Setan dari Kalangan Jin dan Manusia

Meniti As-Shiraath Al-Mustaqiim memang tidak kosong dari ujian dan cobaan, halangan dan rintangan. Ketahuilah, setan -baik dari kalangan jin dan manusia-  tidaklah tinggal diam. Mereka terus berusaha memalingkan hamba-hamba Allah yang beriman dari jalan-Nya yang lurus. Berbagai jurus penyesatan mereka gunakan, mereka menampakan kebenaran sebagai kebatilan. Dan sebaliknya, mereka pun menghiasi kekufuran dan kemaksiatan agar nampak indah di pandangan kaum muslimin.

Para Nabi ‘alaihimush shalatu was salam pun memiliki musuh, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta’ala:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

“Dan demikianlah, Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)” (QS. Al-An’aam: 112).

Iblis, pentolan para setan itu, sesungguhnya telah bertekad untuk menyesatkan manusia, Allah Ta’ala berfirman mengisahkan hal tersebut:

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ

(16) Iblis menjawab “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

(17) Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat) (QS. Al-A’raaf: 16-17).

Ketahulah, bahwa musuh-musuh dakwah yang haq dan penebar syubhat batil itu merasa bangga dengan ilmu yang mereka miliki. Allah Ta’ala berfirman:

فَلَمَّا جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرِحُوا بِمَا عِنْدَهُمْ مِنَ الْعِلْمِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ

(83) Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa ketarangan-keterangan yang jelas, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh adzab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu (QS. Ghaafir: 83)

Mereka sangka bahwa diri mereka memiliki ilmu yang patut dibanggakan dan mereka anggap alasan mereka itu ilmiah. Namun, sesungguhnya Allah telah menjelaskan bahwa setiap syubhat (kebatilan yang samar) dan alasan yang mereka gunakan untuk membantah kebenaran, semua itu tertolak dan sia-sia. Allah Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ يُحَاجُّونَ فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا اسْتُجِيبَ لَهُ حُجَّتُهُمْ دَاحِضَةٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌµ

“Dan orang-orang yang membantah (agama) Allah sesudah agama itu diterima, maka alasan mereka itu sia-sia saja di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapat kemurkaan (Allah) dan bagi mereka adzab yang sangat keras” (QS. Asy-Syuuraa: 16).

Ayat yang mulia ini menunjukkan, bahwa setiap orang yang membantah agama Allah dengan batil, dengan menebarkan syubhat kepada kaum muslimin, memang ia dikatakan memiliki hujah (alasan) bagi syubhat yang ditebarkan tersebut, namun hujahnya itu BATIL DAN TERTOLAK.

Kendati pun, alasan mereka itu jelas-jelas batil, tertolak dan sia-sia, namun kenyataannya, banyak orang yang masih tertipu dengan syubhat mereka. Tidak setiap orang memilih petunjuk Allah dan surga-Nya. Bahkan banyak orang yang memilih kesesatan dan neraka-Nya.

Allah Ta’ala berfirman:

أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا ۖ فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۖ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَµ

(8) Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk, lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (QS. Faathir: 8).

 

Namun jangan bersedih hati. Ketahuilah, bahwa tidak ada satu pun syubhat dan alasan batil yang mereka sebarkan, melainkan di dalam Al-Qur`an Al-Karim pastilah ada jawabannya. Hal ini sebagaimana firman Allah berikut ini:

وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا

Tidaklah orang-orang musyrik itu datang kepadamu (membawa) hujjah (alasan), melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya (QS. Al-Furqaan: 33).

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat tersebut:

{ ولا يأتونك بمثل } أي : بحجة وشبهة { إلا جئناك بالحق وأحسن تفسيرا } أي : ولا يقولون قولا يعارضون به الحق ، إلا أجبناهم بما هو الحق في نفس الأمر ، وأبين وأوضح وأفصح من مقالتهم .

“Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) hujjah (alasan)” , maksudnya adalah hujjah dan syubhat “melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya”, maksudnya adalah tidaklah mereka mengatakan suatu ucapan yang dengan ucapan itu mereka menentang kebenaran, melainkan Kami membantah mereka dengan kebenaran dalam masalah itu dan dengan sesuatu yang lebih jelas, lebih terang serta lebih fasih dari ucapan mereka tersebut! (Tafsir Ibnu Katsir).

Penulis: Ustadz Sa’id Abu Ukasyah