JANGAN TAKUT DIPANGGIL WAHABI

Jika saya diminta untuk mengomentari tulisan/postingan yang ‘miris’ mengenai Wahabi, maka saya katakan, bahwa apa yang dilakukan si penulis -semoga Allah memaafkannya dan memberinya hidayah- bukan hal yang aneh. Sama sekali bukan… Itu adalah ‘lagu lama’ yang dinyanyikan oleh mereka yang memusuhi kebenaran, baik itu dibawa oleh apa yang mereka sebut sebagai Wahabi/Salafi, atau yang lainnya. Menurut saya, si penulis telah mencampuradukkan antara hak dan batil… Memang tidak semua yang mengaku Salafi atau Wahabi berarti mengikuti akidah Salafus Shalih, sebagaimana tidak semua yang mengaku muslim menerapkan ajaran Islam… Ada di antara mereka yang mengaku Salafi tadi yang bersikap ekstrim dalam beberapa hal, namun banyak juga yang moderat… Patokan dalam hal ini bukanlah orang per orang, karena semua orang selain Nabi ﷺ pasti bisa keliru. Akan tetapi yang menjadi patokan adalah dalil, baik ayat Alquran, Sunnah, Ijma’, maupun Qiyas yang mu’tabar…

Salah satu bukti pencampuradukkan si penulis antara yang hak dan yang batil, ialah ia memasukkan Syekh Sayyid Qutub, Hasan Al Banna, Abul A’la Al Maududi, dan Muhammad Abduh… Padahal tidak satu pun dari mereka yang berada dalam Manhaj Salafus Shalih (tanpa bermaksud menghujat mereka lho… Tapi begitulah yang terlihat dari pemikiran dan tulisan mereka).

Julukan Wahabi adalah julukan yang mulia, sebab berasal dari kata Wahhab, yang merupakan salah satu nama Allah, sebagaimana yang tercantum dalam surat Aali Imran ayat 8.

Cacian dan fitnah yang dilontarkan kepada kami sama sekali tidak akan menyurutkan dakwah kami …. Sebab para salaf yang merupakan teladan kami pun dicerca sedemikian rupa. Bahkan para Nabi dan Rasul pun tak luput dari makian… Bukankah Rasulullah ﷺ digelari sebagai tukang sihir, orang gila, penyair, pendusta, dll? Bahkan Allah pun disebut fakir dan terbelenggu tangan-Nya (alias pelit) oleh Bani Israel… Nabi Musa juga mereka gosipkan memiliki kelamin yang kondor… dll. Intinya, cacian hanyalah menunjukkan lemahnya argumentasi yang dimiliki oleh si pencaci dan kuatnya argumentasi pihak yang dicaci… Mereka yang mencaci benar-benar terpojok oleh kuatnya dalil-dalil yang kami berikan, dan betapa banyak orang yang akhirnya menerima dakwah hak yang kami bawa, yang pada hakikatnya adalah menghidupkan kembali sunnah-sunnah yang terpendam dan terkubur, dan bukanlah ajaran baru… Sebab apa yang disampaikan oleh kaum Wahabi/Salafi hanyalah apa yang ada dalam Alquran, Sunnah, kitab-kitab tafsir, hadis, dan perkataan para salaf… Yang juga difahami menurut pemahaman para Salaf, yaitu generasi sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in serta para ulama yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari ini… yang bebas dari racun filsafat, Tasawuf, dan bid’ah-bid’ah lainnya.

Cobalah bandingkan antara dakwah yang mengajak umat supaya kembali kepada Allah dalam setiap kesulitan… dan kembali kepada sunnah Rasulullah ﷺ dalam mengamalkan Islam; dengan dakwah yang mengajak supaya kita menziarahi makam wali Fulan, kyai Fulan, habib Fulan dll untuk mencari berkah dari mereka, atau istighosah, atau minta syafa’at… Mana yang lebih baik??

Bandingkan antara dakwah yang mengajak agar ummat meninggalkan segala yang tidak ada dasarnya dalam agama, alias bid’ah… dan menaati sabda Rasulullah ﷺ yang mengatakan bahwa semua bid’ah itu sesat; dengan dakwah yang mengatakan adanya bid’ah hasanah, alias tidak semua bid’ah itu sesat… Lantas mereka seenaknya membuat berbagai macam bid’ah dalam Islam, dengan dalih bahwa itu adalah bid’ah hasanah !!

Intinya… jangan mudah termakan propaganda sebelum klarifikasi. Insya Allah saya siap membantu saudara jika masih ada hal-hal yang kurang jelas tentang dakwah Salafi/Wahabi… Silakan ditanyakan dalam laman ini dan insya Allah akan saya jelaskan sebaik mungkin.

Wassalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh