بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
MAKANAN DAN MINUMAN JIN (SERIAL 5 ALAM JIN)
 
Perlu diketahui bahwa jin, termasuk pula setan, melakukan aktivitas makan dan minum. Beberapa dalil membuktikan hal ini.
 
Dalam Sahih Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
 
أَنَّهُ كَانَ يَحْمِلُ مَعَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – إِدَاوَةً لِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ ، فَبَيْنَمَا هُوَ يَتْبَعُهُ بِهَا فَقَالَ « مَنْ هَذَا ». فَقَالَ أَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ. فَقَالَ « ابْغِنِى أَحْجَارًا أَسْتَنْفِضْ بِهَا ، وَلاَ تَأْتِنِى بِعَظْمٍ وَلاَ بِرَوْثَةٍ ». فَأَتَيْتُهُ بِأَحْجَارٍ أَحْمِلُهَا فِى طَرَفِ ثَوْبِى حَتَّى وَضَعْتُ إِلَى جَنْبِهِ ثُمَّ انْصَرَفْتُ ، حَتَّى إِذَا فَرَغَ مَشَيْتُ ، فَقُلْتُ مَا بَالُ الْعَظْمِ وَالرَّوْثَةِ قَالَ « هُمَا مِنْ طَعَامِ الْجِنِّ ، وَإِنَّهُ أَتَانِى وَفْدُ جِنِّ نَصِيبِينَ وَنِعْمَ الْجِنُّ ، فَسَأَلُونِى الزَّادَ ، فَدَعَوْتُ اللَّهَ لَهُمْ أَنْ لاَ يَمُرُّوا بِعَظْمٍ وَلاَ بِرَوْثَةٍ إِلاَّ وَجَدُوا عَلَيْهَا طَعَامًا »
 
Bahwasanya ia pernah membawakan pada Nabi ﷺ wadah berisi air wudhu dan hajat beliau. Ketika ia membawanya, Nabi ﷺ bertanya:”Siapa ini?”
“Saya, Abu Hurairah,” jawabnya.
Beliau ﷺ pun berkata: “Carilah beberapa buah batu untuk kugunakan bersuci. Dan jangan bawakan padaku tulang dan kotoran (telek).”
Abu Hurairah berkata: “Kemudian aku mendatangi beliau dengan membawa beberapa buah batu dengan ujung bajuku. Hingga aku meletakkannya di samping beliau, dan aku berlalu pergi. Ketika beliau selesai buang hajat, aku pun berjalan menghampiri beliau dan bertanya:”Ada apa dengan tulang dan kotoran?”
Beliau ﷺ bersabda: “Tulang dan kotoran merupakan makanan jin. Keduanya termasuk makanan jin. Aku pernah didatangi rombongan utusan jin dari Nashibin, dan mereka adalah sebaik-baik jin. Mereka meminta bekal kepadaku. Lalu aku berdoa kepada Allah untuk mereka, agar tidaklah mereka melewati tulang dan kotoran, melainkan mereka mendapatkannya sebagai makanan.” [HR. Bukhari no. 3860]
 
Begitu pula dalam hadis lainnya, dari ‘Abdullah bin Mas’ud disebutkan Rasulullah ﷺ bersabda:
 
لاَ تَسْتَنْجُوا بِالرَّوْثِ وَلاَ بِالْعِظَامِ فَإِنَّهُ زَادُ إِخْوَانِكُمْ مِنَ الْجِنِّ
 
“Janganlah kalian beristinja’ (membersihkan kotoran pada dubur) dengan kotoran, dan jangan pula dengan tulang, karena keduanya merupakan bekal bagi saudara kalian dari kalangan jin.” [HR. Tirmidzi no. 18. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini Sahih]
 
Juga diceritakan dalam hadis lainny,a bahwa setan makan dengan tangan kiri. Sedangkan kita diperintahkan menyelisihi setan dalam hal tersebut.
 
Dalam Sahih Muslim, dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anha, Nabi ﷺ bersabda:
 
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
 
“Jika salah seorang di antara kalian makan, makanlah dengan tangan kanannya. Ketika minum, minumlah dengan tangan kanan. Karena setan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.” [HR. Muslim no. 2020]
 
Dalil lainnya juga menunjukkan setan itu makan dan minum, yaitu dari hadis Jabir bin ‘Abdillah, ia mendengar Nabi ﷺ bersabda:
 
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لاَ مَبِيتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ
 
“Jika salah seorang di antara kalian memasuki rumahnya lalu ia berzikir pada Allah ketika memasukinya dan ketika hendak makan, maka setan pun berkata (pada teman-temannya): ”Sungguh kalian tidak mendapat tempat bermalam, dan tidak mendapat makan malam.”
 
Namun ketika seseorang memasuki rumah dan tidak berzikir pada Allah, setan pun berkata (pada teman-temannya): ”Akhirnya kalian mendapatkan tempat bermalam.”
 
Jika ia tidak menyebut nama Allah ketika makan, setan pun berucap (pada teman-temannya): ”Kalian akhirnya mendapat tempat bermalam dan makan malam.” [HR. Muslim no. 2018]
 
Sebagaimana manusia terlarang memakan daging yang disembelih tanpa menyebut nama Allah, maka sama halnya dengan jin beriman. Rasulullah ﷺ menjadikan pada mereka makanan berupa tulang yang disebut nama Allah. Jin beriman tidak boleh meninggalkan penyebutan ‘Bismillah’. Sedangkan setan jadi menghalalkan makanan yang tidak disebut nama Allah. Oleh karena itu, sebagian ulama berdalil, bahwa bangkai merupakan makanan setan, karena bangkai itu berasal dari hewan yang disembelih tanpa disebutkan Bismillah.
 
Begitu pula sebagian ulama seperti Ibnul Qayyim berdalil, bahwa minuman yang memabukkan adalah minumannya setan. Di antara yang dijadikan dalil adalah ayat:
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ
 
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu, agar kamu mendapat keberuntungan.” [QS. Al Maidah: 90]
 
Karena yang meminum khamr adalah wali setan dan atas perintahnya. Mereka sama dengan setan dalam amalan tersebut. Jadi peminum khamr pantas mendapatkan dosa dan siksa.
 
Hanya Allah yang memberi taufik.
 
Referensi:
 
‘Alamul Jin wasy Syaithon, Syaikh Prof. DR. ‘Umar bin Sulaiman bin ‘Abdullah Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan kelimabelas, tahun 1423 H.
 
 
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id
 
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
MAKANAN DAN MINUMAN JIN (SERIAL 5 ALAM JIN)