بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#Nasihat_Ulama

RENUNGAN BAGI PARA PENDEMO DAN PENCELA PEMERINTAH

Menasihati penguasa secara terang-terangan termasuk dalam kategori pemberontakan yang merupakan karakter Khawarij, yakni satu sekte sesat yang dikenal dengan sikap pemberontakannya kepada pemerintah Muslim yang mereka anggap zalim dan tidak berhukum dengan hukum Allah. Maka janganlah sampai engkau tergolong dalam kelompok Khawarij -wahai pencela pemerintah- yang telah diperingatkan oleh Nabi ﷺ:

كلاب النار شر قتلى تحت أديم السماء خير قتلى من قتلوه

“Mereka adalah anjing-anjing Neraka; seburuk-buruknya makhluk yang terbunuh di bawah kolong langit. Sedang sebaik-baiknya makhluk yang terbunuh adalah yang dibunuh oleh mereka.” [HR. At-Tirmidzi, (no. 3000), dari Abu Umamah Al-Bahili -radhiyallahu’anhu-, dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Al-Misykah, (no. 3554)]

Asy-Syaikh Ahmad bin Umar Bazmul –hafizhahullah- berkata: “Nasihat kepada penguasa secara rahasia merupakan salah satu POKOK dari pokok-pokok Manhaj Salaf yang diselisihi oleh Ahlul Ahwa’ Wal Bida’, seperti Khawarij.”

Beliau (Asy-Syaikh Ahmad bin Umar Bazmul –hafizhahullah-) juga menjelaskan, bahwa menyebarkan aib-aib penguasa merupakan bentuk pertolongan kepada Khawarij dalam membunuh penguasa Muslim. Sehingga jelas bahwa pemberontakan itu tidak hanya dengan senjata, tapi juga dengan lisan.

Rasulullah ﷺ memerintahkan kita untuk sabar dan doa, bersabar dan bertakwa ketika berhadapan dengan penguasa yang zalim. Beliau ﷺ bersabda:

من رأى من أميره شيئاً يكرهه فليصبر عليه ، فإنه من فارق الجماعة شبراً فمات إلا مات ميتة جاهلية

“Barang siapa yang melihat sesuatu yang tidak ia sukai (kemungkaran) yang ada pada pemimpin negaranya, maka hendaklah ia bersabar. Karena sesungguhnya, barang siapa yang memisahkan diri dari jamaah (pemerintah) kemudian ia mati, maka matinya adalah mati jahiliyah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Abbas –radhiyallahu’anhuma-)

Juga sabda Nabi ﷺ:

إنكم سترون بعدي أثرة وأموراً تنكرونها قالوا: ما تأمرنا يا رسول الله قال: أدوا إليهم حقهم وسلوا الله حقكم

“Sesungguhnya kelak kalian akan melihat (pada pemimpin kalian) kecurangan dan hal-hal yang kalian ingkari (kemungkaran)”. Mereka bertanya: “Apa yang engkau perintahkan kepada kami wahai Rasulullah?” Beliau ﷺ menjawab: “Tunaikan hak mereka (pemimpin) dan mintalah kepada Allah hak kalian (berdoa).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud –radhiyallahu’anhu)

Dan sabda Nabi ﷺ:

قلنا يا رسول الله : أرأيت إن كان علينا أمراء يمنعونا حقنا ويسألونا حقهم ؟ فقال : اسمعوا وأطيعوا . فإنما عليهم ما حملوا وعليكم ما حملتم

“Kami bertanya: wahai Rasulullah, “Apa pendapatmu jika para pemimpin kami tidak memenuhi hak kami (sebagai rakyat), namun tetap meminta hak mereka (sebagai pemimpin)?” Maka Nabi ﷺ bersabda: “Dengar dan taati (pemimpin negara kalian), karena sesungguhnya dosa mereka adalah tanggungan mereka, dan dosa kalian adalah tanggungan kalian.” (HR. Muslim dari Wail bin Hujr –radhiyallahu’anhu-)

Maka jelaslah, ketika sudah tidak ada lagi solusi lain untuk mengubah kemungkaran penguasa, tidak dibenarkan sama sekali melakukan demonstrasi, meskipun berupa aksi damai dan tidak pula dengan menyebar artikel dan berbicara tentang kejelekan penguasa di khalayak ramai, karena semua itu bertentangan dengan tuntunan Allah Ta’ala, yang lebih mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Jadi, TIDAK ADA DALAM ISLAM, ISTILAH DEMONSTRASI ISLAMI. Adapun yang dituntunkan oleh teladan kita, Nabi ﷺ dan para sahabat –radhiyallahu’anhum– adalah sabar dan doa.

Inilah sebaik-baiknya solusi bagi orang-orang yang beriman kepada ayat Allah Ta’ala dan sunnah Rasul-Nya ﷺ.

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:

“Demi Allah. Andaikan manusia bersabar dengan musibah berupa kezaliman penguasa, maka tidak lama Allah ta’ala akan menghilangkan kezaliman tersebut dari mereka. Namun apabila mereka mengangkat senjata melawan penguasa yang zalim, maka mereka akan dibiarkan oleh Allah. Dan demi Allah, hal itu tidak akan mendatangkan kebaikan kapan pun. Kemudian beliau membaca firman Allah ta’ala:

وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ الْحُسْنَى عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ بِمَا صَبَرُوا وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُ وَمَا كَانُوا يَعْرِشُونَ

“Maka sempurnalah kalimat Rabb-mu yang Maha Baik kepada Bani Israil, disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami musnahkan apa yang diperbuat oleh Fir’aun dan kaumnya, dan apa yang mereka bina.” (Al-A’rof: 137).” [Lihat Madarikun Nazhor, hal. 6]

Al-Imam Al-Hasan Al-Basri rahimahullah juga berkata:

إن الحجاج عذاب الله فلا تدفعوا عذاب الله بأيديكم ولكن عليكم بالاستكانة والتضرع فإن الله تعالى يقول ولقد أخذناهم بالعذاب فما استكانوا لربهم وما يتضرعون

“Sesungguhnya Al-Hajjaj (penguaza zalim) adalah azab Allah. Maka janganlah kalian menolak azab Allah dengan tangan-tangan kalian. Akan tetapi hendaklah kalian merendahkan diri karena takut kepada-Nya, dan tunduk berdoa, karena Allah ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ أَخَذْنَاهُمْ بِالْعَذَابِ فَمَا اسْتَكَانُوا لِرَبِّهِمْ وَمَا يَتَضَرَّعُونَ

“Dan sungguh Kami telah timpakan kepada mereka azab, namun mereka tidak takut kepada Rabb mereka dan tidak pula berdoa.” (Al-Mu’minun: 76).” [Lihat Minhaajus Sunnah, 4/315]

 

Sumber:

Tulisan berjudul “Sepanjang Sejarah Kudeta Mudaratnya Lebih Besar, Ambillah Pelajaran…!” oleh Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah

http://sofyanruray.info/sepanjang-sejarah-kudeta-mudaratnya-lebih-besar-ambillah-pelajaran/

Tulisan berjudul: “Tuntunan Islam Dalam Menasihati Penguasa” oleh Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah