بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 

HUKUM BERMAAF-MAAFAN MENJELANG RAMADAN

 
Tidak diragukan lagi, meminta maaf adalah perkara mulia dan dituntut oleh syariat, serta dipuji bagi yang melakukannya. Terlebih bagi yang mau memaafkan kesalahan orang lain. Terlalu banyak ayat Alquran maupun Hadis Sahih yang menyebutkan hal ini. Di antaranya ayat berikut:
 
Allah ﷻ berfirman:
 
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِا لْعُرْفِ وَاَ عْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ
 
“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.” [QS. Al-A’raf: 199)]
 
Dalam sebuah Hadis Sahih disebutkan:
 
مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ، فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
 
“Barang siapa yang pernah berbuat aniaya (zalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apa pun, hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia), sebelum datang hari, yang ketika itu tidak bermanfaat Dinar dan Dirham. Jika dia tidak lakukan, maka (nanti pada Hari Kiamat), bila dia memiliki amal saleh, akan diambil darinya sebanyak kezalimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi, maka keburukan saudaranya yang dizaliminya itu akan diambil, lalu ditimpakan kepadanya.” [HSR. Bukhari no. 2449]
 
Kapan Permintaan Maaf Dilakukan?
 
Sebaik-baiknya permintaan maaf hendaklah dilakukan begitu dia merasa telah melakukan kesalahan. Semestinya dia saat itu juga meminta maaf kepada orang yang merasa telah dizalimimya. Jangan menunda-nundanya, karena dia tidak tahu, apakah dia masih akan hidup sampai besok atau tidak.
 
Dan Allah pun telah memerintahkan kita untuk bersegera dalam kebaikan. Tidak diragukan meminta maaf atas kesalahan adalah kebaikan yang bernilai tinggi. Maka mestinya disegerakan dan jangan ditunda-tunda.
 
Allah ﷻ berfirman:
 
وَسَا رِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ ۙ
 
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu, dan mendapatkan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” [QS. Ali Imran: 133]
 
Adapun menyengaja membiasakan meminta maaf menjelang datangnya Ramadan, baik lewat SMS, telpon, atau lainnya, maka ini adalah sesuatu yang tidak memiliki sumber dari Alquran, As-Sunnah, maupun amalan para Salaf radhiallahu ‘anhum.
 
Andaikata mengkhususkan meminta maaf menjelang Ramadan adalah Sunnah, sudah pasti Nabi ﷺ akan menjelaskannya kepada kita. Dan jelas para Salaf pun akan segera menukilkan periwayatannya kepada kita. Dan mereka yang paling bersemangat akan mengamalkannya. Maka hendaklah kita tidak melampaui batas. Apa yang Salaf kita tidak menganggapnya sebagai Sunnah, maka janganlah kita menganggapnya sebagai Sunnah.
 
Kesimpulannya, meminta maaf dan memberi maaf termasuk perbuatan amat mulia. Meminta maaf yang terbaik adalah dilakukan saat seseorang tersadar, bahwa dirinya salah. Maka ia mesti meminta maaf, dan tidak perlu menunggu hari, apalagi bulan tertentu. Membiasakan diri bermaaf-maafan menjelang Ramadan dan apalagi menganggapnya sebagai bentuk ibadah, maka anggapan ini adalah bidah.
 
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
 
 
Oleh Ustadz Berik Said hafizhahullah
Manhaj_salaf1
 
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
HUKUM BERMAAF-MAAFAN MENJELANG RAMADAN