بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

 

KENALILAH DI ANTARA TANDA-TANDA HUSNUL KHATIMAH

Syaikh Nashirudin Al-Albani rahimahullah berkata:
“Allah menjadikan tanda-tanda jelas yang menunjukkan atas husnul khatimah (akhir kematian yang baik). Allah menetapkan hal itu untuk kita dengan karunia dan kemurahan-Nya. Maka siapa saja yang meninggal dengan memiliki salah satu dari tanda-tanda ini, maka dia mendapatkan kabar gembira. Keadaan ini merupakan hal yang membahagiakan.

1. Yang pertama: Seorang yang bisa mengucapkan Kalimat Syahadat ketika hendak meninggal. Nabi ﷺ bersabda:

من كان آخر كلامه لاإله إلا الله دخل الجنة

“Barang siapa yang akhir perkataannya adalah Laa ilaaha illallaahu, maka dia akan masuk Surga.” [HR. Al-Hakim dan yang lainnya]

2. Yang kedua: Meninggal dengan keringat di kening. Berdasarkan hadis Buraidah radhiyallahu anhu:
“Sesungguhnya beliau dulu pernah di Khurasan, lalu beliau menjenguk saudaranya yang sedang sakit. Maka beliau mendapatinya meninggal dunia, dan dan ternyata mendapati (jenazahnya) berkeringat di jidatnya. Maka beliau berkata: ‘Allahu akbar, saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

موت المؤمن بعرق الجبين

“Kematian seorang Mukmin itu dengan keringat di keningnya.” [HR. Ahmad]

3. Yang ketiga: Mati di malam Jumat atau di siang harinya, berdasarkan sabda beliau ﷺ:

ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه الله فتنة القبر

“Tidaklah ada seorang Muslim yang meninggal pada hari Jumat atau di malam Jumat, kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.” [HR Ahmad]

4. Yang keempat: Seorang yang meminta syahid di medan pertempuran. Allah ﷻ berfirman:

وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِینَ قُتِلُوا۟ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ أَمۡوَ ٰ⁠تَۢاۚ بَلۡ أَحۡیَاۤءٌ عِندَ رَبِّهِمۡ یُرۡزَقُونَ
(فَرِحِینَ بِمَاۤ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ وَیَسۡتَبۡشِرُونَ بِٱلَّذِینَ لَمۡ یَلۡحَقُوا۟ بِهِم مِّنۡ خَلۡفِهِمۡ أَلَّا خَوۡفٌ عَلَیۡهِمۡ وَلَا هُمۡ یَحۡزَنُونَ ۝ ۞ یَسۡتَبۡشِرُونَ بِنِعۡمَةࣲ مِّنَ ٱللَّهِ وَفَضۡلࣲ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَا یُضِیعُ أَجۡرَ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ)

“Dan jangan sekali-kali kalian mengira, bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya mereka itu hidup di sisi Rabbnya, mendapat rezeki.

Mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya. Dan bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang, yang belum menyusul mereka. Bahwa tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati.

Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia dari Allah. Dan sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” [QS. Ali Imran 169-171]

Rasulullah ﷺ bersabda:

لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ سِتُّ خِصَالٍ يُغْفَرُ لَهُ فِى أَوَّلِ دَفْعَةٍ وَيَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَأْمَنُ مِنَ الْفَزَعِ الأَكْبَرِ وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ الْيَاقُوتَةُ مِنْهَا خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَيُزَوَّجُ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنَ الْحُورِ الْعِينِ وَيُشَفَّعُ فِى سَبْعِينَ مِنْ أَقَارِبِهِ

“Bagi orang yang mati syahid, di sisi Allah enam keutamaan:
(1) Akan diampuni dosa-dosanya dari tetesan darah yang pertama.
(2) Dia akan melihat tempat tinggalnya di Surga.
(3) Dia akan dijaga dari azab kubur.
(4) Dia akan diberi keamanan tatkala Hari Kebangkitan.
(4) Kepalanya diberi mahkota kewibawaan. Satu berlian yang menempel di mahkota itu lebih baik dari pada dunia seisinya.
(5) Dia akan dinikahkan dengan Bidadari Surga.
(6) Dia diberi hak memberi syafaat 70 orang dari kerabatnya.” [HR. Ahmad, 4: 131; Tirmidzi, no. 1663; Ibnu Majah, no. 2799. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini Hasan]

