بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

LARANGAN MEMAJANG FOTO WALI SONGO UNTUK MENGENANGNYA
 
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
 
Ada perbedaan cara penghormatan terhadap tokoh, yang dilakukan umat Islam, dengan yang dilakukan Ahli Kitab. Orang Yahudi dan Nasrani memvisualisasi para tokoh sebagai bentuk pernghormatan kepada tokoh mereka. Sampai bayi Nabi Isa bersama ibunda Maryam, mereka buat patungnya.
 
Mereka juga memajang foto-foto tokohnya untuk mengenang kesalehan mereka.
 
Beberapa istri Nabi ﷺ seperti Maimunah dan Ummu Salamah pernah berhijrah ke Habasyah (Ethyopia) ketika Nabi ﷺ masih di Mekah.
 
Ketika mereka di Madinah, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha bercerita kepada Nabi ﷺ mengenai gereja yang mereka lihat di Habasyah. Di sana ada gereja Mariyah. Ummu Salamah bercerita, di dalam gereja itu ada banyak gambar-gambar tokoh Nasrani.
 
Lalu Nabi ﷺ bersabda:
 
أُولَئِكَ قَوْمٌ إِذَا مَاتَ فِيهِمُ الْعَبْدُ الصَّالِحُ – أَوِ الرَّجُلُ الصَّالِحُ – بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا ، وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ الصُّوَرَ ، أُولَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ
 
“Mereka adalah sekelompok masyarakat, yang apabila ada orang saleh di antara mereka yang meninggal, maka mereka akan membangun masjid di dekat kuburannya, dan menggambar wajah orang saleh itu. Merekalah makhluk paling jelek di hadapan Allah. [HR. Bukhari 434, Ahmad 24984 dan lainnya]
 
Hadis ini memberi pelajaran kepada kita, bahwa cara penghormatan tokoh agama, orang saleh, seperti yang dilakukan orang Nasrani dengan memajang gambar dan foto tokohnya adalah tindakan tercela. Karena ini sebab terbesar orang melakukan kultus.
 
Kita meyakini, manusia yang paling dicintai sahabat adalah Nabi Allah, Muhammad ﷺ. Sahabat ada yang dulunya pandai menggambar. Namun tidak kita jumpai satu pun di antara mereka yang membuat reka wajah Nabi ﷺ untuk dipajang di Masjid Nabawi atau di rumah mereka masing-masing. Sekalipun kita sangat yakin, mereka tidak munngkin sampai menyembah gambar Nabi ﷺ. Tauhid mereka jauh lebih kuat dibandingkan tauhid kita.
 
Karena mereka memuliakan tokohnya bukan dengan cara menggambar wajahnya. Memvisualisasi wajah, justru termasuk bentuk pelecehan dan penghinaan. Karena tentu saja yang asli lebih indah dan sempurna. Gambar adalah pelecehan kepada tokoh.
 
Ini disepakati kaum muslimin hingga sekarang. Terbukti tidak ada satu pun umat Islam yang berani membuat reka gambar wajah Nabi ﷺ, maupun nabi-nabi lainnya.
 
Cara menghormati tokoh adalah dengan mendoakan mereka dan melestarikan ajaran mereka. Bukan dengan menggambar mereka. Apalagi dengan gambar asal-asalan, tanpa bukti yang jelas.
 
Kehormatan Mayit itu Dimakamkan
 
Allah ﷻ berfirman:
 
ثُمَّ أَمَاتَهُ فَأَقْبَرَهُ
 
“Kemudian, orang mati di antara manusia, mereka dikuburkan.” [QS. Abasa: 21]
 
Bagian dari kemuliaan yang Allah berikan untuk manusia, Allah syariatkan agar yang meninggal dikuburkan. Dan itu sesuai fitrah manusia. Karena itu, agama yang mengajarkan agar mayit dimakamkan, adalah agama yang mengajarkan fitrah.
 
Ketika ada orang istimewa yang jasadnya di taruh di permukaan, yang terjadi bukan memuliakan, tapi justru menghinakan. Artinya, semakin tidak dinampakkan, semakin dimuliakan.
 
Allahu a’lam.
 
 
 
 
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
 
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
#Walisongo #hukumpajangfotoWaliSongo #hukumpajangfotoorangsaleh #hukumpajanggambarorangsaleh #hukumpajanggambarWaliSongo