بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#SeriPuasaRamadan
#SifatSholatNabi

JANGAN TINGGALKAN IMAM SEBELUM SELESAI TARAWIH DAN WITIR

Rasulullah ﷺ bersabda:

 إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ

“Sesungguhnya barang siapa yang shalat (Tarawih) bersama imam sampai imam selesai shalat, maka dituliskan baginya pahala shalat semalam penuh.” [HR. At-Tirmidzi dari Abu Dzar radhiyallaahu ’anhu, Al-Irwa’: 447]

Hadis yang mulia ini menunjukkan, bahwa untuk mendapatkan pahala shalat semalam penuh, harus shalat terus bersama imam sampai imam selesai.

Maka apabila imam shalat Tarawih 11 rakaat, makmum ikut sampai selesai. Apabila imam shalat Tarawih 23 rakaat atau lebih makmum, juga hendaklah ikut sampai selesai [Lihat Majmu’ Fatawa wa Rosaail Ibnil ‘Utsaimin, 14/211).

Karena pendapat yang shahih insya Allah adalah TIDAK ADA BATASAN rakaat shalat Tarawih, berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ:

 صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى، فَإِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى

 “Shalat malam itu dua rakaat, dua rakaat. Maka apabila seorang dari kalian khawatir masuknya waktu Subuh, hendaklah shalat satu rakaat sebagai Witir untuk menutup shalat yang telah ia kerjakan.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma]

Dan telah shahih riwayat-riwayat dari para sahabat, ada yang melakukan 11 rakaat, dan ada pula yang lebih dari itu. Akan tetapi yang afdhal adalah mengikuti jumlah yang tertera dalam As-Sunnah, yaitu 11 rakaat dengan melakukannya perlahan-lahan dan memanjangkan, tanpa memberatkan makmum [Lihat Majmu’ Fatawa Ibni Baz rahimahullah, 11/322].

Apabila Imam ‘Ngebut’ dan Tidak Thumaninah

Imam yang hendaklah kita ikuti, adalah yang shalatnya sah, yang memenuhi syarat, rukun dan kewajiban shalat. Adapun imam yang melakukan shalat dengan cepat sehingga melalaikan kewajiban dan rukun shalat, seperti tidak thumaninah, maka shalatnya tidak sah. Maka tidak patut diikuti [Lihat Majmu’ Fatawa wa Rosaail Ibnil ‘Utsaimin, 14/211]

Kadar Minimal Thumaninah

Kadar minimal thumaninah adalah diam seukuran membaca zikir yang wajib, contohnya thumaninah dalam rukuk dan sujud minimalnya adalah seukuran membaca zikir rukuk dan sujud satu kali [Lihat Asy-Syarhul Mumti’, 3/306-307].

Apabila Imam Berganti

Apabila di satu masjid memiliki dua imam, maka pada hakikatnya salah satu imam hanyalah wakil dari imam yang lain. Sehingga apabila imam pertama telah selesai, maka imam kedua adalah wakil imam yang pertama untuk meneruskan shalat. Maka hendaklah makmum terus mengikuti sampai imam kedua selesai, agar mendapat pahala shalat sepanjang malam [Lihat Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibni ‘Utsaimin, 13/436]

 

Penulis: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/804190579730426:0