بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ 

JANGANLAH KAMU SEPERTI ORANG-ORANG YANG MENYAKITI MUSA & AISYAH
 
Di dalam Alquranul Karim, ada sejumlah orang saleh yang dilepaskan langsung oleh Allah ﷻ dari celaan-celaan yang tidak benar, di antaranya Nabi Musa ‘alaihissalam dan Ummul Mukminin Aisyah radhiyallaahu’anha, istri tercinta Nabi Muhammad ﷺ.
 
Dan Allah ﷻ sekaligus mengingatkan bahaya perbuatan mereka menyakiti orang-orang saleh, serta melarang kita mengikuti perbuatan tersebut.
 
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tatkala melepaskan Nabi Musa ‘alaihissalam dari celaan-celaan yang tidak benar:
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَىٰ فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا ۚ وَكَانَ عِنْدَ اللَّهِ وَجِيهًا
 
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa. Maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia (Musa) seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah.” [QS. Al-Ahzab: 69]
 
 
Allah ﷻ berfirman melepaskan Ummul Mukminin Aisyah radhiyallaahu’anha dari celaan dan tuduhan dusta:
 
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ ۚ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ ۖ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ ۚ وَالَّذِي تَوَلَّىٰ كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ
 
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan yang menisbatkan diri kepadamu. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu. Bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, baginya azab yang besar.” [QS. An-Nur: 11]
 
Adapun yang mencela Nabi Musa ‘alaihissalam adalah kaum Yahudi, dan yang mencela Ummul Mukminin Aisyah radhiyallaahu’anha dimotori oleh kaum munafikin, dan sempat mempengaruhi sejumlah orang yang beriman.
 
Di masa modern ini, ternyata masih ada pula yang mencela Nabi Musa ‘alaihissalam, di antaranya tokoh Ikhwanul Muslimin, Sayyid Quthub dalam kitabnya At-Tashwir Al-Fanni, mulai halaman 200-203 tidak kurang dari 10 celaannya terhadap Nabi Musa ‘alaihissalam. Di antaranya ia berkata:
 
لنَأخُذ مُوسى؛ إنَّه نَموذجٌ لِلزَّعيمِ المُندفِع العَصبيِّ المِزاجِ
 
“Kita ambil contoh Musa. Sungguh dia adalah contoh pemimpin yang cepat naik pitam karena kesukuan.”
 
Terlepas dari maksudnya apakah hendak mencela Nabi Musa ‘alaihissalam atau tidak, namun pemilihan bahasanya sungguh tidak beradab, untuk seorang nabi yang mulia.
 
Adapun yang mencela Ummul Mukminin Aisyah radhiyallaahu’anha dari dulu sampai hari ini masih banyak orang munafik, dan hari ini mereka disebut golongan Syiah.
 
Semoga Allah ﷻ melindungi kaum muslimin dari perbuatan mencela orang-orang saleh dan tidak beradab kepada para nabi dan istri-istri Nabi Muhammad ﷺ.
 
 
Penulis: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah

Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat

#janganmenghinaNabi #laranganmenghinaNabi