Dan diharapkan akan mendapatkan syahadah ini bagi orang-orang yang memintanya dengan ikhlas dari hatinya, walaupun dia tidak dimudahkan untuk mendapatkan mati syahid di medan jihad, dengan dalil hadis Nabi ﷺ:

مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ

“Barang siapa yang dengan jujur meminta kepada Allah untuk mati syahid, maka Allah akan mengangkat derajatnya seperti derajat orang yang mati syahid, meskipun nantinya dia akan mati di atas kasurnya. [HR. Muslim 5039, dan Ibnu Majah 2797]

5. Yang kelima: Seorang yang meninggal sedang berjihad di jalan Allah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ pernah bertanya kepada para sahabat: “Siapakah syahid menurut kalian?”
‘Orang yang mati di jalan Allah, itulah syahid,’ jawab para sahabat serempak.
“Berarti orang yang mati syahid di kalangan umatku hanya sedikit,” lanjut Nabi ﷺ.
‘Lalu siapa saja mereka, wahai Rasulullah?’ tanya sahabat.

Kemudian Nabi ﷺ menyebutkan daftar orang yang bergelar syahid:

مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ

a) “Siapa yang terbunuh di jalan Allah, dia syahid.
b) Siapa yang mati (tanpa dibunuh) di jalan, Allah dia syahid.
c) Siapa yang mati karena wabah penyakit Thaun, dia syahid.
d) Siapa yang mati karena sakit perut, dia syahid.
e) Siapa yang mati karena tenggelam, dia syahid.” [HR. Muslim 1915]

Nabi ﷺ bersabda:

“Barang siapa yang keluar di jalan Allah lalu dia mati atau terbunuh, maka dia syahid. Atau dia tergelincir dari kudanya atau untanya, atau dia mati digigit binatang berbisa, atau dia mati di atas kasurnya dengan sebab yang Allah kehendaki, maka sesungguhnya dia akan mendapatkan Surga.”[HR. Abu Dawud, Hakim, Baihaqi dari Abu Malik Al-Asy’ari radhiyallahu anhu]

6. Yang keenam: Mati karena wabah Thaun

Nabi ﷺ bersabda:

الطاعون شهادة لكل مسلم

“Wabah Thaun adalah syahidnya setiap Muslim.” [HR. Bukhari]

7. Yang ke tujuh: Mati karena sakit perut

Nabi ﷺ bersabda:

من مات في البطن فهو شهيد

“Barang siapa yang mati karena sakit perut, maka dia syahid.” [HR. Muslim]

8 dan 9. Yang kedelapan dan ke Sembilan: Mati karena tenggelam atau tertimpa reruntuhan:

Nabi ﷺ bersabda:

الشهادة خمسة: المطعون، المبطون، الغرق, صاحب الهدام, والشهيد في سبيل الله.

Orang yang mati syahid ada lima:
a) Mati karena thaun,
b) Mati karena sakit perut.
c) Mati karena tenggelam
d) Mati karena tertimpa reruntuhan
e) Orang yang syahid di jalan Allah.” [HR Bukhari Muslim Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]

10. Yang kesepuluh: Matinya seorang wanita di masa nifasnya karena sebab bersalin, berdasarkan hadis Ubadah bin Shamit radhiyallahu anhu: “Sesungguhnya Rasulullah ﷺ menjenguk Abdullah bin Rawahah, lalu berkata: ‘Mengapa engkau bergeser dari tempat tidurmu?’
Lalu beliau ﷺ bersabda: ‘Tahukah engkau siapakah syuhada umatku?’
Para sahabat menjawab: ‘Terbunuhnya seorang Muslim itu mati syahid.’
Beliau ﷺ berkata: ‘Kalau begitu syuhada umatku sedikit. Terbunuhnya seorang Muslim itu syahid. Mati terkena penyakit thaun itu syahid. Seorang wanita yang meninggal melahirkan itu syahid. Anaknya akan menariknya ke Surga.” [HR. Ahmad dan Darimi dengan sanad sahih]

11. dan 12. Yang kesebelas dan kedua belas: Mati karena terbakar dan karena penyakit Dzatul Janab: (Tumor/bengkak yang menyerang di selaput bagian dalam tulang rusuk/dada).

