بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
ARTI MATI MENDADAK UNTUK ORANG MUKMIN DAN ORANG KAFIR
>> Apakah mati mendadak tanda kemurkaan Allah?
 
Dalam sebuah hadis disebutkan:
 
۞ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ خَالِدٍ السُّلَمِىِّ – رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَرَّةً عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ مَرَّةً عَنْ عُبَيْدٍ – قَالَ « مَوْتُ الْفَجْأَةِ أَخْذَةُ أَسَفٍ ».
Dari ‘Ubaid bin Khalid as-Sulami, seorang laki-laki dari sahabat Nabi ﷺ, perawi terkadang mengatakan dari Nabi ﷺ, dan terkadang mengatakan dari ‘Ubaid, dia berkata:
 
“Kematian mendadak adalah siksaan yang membawa penyesalan.”
Dan para ulama telah menjelaskan, mengapa kematian mendadak merupakan siksaan yang membawa penyesalan.
 
Ali al-Qari rahimahullah berkata:
“Yaitu kematian mendadak merupakan dampak dari dampak kemurkaan Allah, sehingga Allah ﷻ tidak membiarkannya bersiap-siap untuk Akhiratnya dengan tobat, dan dengan memersiapkan bekal Akhirat. Dan Allah ﷻ tidak memberikannya sakit yang bisa menjadi penghapus dosa-dosanya.”
Ibnu Baththal rahimahullah berkata:
“Hal itu, wallahu a’lam, karena di dalam kematian mendadak dikhawatirkan terhalangi dari membuat wasiat dan tidak memersiapkan untuk (bekal) Akhirat dengan tobat, dan amal-amal saleh lainnya.”
 
Adapun bagi orang Mukmin yang selalu memersiapkan diri dengan iman yang sahih dan amalan yang saleh, maka kematian mendadak merupakan KERINGANAN baginya.
 
۞ عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : مَوْتُ الْفُجَاءَةِ تَخْفِيفٌ عَلَى الْمُؤْمِنِ ، وَأَخْذَةُ أَسَفٍ عَلَى الْكَافِرِ
 
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
“Kematian mendadak adalah keringanan terhadap seorang Mukmin, dan siksaan yang membawa penyesalan terhadap orang kafir.” [HR Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf, no. 6.781]
 
Kalimat ini juga diriwayatkan dari perkataan sebagian sahabat:
 
۞ عَنْ ابْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ : مَوْتُ الْفُجَاءَةِ تَخْفِيفٌ عَلَى الْمُؤْمِنِ ، وَأَسَفٌ عَلَى الْكَافِرِ
 
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
“Kematian mendadak adalah keringanan terhadap seorang Mukmin, dan siksaan yang membawa penyesalan terhadap orang kafir.” [HR. Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf (no. 6.776), ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabîr (no. 6.782)]
 
Yang dimaksud Mukmin di sini adalah orang Mukmin yang telah memersiapkan diri menghadapi kematian dan selalu memerhatikannya.
 
Sedangkan orang kafir maka sangatlah jelas. Karena dengan kematian mendadak, ia tidak sempat bertobat dan memersiapkan diri untuk Akhirat.
 
Yang terpenting bukanlah mati mendadak atau tidak, tetapi apa yang kita siapkan untuk kehidupan setelah kematian.
 
Rasulullah ﷺ bersabda:
 
ﺍﻟْﻜَﻴِّﺲُ ﻣَﻦْ ﺩَﺍﻥَ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﻭَﻋَﻤِﻞَ ﻟِﻤَﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ
 
“Orang yang pandai adalah orang yang mampu mengevaluasi dirinya dan beramal, (mencurahkan semua potensi) untuk kepentingan (kehidupan) setelah kematian.” [HR. Tirmidzi]
 
Syaikh Al-Mubarakfuri menjelaskan makna “al-Kayyis” yaitu orang yang pandai dan berakal, beliau berkata:
 
أي العاقل المتبصر في الأمور الناظر في العواقب
 
“Al-Kayyis yaitu yang berakal dan suka berpikir (merenungkan) pada suatu urusan, dan suka memerhatikan akibat-akibat/ hasil akhir.” [Tuhfatul Ahwadzi, Darul Kutub Al-Ilmiyyah]
 
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
“Sesungguhnya tidak ada yang lebih baik bagi kalian saat bertemu Allah Taala daripada sedikitnya dosa. Maka barang siapa yang suka mengungguli ahli ibadah yang bersungguh-sungguh, maka hendaknya dia menahan dirinya dari banyak melakukan dosa.” [Shifatus Shofwah I/319]
 
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menyatakan, “Telah diriwayatkan dari Imam Ahmad dan sebagian (Ulama) Syafiiyyah tentang tidak disukainya kematian mendadak. Sedangkan Imam Nawawi rahimahullah meriwayatkan dari sebagian orang-orang zaman dahulu, bahwa sekelompok orang dari para nabi dan orang-orang saleh mati mendadak. (Imam) Nawawi rahimahullah berkata: ‘Itu disukai oleh orang-orang yang memerhatikan (akan datangnya kematian)’.” Aku (al-hafizh) berkata: “Dengan ini dua pendapat itu berkumpul.” [Fathul–Bari, 3/255]
 
Semoga Allah selalu menolong kita untuk selalu mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya, dan meningkatkan ibadah kita kepada-Nya. Hanya Allah tempat mengadu dan memohon.
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
ARTI MATI MENDADAK UNTUK ORANG MUKMIN DAN ORANG KAFIR