بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
SALING MENGUNJUNGI KARENA ALLAH, MENDAPATKAN TEMPAT YANG MULIA DI AKHIRAT
 
Selain mendapatkan kecintaan Allah, orang-orang yang gemar saling mengunjungi karena Allah akan mendapatkan tempat yang mulia di Akhirat, yang membuat para nabi dan orang saleh iri dengan tempat mereka tersebut. Rasulullah ﷺ bersabda:
 
حقَّتْ محبَّتي على المُتحابِّينَ فيَّ وحقَّتْ محبَّتي على المُتناصِحينَ فيَّ وحقَّت محبَّتي على المُتزاوِرينَ فيَّ وحقَّتْ محبَّتي على المُتباذِلينَ فيَّ وهم على منابرَ مِن نورٍ يغبِطُهم النَّبيُّونَ والصِّدِّيقونَ بمكانِهم
 
“Berhak mendapatkan kecintaan-Ku, orang yang saling mencintai karena Aku.
Berhak mendapatkan kecintaan-Ku, orang yang saling menasihati karena Aku,
Berhak mendapatkan kecintaan-Ku, orang yang saling mengunjungi karena Aku,
Berhak mendapatkan kecintaan-Ku, orang yang saling memberi karena Aku.
Mereka akan berada di mimbar-mimbar dari cahaya, yang membuat iri para nabi dan orang-orang saleh terhadap tempat mereka itu.” [HR. Ibnu Hibban 577, disahihkan Al Albani dalam Shahih Al Mawarid 2129]
 
Siapa yang hendaknya dikunjungi agar mendapatkan keutamaan-keutamaan ini? Apakah terbatas pada saudara kandung atau kerabat saja? Dijelaskan oleh Ali Al Qari:
 
أَرَادَ زِيَارَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ أَوْ مُتَوَاخِيهِ فِي اللَّهِ وَهُوَ أَعَمُّ مِنْ أَنْ يَكُونَ أَخَاهُ حَقِيقَةً أَوْ مَجَازًا
 
“Yang dimaksudkan adalah saudara semuslim, atau orang yang saling mengangkat saudara karena Allah. Makna ini lebih umum daripada makna saudara secara hakiki atau majaz.” [Mirqatul Mafatih, 8/3134]
 
Jadi tidak hanya berlaku bagi saudara kandung atau kerabat saja, namun saudara sesama Muslim, karena telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, bahwa sesama Muslim itu bersaudara. Dijelaskan juga dalam Syarah Ithafat As Sunniyah (128):
“Al mutazawirin karena Allah ﷻ artinya orang-orang yang mengunjungi orang lain, dan orang lain mengunjunginya di rumah-rumah mereka atau di perkumpulan mereka yang sesuai syariat. Atau di tempat mereka bekerja, baik dekat maupun jauh. Baik memiliki hubungan kekerabatan, atau sekadar teman, atau sahabat, yang tidaklah bersahabat dengannya, kecuali karena ingin mendekatkan diri kepada Allah dengan mengingat-Nya”.
 
Lalu apakah kunjungan yang isinya bersenang-senang dan berleha-leha dengan teman yang sering melalaikan ajaran agama juga termasuk mendapatkan keutamaan ini? Bukan demikian. Sebagaimana disebutkan dalam hadis, bahwa yang dikunjungi adalah orang yang kita cintai karena Allah. Artinya, kita mencintai dia karena ia adalah orang yang bertakwa kepada Allah, orang yang senantiasa berusaha menaati ajaran Allah dan menjauhi larangan-Nya. Oleh karena itu Imam An Nawawi dalam Riyadus Salehin membawakan hadis-hadis di atas dalam bab Fadhlu Ziyaratis Shalihin (Keutamaan Mengunjungi Orang-Orang Saleh).
 
Mengunjungi orang-orang saleh itulah yang membuahkan keutamaan-keutaman di atas. BUKAN mengunjungi orang-orang suka maksiat atau yang gemar besenang-senang dan menyia-nyiakan waktu. Karena dengan mengunjungi orang-orang saleh menambah keimanan kita, dan semakin mengingatkan kita akan Akhirat.
 
 
 
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
SALING MENGUNJUNGI KARENA ALLAH, MENDAPATKAN TEMPAT YANG MULIA DI AKHIRAT