بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
SOLUSI KARYAWAN TOKO DISURUH PAKAI TOPI SINTERKLAS
 
Selama Desember, sebagian karyawan mulai berdandan dengan aksesoris perayaan Natal umat Nasrani dengan menggunakan topi Sinterklas (Santa Klaus). Ahad lalu kami pun sempat menemukan di Bandara Soeta, pelayan toko sibuk melayani kami dengan topi Sinterklas. Padahal kami tahu, tampangnya adalah Muslim. Sungguh sayang, malah penampilan Nasrani yang ia kenakan. Ini tidak hanya ditemukan pada pelayan toko, ada pula pengemudi taksi yang mengenakan pakaian ala Christmas ini pada waktu Desember.
 
Toleransi yang Kebablasan
 
Semua mal, kantor-kantor swasta dan BUMN pakai pohon Natal. Pegawai atau karyawannya disuruh pakai topi-topi merah (Sinterklas). Seandainya kita pergi ke negara-negara Kristen di Eropa, tidak ada tuh kalau Idul Fitri karyawan tokonya disuruh pakai sorban kayak ustadz-ustadz. Di Indonesia saja yang aneh. Begitu menjelang Natal, ramai kenakan busana seperti itu.
 
Toleransi yang sebenarnya adalah MEMBIARKAN KAUM NASRANI DENGAN PERAYAAN MEREKA, BUKAN ikut nimbrung merayakan. Banyak umat Islam yang salah kaprah dengan istilah toleransi. Padahal agama kita sudah memiliki prinsip:
 
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
 
“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku” [QS. Al Kafirun: 6]. Ayat ini semisal firman Allah ta’ala:
 
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ
 
“Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing.” [QS. Al Isra’: 84]
 
أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ
 
“Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan, dan aku pun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.” [QS. Yunus: 41]
 
لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ
 
“Bagi kami amal-amal kami, dan bagimu amal-amalmu.” [QS. Al Qashshash: 55]
 
Ibnu Jarir Ath Thobari berkata:
“Bagi kalian agama kalian. Jangan kalian tinggalkan selamanya, karena itulah akhir hidup yang kalian pilih. dan kalian sulit melepaskannya. Begitu pula kalian akan mati dalam keadaan di atas agama tersebut. Sedangkan untukku yang aku anut. Aku pun tidak meninggalkan agamaku selamanya. Karena sejak dahulu sudah diketahui, bahwa aku tidak akan berpindah ke agama selain itu.” [Tafsir Ath Thobari, 24: 704]
 
Lakum diinukum wa liya diin juga bisa terdapat dua makna:
 
Pertama: Bagi kalian akidah kekufuran yang kalian anut, bagi kami akidah Islam.
 
Kedua; Karena diin bisa bermakna al jazaa’, yaitu Hari Pembalasan, maka artinya: Bagi kalian balasan, dan bagiku balasan. Demikian dijelaskan oleh Al Mawardi dan Muhammad Sayid Thonthowi dalam kitab tafsir keduanya.
 
Simbol Agama Nasrani, Nabi ﷺ Suruh Lepas
 
‘Adi bin Hatim pernah berkata, bahwa beliau pernah mendatangi Nabi ﷺ dan di lehernya terdapat Salib dari emas. Lantas Nabi ﷺ mengatakan:
 
يَا عَدِىُّ اطْرَحْ عَنْكَ هَذَا الْوَثَنَ
 
“Wahai ‘Adi, buang berhala yang ada di lehermu.” [HR. Tirmidzi no. 3095, Hasan menurut Syaikh Al Albani]
 
Kita tahu, bahwa ‘Adi bin Hatim dulunya adalah Nasrani, sehingga masih ada bekas-bekas agamanya yang dulu. Wajar ketika itu beliau masih menggunakan Salib. Maka Nabi ﷺ menyuruh melepas simbol agama Nasrani tersebut. Tentu hal yang sama akan diberlakukan oleh Nabi ﷺ jika melihat pegawai, karyawan, pelayan dan pengemudi Muslim mengenakan simbol Nasrani berupa topi Santa Klaus atau Sinterklas. Karena kita umat Islam pun setuju, itu bukan simbol perayaan kita.
 
Tidak Boleh Menaati Atasan dalam Maksiat
 
Nabi ﷺ bersabda:
 
لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوقٍ فِى مَعْصِيَةِ اللَّهِ
 
“Tidak boleh menaati makhluk dalam bermaksiat kepada Allah.” [HR. Ahmad 5: 66, dari Al Hakam bin ‘Amr Al Ghifari. Sanad hadis ini Shahih, kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth). Mengenakan aksesoris Natal tentu tidak boleh ditaati jika diperintah oleh atasan.
 
Bagaimana jika paksaan? Kami jawab, bahwa senyatanya pekerjaan di muka bumi itu banyak. Jika harus keluar dari pekerjaan seperti itu, pasti Allah akan beri ganti yang lebih baik. Nabi ﷺ bersabda:
 
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً اتِّقَاءَ اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ إِلاَّ أَعْطَاكَ اللَّهُ خَيْراً مِنْهُ
 
“Tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah ‘azza wa jalla, melainkan Allah mengganti dengan yang lebih baik” [HR. Ahmad 5: 78, sanad Shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth]
 
Bagi atasan Nasrani, tolong jangan paksa kami untuk memakai simbol agama kalian. Karena kalian pun tidak pernah menggunakan koko, kopiyah dan simbol agama kami ketika kami merayakan Idul Fitri dan Idul Adha. Sudah cukup dengan karyawan atau pegawai Nasrani yang mengenakannya. Bukan kami yang ingin komitmen dengan ajaran Islam turut nimbrung dalam merayakan.
 
Hanya Allah yang memberi taufik.
 
 
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
[Artikel Muslim.Or.Id]

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
 #Natalan,  #pohonNatal,  #simbolNasrani, #Nasrani,  #Nashrani,  #Kristen,  #Katolik,  #karyawan,  #disuruh,  #dipaksa,  #pakaitopiSinterklas,  #Sinterklas,  #SantaClaus,  #SantaKlaus  #TidakbolehmenaatimakhlukdalambermaksiatkepadaAllah   #akidahIslam,  #aqidah Islam,  #kufur,  #kekufuran,  #kafir,  #orangkafir  #Lakumdiinukumwa liyadiin  #saveyouraqidah,  #saveyourakidah