بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#TazkiyatunNufus

JANGAN LAGI PERNAH KATAKAN, IKHLAS ITU BAGAIKAN BUANG AIR BESAR

>> Buang Air Besar (Sekilas Nampak Cerdas Namun Ternyata Kejam)

Dalam banyak kesempatan, bisa jadi kita berpikir pintas dan bertindak ceroboh. Akibatnya, di kemudian hari kita menyesali ucapan dan sikap kita . Terlebih setelah kita terbentur dan menyadari konsekwensi ucapan atau sikap kita.

Imam Al Hasan Al Bashri mengisahkan:

” كَانُوا يَقُولُونَ إِنَّ لِسَانَ الْحَكِيمِ مِنْ وَرَاءِ قَلْبِهِ ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَقُولَ رَجَعَ إِلَى قَلْبِهِ فَإِنْ كَانَ لَهُ قَالَ ، وَإِنْ كَانَ عَلَيْهِ أَمْسَكَ . وَإِنَّ الْجَاهِلَ قَلْبُهُ عَلَى طَرْفِ لِسَانِهِ ، لَا يَرْجِعُ إِلَى قَلْبِهِ ، مَا أَتَى عَلَى لِسَانِهِ تَكَلَّمَ ” .

“Dahulu orang orang bijak/ulama berkata: Sesungghnya lisan orang bijak selalu diposisikan di belakang akalnya, sehingga setiap hendak berkata sesuatu, terlebih dahulu ia memikirkannya. Bila ia merasa ucapan itu bermanfaat baginya, maka ia mengucapkannya. Namun bila ia anggap dapat merugikannya, maka ia menahan dirinya.”

Sedangkan orang pandir, akal pikirannya seakan berada di ujung lisannya, sehingga ia tidak pernah memikirkan ucapannya (ceroboh). Apapun yang ingin ia ucapkan, maka spontan ia ucapkan .

Di antara ucapan ceroboh ialah perkataan: Gambaran orang ikhlas bagaikan orang yang buang air besar atau air kecil, tidak pernah ada pamrih atau keberatan, benar-benar direlakan. Bahkan kalaupun harus bayar untuk dapat BAB atau BAK, maka kitapun rela membayar.

Sekilas ilustrasi ini tampak baik. Namun bila dipikirkan baik-baik, hal ini adalah GAMBARAN KEJI yang tidak pantas dilakukan oleh orang yang beriman.

BAB atau BAK kita lakukan karena kita sadar, itu adalah sampah, dan kita terganggu dengan keduanya. Sehingga kita pun rela membuangnya, kalaupun tidak ada yang tahu, kita tidak lagi sudi menyimpannya, apalagi memanfaatkannya lagi.

Sedangkan ibadah, sedekah dan amal kebaikan lainnya, maka bukan sampah yang kita berikan atau kita lakukan, namun harta yang paling bagus atau minimal bagus, dan kita menyayanginya.

Harta yang kita cintailah yang kita sedekahkan, dan amal kebaikan yang kita lakukan. Andai bukan karena mengharap balasan dari Allah, niscaya kita tidak rela memberikannya, dan dengan senang menyimpannya. Demikianlah gambaran sedekah yang kita salurkan dengan ikhlas. Allah ta’ala berfirman:

لَن تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنفِقُوا مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

“Kalian tidaklah dapat mencapai derajat kebajikan hingga kalian rela menginfakkan sebagian harta yang kalian sayangi. Dan tidaklah ada harta sedikit pun yang engkau infakkan, melainkan Allah pasti mengetahuinya ( dan membalasnya).” [QS Ali Imran 92]

Dan pada ayat lain, Allah mencela orang yang hanya menginfakkan harta yang telah rusak atau cacat, sehingga pemiliknya saja risih untuk melihat atau memilikinya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الْأَرْضِ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَ وَلَسْتُم بِآخِذِيهِ إِلَّا أَن تُغْمِضُوا فِيهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

“Wahai orang orang yang beriman, infakkanlah sebagian harta yang baik dari yang kalian peroleh, dan dari sebagian dari yang Kami keluarkan dari perut bumi untuk kalian. Janganlah engkau sengaja memilih harta yang buruk, lalu darinya kalian berinfak. Padahal kalian tidak lagi sudi mengambilnya, kecuali dalam kondisi memercingkan mata ( risih). Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” [QS Al Baqarah 267]

 

Penulis: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri

Sumber: https://bahterailmu.wordpress.com/2014/11/14/ikhlas-itu-bagaikan-buang-air-besar/