بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
RUGINYA TIDUR DI PAGI HARI SETELAH SALAT SUBUH
Di antara hal yang penting untuk kita perhatikan adalah kebanyakan kaum Muslimin yang telah diberikan taufik oleh Allah untuk bisa menjalankan salah satu salat yang paling berat dikerjakan oleh orang-orang munafik, yaitu Salat Subuh, ternyata setelah mereka mengerjakan Salat Subuh, kebanyakan mereka kembali ke tempat tidur mereka, untuk melanjutkan tidur mereka yang terputus.
Ya subahanallah! Jika selepas mengerjakan Salat Subuh mereka kembali tidur, maka sungguh mereka telah terhalangi dari kebaikan yang agung, seperti keutamaan Zikir Pagi Sore, rezeki, berkah, taklim pagi. Dan bahkan dengan itu mereka telah menyelesihi petunjuk Nabi ﷺ dan para sahabatnya, yang mana kebiasaan mereka seusai Salat Subuh mereka adalah duduk-duduk untuk berzikir atau membaca Alquran, sampai matahari naik setinggi tombak. Sebagaimana hal ini dikabarkan Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu, beliau ditanya oleh Simak bin Harb:
أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَ: نَعَمْ كَثِيرًا، «كَانَ لَا يَقُومُ مِنْ مُصَلَّاهُ الَّذِي يُصَلِّي فِيهِ الصُّبْحَ، أَوِ الْغَدَاةَ، حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ، وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِي أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ، فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ»
“Mungkin Anda pernah duduk-duduk bersama Rasulullah ﷺ?
Dia menjawab; “Ya, dan hal itu pada banyak kesempatan. Beliau ﷺ tidak pernah beranjak dari tempat salatnya ketika Subuh atau pagi hari, hingga matahari terbit. Jika matahari terbit, maka beliau beranjak pergi. Para sahabat seringkali bercerita-cerita dan berkisah-kisah semasa jahiliyahnya, lantas mereka pun tertawa, namun beliau hanya tersenyum.” [HR. Muslim]
Dan Nabi ﷺ juga mengabarkan, bahwa keberkahan umat ini diberikan pada waktu pagi hari. Beliau ﷺ bersabda:
«اللهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا»
“Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada umatku di waktu pagi mereka.” [HR. Ahmad dan Abu Dawud, disahihkan asy-Syaikh al-Albani]
Berikut ini adalah beberapa perkataan para Salaf tentang makruhnya (dibencinya) tidur di pagi hari selepas Salat Subuh:
عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّهُ قَالَ: كَانَ الزُّبَيْرُ يَنْهَى بَنِيْهِ عَنِ التَّصَبُّحِ (وَهُوَ النَّوْمُ فِي الصَّبَاحِ)
“Dari ‘Urwah bin Zuber, beliau berkata: “Dahulu az-Zuber melarang anak-anaknya dari at-Tashabbuh (yaitu tidur di pagi hari).”
قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مِنْ الْجَهْلِ النَّوْمُ فِي أَوَّلِ النَّهَارِ
Berkata ‘Ali radhiyallahu ‘anhu: “Di antara bentuk kejahilan adalah tidur di pagi hari.”
إِنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا رَأَى ابْنًا لَهُ نَائِمًا نَوْمَةَ الصُّبْحَةِ فَقَالَ لَهُ : قُمْ أَتَنَامُ فِي السَّاعَةِ الَّتِي تُقَسَّمُ فِيهَا الْأَرْزَاقُ
“Sesungguhnya Ibnu ‘Abbas pernah melihat salah satu anaknya tidur di pagi hari. Maka beliau mengatakan kepadanya: “Bangunlah, apakah engkau tidur di waktu yang mana padanya rezeki (Allah) sedang dibagi-bagikan!”
قال العجلي رحمه الله :النَّوْمُ عَلَى سَبْعَةِ أَقْسَامٍ نَوْمُ الْغَفْلَةِ وَنَوْمُ الشَّقَاوَةِ وَنَوْمُ اللَّعْنَةِ وَنَوْمُ الْعُقُوبَةِ وَنَوْمُ الرَّاحَةِ وَنَوْمُ الرَّحْمَةِ وَنَوْمُ الْحَسَرَاتِ أَمَّا نَوْمُ الْغَفْلَةِ فَالنَّوْمُ فِي مَجْلِسِ الذِّكْرِ وَنَوْمُ الشَّقَاوَةِ النَّوْمُ فِي وَقْتِ الصَّلاةِ وَنَوْمُ اللَّعْنَةِ النَّوْمُ فِي وَقْتِ الصُّبْحِ وَنَوْمُ الْعُقُوبَةِ النَّوْمُ بَعْدَ الْفَجْرِ وَنَوْمُ الرَّاحَةِ النَّوْمُ قَبْلَ الظُّهْرِ وَنَوْمُ الرَّحْمَةِ النَّوْمُ بَعْدَ الْعِشَاءِ ا هـ
Berkata al-‘Ijly rahimahullah:
“Tidur terbagi menjadi tujuh macam: Tidurnya orang lalai, tidurnya orang yang celaka, tidurnya orang yang dilaknat, tidurnya orang yang mendapat hukuman, tidurnya orang yang dalam keadaan lega, tidurnya orang yang mendapatkan rahmat. dan tidurnya orang yang mendapatkan penyesalan.
Adapun:
- Tidurnya orang lalai, yaitu tidur ketika berada di majelis zikir (ilmu),
- Tidurnya orang yang celaka, yaitu tidur di waktu salat,
- Tidurnya orang yang dilaknat, yaitu tidur pada waktu Salat Subuh,
- Tidurnya orang yang mendapat hukuman, yaitu tidur seusai Salat Subuh,
- Tidurnya orang yang dalam keadaan lega, yaitu tidur sebelum Zuhur,
- Tidurnya orang yang mendapatkan rahmat, yaitu tidur setelah Salat Isya,
- Tidurnya orang yang mendapatkan penyesalan, yaitu tidur pada malam hari Jumat.
Wahai saudaraku!
Dari apa yang telah kami sebutkan, semoga memberikan motivasi kepada kita dalam membagi dan memanfaatkan waktu sesuai dengan yang diridai Allah ﷻ. Janganlah kau sia-siakan waktu untuk banyak tidur, apalagi engkau tidur di waktu yang dibenci untuk kita tidur padanya. Seorang Muslim yang cerdik adalah dia pandai dalam membagi waktu dan memanfaatkannya, karena waktu dan umur yang Allah berikan kepada kita, semua akan dimintai pertanggung jawabannya.
Semoga Allah memberikan kepada kita semua taufik dan hidayah-Nya, untuk senantiasa semangat dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya. Barakallahu fikum.
Ditulis oleh Abu ‘Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy, 6 Rabiul Awal 1436/ 28 Desember 2014_di kota Ambon Manise.
Baca juga:
RUGINYA TIDUR DI PAGI HARI SETELAH SALAT SUBUH
Leave A Comment