بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#Nasihat_Ulama

SIAPAKAH MUSLIM PENISTA ALQURAN?

Mungkin saja seorang Muslim yang menista dan menghinakan Alquran, ketika ia sendiri tidak mau memelajari dan mengamalkan. Dari Anas bin Malik, Nabi ﷺ bersabda:

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَمَنْ أَحَبَّ عَبْدًا لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَمَنْ يَكْرَهُ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُلْقَى فِى النَّارِ

“Tiga perkara yang bila seseorang memilikinya, maka ia akan merasakan manisnya iman, yaitu:

(1) Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya,

(2) Ia mencintai saudaranya hanyalah karena Allah,

(3) Ia benci kembali pada kekufuran, setelah Allah menyelamatkan darinya, sebagaimana ia tidak suka jika dilemparkan dalam api.” (HR. Bukhari, no. 21; Muslim, no. 43)

Marilah kita syukuri nikmat yang ada tadi dengan berusaha untuk terus meningkatkan ketakwaan kita pada Allah dan berusaha mati di atas iman, sebagaimana perintah Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya. Dan janganlah sekali-kali kamu mati, melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

Kita memang harus membela Alquran. Siapa saja yang membela Alquran, maka Alquran akan menjadi pembelanya pada Hari Kiamat. Sebagaimana kita tahu pula, bahwa Alquran akan menjadi pemberi syafaat bagi kita pada Hari Kiamat.

Sebaliknya kita tidak boleh menghinakan dan menistakan Alquran, kitab suci kita. Bukan hanya orang lain yang tidak boleh menistakan, atau orang lain di luar Islam tidak boleh menistakan. Kita sendiri sebagai umat Islam tidak boleh menistakan Alquran, dan harus mencintai kitab suci kita yang mulia.

Coba perhatikan perkataan Ibnul Qayyim berikut yang menunjukkan bagaimana ciri-ciri orang yang mencintai Alquran.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

Cinta pada Alquran (Kalamullah) adalah tanda cinta pada Allah.

Jika engkau ingin tahu bagaimanakah tanda dirimu dan sekitarmu cinta pada Allah, maka lihatlah bagaimana kecintaan Alquran pada dirimu.

Ketahuilah, kelezatan mendengar Alquran lebih lezat daripada kelezatan orang yang mendengar nyanyian (lagu yang benar-benar menyia-nyiakan).

Tentu saja tanda seseorang yang mencinta adalah ia sangat menyukai kalam yang dicintai. Sehingga diibaratkan dalam sebuah syair:

Jika engkau mengaku mencintai-Ku, janganlah engkau tinggalkan kitab-Ku (Alquran)

Saat engkau merenungkan Kitab-Ku, engkau akan rasakan bagaimanakah lezatnya kalimat-Ku di dalamnya.

‘Utsman bin ‘Affan pernah mengutarakan: “Seandainya hati kita bersih, tentu kita tidak akan pernah puas bersama Alquran (Kalamullah). Sungguh aneh, bagaimana seseorang bisa puas mendengar kalimat indah dari yang ia cintai.” (Al-Jawab Al-Kafi, hlm. 170)

Berarti ciri-ciri orang yang mencintai Alquran adalah selalu bersama Alquran dan senang mendengar Alquran.

Ingat, Alquran bisa jadi pembela atau musuh kita pada Hari Kiamat.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

وَالقُرْاَنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

“Alquran itu bisa menjadi pembelamu atau musuh bagimu.” (HR. Muslim no. 223)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah berkata:

”Alquran itu bisa menjadi pembelamu, jika engkau melaksanakan nasihat terhadap Alquran.”

Bagaimana maksudnya?

Tanda seorang Muslim mencintai Alquran, tidak menjadi penista adalah:

1- Menghafalkannya,

2- Merenungkannya (menadaburinya),

3- Memelajari lafaz-lafaznya,

4- Memelajari (memahami) maknanya,

5- Berusaha mengamalkannya untuk diri sendiri, dan mengajarkannya pada orang lain. (Kata Syaikh As-Sa’di dalam Bahjatul Qulub Al-Abrar)

Contoh orang yang membela Alquran itu seperti ini:

Ketika ia membaca ayat:

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ

“Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat.” (QS. Al Baqarah: 43)

Dia membela Alquran, berarti ia membaca ayat tersebut, sekaligus pahami, lalu amalkan. Berarti ia kerjakan sholat dan mengeluarkan zakat dari hartanya.

Aneh jika kita mau menghukum orang lain yang menistakan Alquran, sedangkan kita sebagai Muslim yang malah menistakan kitab suci kita sendiri.

Orang yang bersama Alquran akan selalu mendapatkan kebaikan. Dari Abu Musa Al Asy’ariy, Rasulullah ﷺ bersabda:

الْمُؤْمِنُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالأُتْرُجَّةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ ، وَالْمُؤْمِنُ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالتَّمْرَةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلاَ رِيحَ لَهَا ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالرَّيْحَانَةِ ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْحَنْظَلَةِ ، طَعْمُهَا مُرٌّ – أَوْ خَبِيثٌ – وَرِيحُهَا مُرٌّ

“Permisalan orang yang membaca Alquran dan mengamalkannya adalah bagaikan buah Utrujah, rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Alquran dan mengamalkannya adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun tidak ada aroma. Orang munafik yang membaca Alquran adalah bagaikan royhanah, baunya menyenangkan namun rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Alquran bagaikan hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (HR. Bukhari no. 5059)

 

Diringkas dari tulisan berjudul “Khutbah Jumat: Muslim Penista Alquran” oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Sumber: https://rumaysho.com/14711-khutbah-jumat-Muslim-penista-al-quran.html