PERINTAH MENUNDUKKAN PANDANGAN MATA

Berkata seorang penyair:

كُلُّ الْحَوَدِثِ مَبْدَأُهَا مِنَ النَّظْرِ            وَمُعْظَمُ النَّارِ مِن مُسْتَصْغِرِ الشِّرَرِ

كَمْ نَظْرَةٍ بَلَغَتْ فِيْ قَلْبِ صَاحِبِهَا         كَمَبْلَغِ السَّهْمِ بَيْنَ الْقَوْسِ وَالْوَتْرِ

وَالْعَبْدُ مَا دَامَ ذَا طَرْفٍ يَقْلِبُهُ              فِي أَعْيُنِ النَّاسِ مَوْقُوْفٌ عَلَى الْخَطْرِ

يَسُرُّ مُقْلَتَهُ مَا ضَرَّ مُهْجَتَهُ                  لاَ مَرْحَبًا بِسُرُوْرٍ عَادَ بِالضَّرَرِ

 

Seluruh malapetaka sumbernya berasal dari pandangan……. Dan besarnya nyala api berasal dari bunga api yang kecil.

Betapa banyak pandangan yang jatuh menimpa hati yang memandang…. sebagaimana jatuhnya anak panah yang terlepaskan antara busur dan talinya.

Selama seorang hamba masih memiliki mata yang bisa ia bolak-balikan (umbar)…… maka ia sedang berada di atas bahaya di antara pandangan manusia.

Menyenangkan mata apa yang menjadikan penderitaan jiwanya….. Sungguh tidak ada kelapangan dan keselamatan, dengan kegembiraan yang mendatangkan penderitaan.

 

Sumber: https://muslim.or.id/4732-jagalah-pandanganmu.html