarkan pada zina, seperti memandang lawan jenis (dengan syahwat) dan bersentuhan dengan lawan jenis. Kemaluan tadi dijaga pada setiap orang, kecuali pada istri dan budak yang halal untuknya.
 
Ini juga jadi dalil kata Syaikh As-Sa’di, bahwa nikah mut’ah (kawin kontrak) itu haram seperti yang dilakukan oleh orang Syiah (Rafidhah). Pada kawin kontrak yang dinikahi adalah bukan istri sejati, yang maksudnya untuk tetap selamanya. [Lihat bahasan dalam Tafsir As-Sa’di, hlm. 576]
 
Hakikat Nikah Mut’ah adalah zina berkedok nikah.
 
Ibnu Katsir menyatakan, bahwa ayat ini juga menunjukkan larangan melakukan liwath (hubungan yang dilakukan dengan sesama jenis) seperti yang terjadi di masa Nabi Luth ‘alaihis salam. [Lihat Tafsir Alquran Al-‘Azhim, 5: 449]
 
Ayat ini menunjukkan larangan untuk melakukan onani, yaitu mengeluarkan mani secara paksa dengan tangan. Ini jadi dalil dari Imam Syafi’i rahimahullah, dikarenakan dalam ayat hanya dibolehkan syahwat dengan kemaluan disalurkan pada istri atau hamba sahaya yang dimiliki. [Lihat Tafsir Alquran Al-‘Azhim, 5: 450]
 
Kelima: Memerhatikan amanat dan janji
 
Sifat orang beriman tidaklah meniru sifat orang munafik. Sifat orang beriman adalah ketika diberi amanat, ia tidak khianat. Ketika berjanji dan membuat akad, maka ia menunaikannya.
 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
 
مِنْ عَلاَمَاتِ الْمُنَافِقِ ثَلاَثَةٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ
 
“Di antara tanda munafik ada tiga:
• Jika berbicara, dusta;
• Jika berjanji, tidak menepati;
• Jika diberi amanat, ia khianat.” [HR. Muslim, no. 59]
 
Dalam riwayat lain disebutkan:
 
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ وَإِنْ صَامَ وَصَلَّى وَزَعَمَ أَنَّهُ مُسْلِمٌ
 
“Tanda munafik itu ada tiga, walaupun orang tersebut puasa dan mengerjakan salat, lalu ia mengklaim dirinya muslim.” [HR. Muslim, no. 59]
 
Keenam: Menjaga salat
 
Sifat yang terakhir adalah mereka merutinkan salat pada waktunya.
 
Dalam hadis disebutkan, “Ibnu Mas’ud pernah bertanya pada Rasulullah ﷺ:
 
أَىُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ « الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا » . قَالَ ثُمَّ أَىُّ قَالَ « ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ » .قَالَ ثُمَّ أَىّ قَالَ « الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ »
 
“Amalan apa yang paling dicintai oleh Allah?”
Jawab Rasulullah ﷺ: “Salat pada waktunya.”
“Kemudian apa lagi?” tanya Ibnu Mas’ud.
Jawab Rasulullah ﷺ: “Kemudian berbakti pada kedua orang tua.”
“Kemudian apa lagi?” tanya Ibnu Mas’ud.
Jawab Rasulullah ﷺ: “Jihad di jalan Allah.” [HR. Bukhari, no. 5970 dan Muslim. no. 85]
 
Kesimpulannya, orang yang beruntung mendapatkan Surga Firdaus:
 
1- Orang yang salatnya khusyuk.
2- Orang yang menjauhkan diri dari hal yang tidak berguna.
3- Orang yang menunaikan zakat.
4- Menjaga kemaluan dari zina.
5- Memerhatikan amanat dan janji.
6- Orang yang menjaga salat.
 
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
TIPS MEMASUKI SURGA FIRDAUS