بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
#DakwahSunnah
TERNYATA PERIBAHASA DAN PEPATAH INI ADALAH ALQURAN, HADIS DAN AJARAN ISLAM
Agama Islam sangat lengkap dan sempurna. Semua hikmah, ajaran kebaikan, dan jalan ketenangan dan kebahgiaan ada dalam Ajaran Islam. Kali ini kita buktikan dengan banyaknya peribahasa dan pepatah bijak, yang ternyata itu adalah hadis dan ajaran Islam, atau inti kandungannya sudah ada dalam ajaran Islam.
Allah ta’ala berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu dan telah Ku-cukupkan nikmat-Ku kepadamu, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agamamu.” [QS Al-Maidah: 3]
Sayang sekali jika seorang Muslim berpegang teguh dan termotivasi dengan suatu peribahasa atau pepatah, akan tetapi ia tidak tahu, bahwa ternyata itu adalah Alquran dan hadis. Ataupun sayang sekali jika seorang Muslim lebih senang mencari motivasi, mencari ketenangan dan mencari kebahagiaan dengan perkataan orang kafir yang dianggap bijak. Atau lebih termotivasi dengan pepatah agama kuno Animisme, lebih bahagia dengan pepatah Kejawen, atau menukil perkataan orang-orang fasik. Sebenarnya boleh-boleh saja, asal kandungannya tidak bertentangan dengan syariat. Akan tetapi selayaknya seorang Muslim lebih mendahulukan perkataan Allah dan Rasul-Nya ﷺ, perkataan para ulama dan ahli ilmu. Karena jika kita mencari kebahagiaan selain agama Islam, maka kita tidak akan mendapatkannya. Hanya kebahagiaan semu dan sementara yang akan kita dapatkan. Allah ta’ala berfirman:
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ اْلأِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلأَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barang siapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali (agama itu) tidaklah akan diterima, dan di Akhirat kelak dia termasuk orang yang rugi.” [QS Ali Imran: 85]
Berikut peribahasa atau pepatah yang ternyata ada dalam Alquran, hadis ataupun inti ajaran Islam:
>> “Tangan di atas lebih baik dari tangan dibawah.”
Ini adalah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى
“Tangan yang di atas lebih baik dibanding tangan yang di bawah” [HR. BUkhari dan Muslim]
>> “Tidak terjatuh di lubang yang sama”
>> “Atau “Hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali”
Semakna dengan hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ
“Seorang yang beriman tidak terperosok di satu lubang yang sama dua kali” [HR. BUkhari dan Muslim].
>> “Setelah kesulitan ada kemudahan”
Semakna dengan ayat Alquran, Allah ta’ala berfirman:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” [QS Asy Syarh: 5-6]
>> Menghormati yang besar dan menyayangi yang kecil
Semakna dengan hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيَعْرِفْ شَرَفَ كَبِيْرِنَا
“Bukan termasuk golonganku, orang yang tidak sayang kepada yang kecil, dan tidak mengenal kedudukan orang yang besar.” [HR. Abu Dawud 4943, Tirmidzi 1921, dikeluarkan Ahmad bin Hanbal 2/75, Shahih Jami’ 2/5444]
>> Bagai menegakkan benang basah
>> Atau “Mencari jarum dalam jerami” artinya sesuatu yang tidak mungkin. Maka ini juga ada ungkapannya dalam ayat yaitu fiman Allah ta’ala:
{ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ } [الأعراف: 40]
“Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk Surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. “ [QS Al-A’raaf:40]
>> “Yang sedang-sedang saja”
Atau papatah “Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya”. Ini memang bukan hadis yang benar, akan tetapi statusnya adalah “Mauquuf”. Yaitu perkataan para sahabat. Dan tentu para sahabat gurunya adalah Rasulullah ﷺ. Dan ada dalil-dalil yang menyebutkan, bahwa ajaran Islam memang pertengahan, tidak ektrim dan tidak meremehkan.
Hadis Mauquuf adalah:
خير الأمور أوسطها
“Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahannya.” [Didhaifkan oleh Syaikh Al-Albani dalm dhaif Al-Jami’ no. 1252 beliau berkata: jalur yang lain ini hadis Mauquuf]
>> “Long life learner” (Belajar seumur hidup)
Maka ini juga sudah ada dalam ajaran Islam, sebagaimana perkataan Imam Ahmad rahimahullah yang terkenal:
مع المحبرة، إلى المقبرة
“Ma’al mahbarah ilal maqbarah”
“Bersama tempat tinta hingga ke kuburan” [Manaqib Al-Imam Ahmad”, 32-33, dinukil dari: http://www.ummah.com]
>> Seperti pohon yang tidak berbuah
Ini adalah perkataan ulama dan temasuk ajaran Islam, jika meninjau dalil-dalil yang lain. Al-Khathib al-Baghdadi rahimahullah berkata:
فَإِنَّ الْعِلْمَ شَجَرَةٌ وَالْعَمَلَ ثَمَرَةٌ، وَلَيْسَ يُعَدُّ عَالِمًا مَنْ لَمْ يَكُنْ بِعِلْمِهِ عَامِلًا
“Sesungguhnya ilmu adalah pohon, dan amal adalah buahnya. Seseorang tidak akan dianggap alim, bila tidak mengamalkan ilmunya.” [Iqtidhaul Ilmi Al-’Amal hal. 14, Maktab Al-Islami, Beirut, Syamilah]
Penutup
Demikianlah, kita perlu yakini dan tekankan sekali lagi, bahwa semua yang berkaitan dengan kemashlahatan dunia dan Akhirat sudah diajarkan oleh Islam. Mengapa kita masih mencari motivasi, jalan keluar dan prinsip hidup dari orang-orang kafir dan fasik? Mengambil dari filsafat Yunani atau filsafat Cina dan sebagainya. Boleh-boleh saja jika bersesuaian dengan Islam. Tetapi kenapa kita tidak mendahulukan perkataan Allah dan Rasul-Nya ﷺ, perkataan sahabat, perkataan ulama dan orang-orang saleh.
Berkaitan dengan tema tulisan ini silakan baca:
Benang Merah Syariat Dan Empat Sifat Dasar [Melankolis, Koleris, Sanguin Dan Plegmatis]
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Penyusun: Raehanul Bahraen
[Artikel www.Muslimafiyah.com]
Sumber:
Leave A Comment