بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

KEHANCURAN UMAT NABI NUH

Pelajaran dari Umat Terdahulu

Manusia hidup beberapa kurun setelah Adam. Mereka bersatu dan berjalan di atas petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, hingga kemudian terjadi penyimpangan di kalangan mereka. Yaitu mereka melakukan penyembahan kepada patung orang-orang saleh yang bernama Wadd, Suwa`, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr. Maka diutuslah seorang nabi ke tengah mereka, yang dikenal dengan kejujuran, sifat amanah dan kemuliaan akhlaknya. Allah mengutus Nabi Nuh Alaihissalam, untuk mengajak kaumnya agar beribadah hanya kepada Allah. Allah berfirman:

إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ أَنْ أَنْذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ﴿١﴾قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ﴿٢﴾أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِ﴿٣﴾يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ أَجَلَ اللَّهِ إِذَا جَاءَ لَا يُؤَخَّرُ ۖ لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”. Nuh berkata: “Hai kaumku. Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepadamu, (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku. Niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah, apabila telah datang, tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui”. [Nuh/71:1-4]

Namun ajakan Nabi Nuh Alaihissalam ini disambut dengan hinaan dan hujatan, bahwa beliau sudah sesat. Diceritakan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ﴿٥٩﴾قَالَ الْمَلَأُ مِنْ قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: “Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Ilah bagimu selain-Nya. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (Kiamat)”. Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: “Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata”. [Al A’raf/7:59-60]

Lalu Nabi Nuh Alaihissalam pun memberikan jawaban, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قَالَ يَا قَوْمِ لَيْسَ بِي ضَلَالَةٌ وَلَٰكِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿٦١﴾ أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ لَكُمْ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ ﴿٦٢﴾ أَوَعَجِبْتُمْ أَنْ جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلَىٰ رَجُلٍ مِنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ وَلِتَتَّقُوا وَلَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

”Nuh menjawab: “Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikit pun, tetapi aku adalah utusan dari Rabb semesta alam. Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Rabbku, dan aku memberi nasihat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah, apa yang tidak kamu ketahui”. Dan apakah kamu (tidak percaya) dan heran, bahwa datang kepadamu peringatan dari Rabbmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu, agar dia memberi peringatan kepadamu, dan mudah-mudahan kamu bertakwa dan supaya kamu mendapat rahmat”. [Al A’raf/7:61-63].

Namun mereka tetap mendustakan dan kufur terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala , hingga kemudian Allah selamatkan Nabi Nuh beserta pengikutnya dan tenggelamkan orang-orang yang membangkang. Allah menceritakan dalam firman-Nya:

فَكَذَّبُوهُ فَأَنْجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا عَمِينَ

“Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya)”. [Al A’raf/7:64]

Maraji`:

  1. Taisir al Lathif al Manan fi Khulashah Tafsir al Qur`an, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Cetakan ke-3, Tahun 1414 H, Tanpa penerbit.
  2. Shahih Qashash al Anbiya`, Syaikh Salim bin ‘Id al Hilali, Cetakan ke-1, Tahun 1422 H, Maktabah al Furqan.

 

[Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XI/1428H/2007M, Rubrik Mabhats, Alamat Redaksi: Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo – Solo 57183, Telp. 0271-5891016]

Penulis: Ustadz Kholid Syamhudi Lc

Sumber: https://almanhaj.or.id/3889-pelajaran-dari-umat-terdahulu-1.html