بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
TAKRIF BIDAH DAN PENJELASAN MAKNANYA
 
Berkata Imam Asy-Syathibi (wafat 790 H) rahimahullah:
 
“Asal kata bidah adalah بدع yang bermakna membuat sesuatu yang baru, tanpa contoh yang mendahului. Di antaranya adalah firman Allah:
 
بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
 
“(Allah) Pencipta langit dan bumi.” [QS. Al-Baqarah: 117]
 
Yaitu Allah yang baru menciptakannya, tanpa contoh yang mendahului.
 
Firman-Nya:
 
ما كنت بدعا من الرسل
 
“Katakanlah (Muhammad), “Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul.” [QS. Al-Ahqaf: 19]
 
Yaitu aku bukanlah yang pertama kali datang membawa risalah dari Allah kepada segenap hamba. Bahkan aku telah didahului oleh banyak rasul.
 
Dikatakan:
 
ابتدع فلان بدعة
 
Fulan berbuat bidah.
 
Yakni ia memulai jalan yang tidak ada yang mendahuluinya. Ini adalah “perkara yang badi'”. Dikatakan pada sesuatu yang dianggap bagus, yang tidak ada samanya dalam kebagusan, seakan tidak ada yang semisalnya mendahuluinya, dan tidak ada yang menyerupainya.
 
Dari makna ini dinamakan bidah dengan bidah. Maka menggalinya (mengeluarkannya) untuk ditempuhi adalah ibtida’ (membuat bidah), keadaannya adalah bidah, dan terkadang ilmu yang diamalkan di atas cara itu dinamakan bidah.
 
Maka dari makna ini, amalan yang tidak ada dalil di atasnya dalam syariat dinamakan bidah. Dan itu merupakan pemutlakan yang lebih khusus darinya secara bahasa, berdasarkan yang disebutkan.
 
Maka kalau begitu bidah adalah
 
عبارة عن طريقة فى الدين مخترعة تضاهي الشرعية يقصد بالسلوك عليه المبالغة فى التعبد لله سبحانه.
 
Ungkapan tentang jalan yang baru dibuat di dalam agama yang menyaingi syariat, yang dimaksudkan bersungguh-sungguh dalam menempuhnya dalam beribadah kepada Allah.
 
Ini berdasarkan pendapat orang yang tidak memasukkan adat dalam makna bidah. Hanya saja dia mengkhususkannya dalam ibadah-ibadah. Dan adapun berdasarkan pendapat orang yang memasukkan amalan-amalan yang bersifat biasa (adat) dalam makna bidah, maka dia mengatakan:
 
Bidah adalah jalan yang baru dibuat di dalam agama yang menyaingi syariat, yang dimaksudkan dalam menempuhinya apa yang dimaksudkan dalam jalan syariat.
Dan mesti menjelaskan lafal-lafal pendefinisian ini.
 
Tariqah, tariq, sabil dan sanan (sunnah) adalah semakna, yaitu apa yang digariskan untuk ditempuhi.
 
Dan sesungguhnya saja bidah diikat dalam (lingkup) agama, karena ia baru dibuat di dalam agama, dan pelakunya menyandarkannya kepadanya. Dan juga kalaulah bidah itu adalah jalan yang baru dibuat di dalam urusan dunia secara khusus, tidaklah dinamakan bidah. Seperti membuat peralatan-peralatan dan negeri-negeri yang tidak diketahui pada masa lalu.” [Al-i’tisham (1/49 – 51)]
 
Sumber: Harian Ilmu
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
TAKRIF BIDAH DAN PENJELASAN MAKNANYA