Dari Jabir bin ‘Atik radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda:

الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ وَالَّذِى يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ

“Orang-orang yang mati syahid yang selain terbunuh di jalan Allah ‘azza wa jalla itu ada tujuh orang, yaitu:
a) Korban wabah (thaun) adalah syahid;
b) Mati tenggelam (ketika melakukan safar dalam rangka ketaatan) adalah syahid;
c) Yang punya luka pada lambung lalu mati, matinya adalah syahid;
d) Mati karena penyakit perut adalah syahid;
e) Korban kebakaran adalah syahid;
f) Yang mati tertimpa reruntuhan (tertimbun) adalah syahid; dan
g) Seorang wanita yang meninggal karena melahirkan (dalam keadaan nifas atau dalam keadaan bayi masih dalam perutnya, pen.) adalah syahid.” [HR. Abu Daud, no. 3111. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini sahih. Lihat keterangan ‘Aun Al-Ma’bud, 8: 275]

13. Yang ketiga belas: Mati karena sakit TBC, berdasarkan sabda Nabi ﷺ:
“Terbunuh di jalan Allah itu syahid. Wanita yang meninggal di masa nifas itu syahid. Mati terbakar itu syahid. Mati tenggelam itu syahid. Orang yang mati terkena TBC itu syahid. Orang sakit perut itu syahid.” [HR. Thabrani]

14. Yang keempat belas: Orang yang meninggal karena memertahankan harta dari orang yang ingin merampasnya. Berdasarkan sabda beliau ﷺ:
“Barang siapa yang terbunuh memertahankan hartanya, (Dalam riwayat lain: Barang siapa dirampas hartanya dengan tanpa haq, lalu dia berperang kemudian dia terbunuh), maka dia syahid.” [HR Bukhari Muslim]

15 dan 16. Yang kelima belas dan keenam belas: Mati ketika memertahankan agama dan memertahankan jiwanya, berdasarkan sabda Nabi ﷺ. Dari Sa’id bin Zaid, dari Nabiﷺ, beliau bersabda:

عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْدٍ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : « مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ أَوْ دُونَ دَمِهِ أَوْ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ »

“Siapa yang dibunuh karena membela hartanya, maka ia syahid. Siapa yang dibunuh karena membela keluarganya, maka ia syahid. Siapa yang dibunuh karena membela darahnya, atau karena membela agamanya, ia syahid.” [HR. Abu Daud no. 4772 dan An Nasa’i no. 4099. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadis ini shahih]

17. Yang ketujuh belas: Mati ketika ribath (berjaga-jaga) di medan jihad fisabilillah, berdasarkan sabda beliau ﷺ. Dari Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ وَإِنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِي كَانَ يَعْمَلُهُ وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ وَأَمِنَ الْفَتَّانَ

“Melakukan ribath (berjaga-jaga) sehari-semalam (di daerah perbatasan) itu lebih baik daripada puasa beserta salat malamnya selama satu bulan. Seandainya ia meninggal, maka pahala amalnya yang telah ia perbuat akan terus mengalir, dan akan diberikan rezeki baginya, dan ia terjaga dari fitnah.” [HR. Muslim, no. 1913]

18. Yang kedelapan belas: Mati ketika sedang melakukan amal saleh. Berdasarkan sabda beliau ﷺ:

من قال لا إله إلا الله ابتغاء وجه الله ختم له بها دخل الجنة, ومن صام ابتغاء وجه الله ختم له بها دخل الجنة, ومن تصدق بصدقة ابتغاء وجه الله ختم له بها دخل الجنة

“Barang siapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallahu karena mengharapkan wajah Allah, kemudian dia mati dengan kalimat tersebut, maka dia akan masuk Surga. Barang siapa yang berpuasa karena mengharap wajah Allah, dia mati ketika melakukan amalan tersebut, maka dia akan masuk Surga. Barang siapa yang bersedekah dengan satu sedekah karena mengharap wajah Allah, kemudian dia mati ketika melakukan amalan tersebut, maka dia akan masuk Surga.” [HR. Ahmad dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu dengan sanad yang sahih.”]

 

 

Referensi: [Al-Ikhtiyaraat Al-Fiqhiyah 275 – 278]
Sumber: Ma’had Ar-Ridhwan Poso

 

Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat

 

Baca juga:

 

KENALILAH DI ANTARA TANDA-TANDA HUSNUL KHATIMAH

KENALILAH DI ANTARA TANDA-TANDA HUSNUL KHATIMAH

KENALILAH DI ANTARA TANDA-TANDA HUSNUL KHATIMAH