بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

HUKUM AZAN SEBELUM MENGUBURKAN JENAZAH

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Yang disyariatkan ketika menguburkan mayat adalah mengucapkan:
• Bismillah wa ‘ala millati Rasulillah, atau
• Bismillah wa ‘ala sunnati Rasulillah.” [HR Abu Dawud, At-Tirmidzy, dan Ibnu Majah dari Ibnu ‘Umar dan dishahihkan Syeikh Al-Albany)
 
Dan setelah menguburkan mayit adalah mendoakan dengan ampunan dan penetapan dalam menjawab pertanyaan, sebagaimana dalam hadis, Rasulullah ﷺ, jika selesai menguburkan orang, beliau ﷺ berdiri dan mengatakan:
 
استغفِروا لأخيكم واسألوا له التثبيتَ فإنه الآن يُسْأَل
 
“Mohonkanlah ampun untuk saudara kalian dan mintalah ketetapan untuknya, karena sesungguhnya dia sekarang sedang ditanya.” [HR. Abu Dawud, dari ‘Utsman bin Affan, dan dishahihkan Syeikh Al-Albany]
 
Adapun azan ketika menguburkan mayat maka ini MENYELISIHI sunnah Rasulullah ﷺ. Dan tidak boleh diqiyaskan dengan azan di telinga bayi yang baru lahir, karena azan ketika itu juga TIDAK ada dasar yang shahih. Dan seandainya shahih pun tidak boleh diqiyaskan, karena qiyas tidak boleh masuk dalam ibadah.
 
Berkata Ibnu Hajar Al-Haitamy (wafat tahun 974 H, termasuk ulama Syafi’iyyah) pernah ditanya tentang permasalahan ini, maka beliau menjawab:
 
هو بدعة ومن زعم أنه سنة عند نزول القبر قياسا على ندبهما في المولود إلحاقا لخاتمة الأمر بابتدائه فلم يصب وأي جامع بين الأمرين ومجرد أن ذاك في الابتداء وهذا في الانتهاء لا يقتضي لحوقه به
 
“Ini adalah bidah. Dan barang siapa yang menyangka bahwa ini sunnah ketika selesai menguburkan, dengan mengiyaskan azan ketika dia lahir, dan menghubungkan akhir hidupnya dengan awalnya, maka dia telah terjatuh dalam kesalahan. Apa yang mengumpulkan kedua perkara ini? Kalau hanya karena ini di awal kehidupan dan itu di akhir kehidupan, maka ini tidak mengharuskan ini disamakan dengan itu.” [Fatawa Al-Fiqhiyyah Al-Kubra 2/24]
 
Syeikh Al-Albany mengategorikan amalan ini di dalam Bidah Jenazah [lihat Ahkamul Janaiz hal: 217, Maktabatul Ma’arif). Demikian pula Syeikh bin Baz [lihat Majmu’ dan Rasail beliau 10/361]. [Lihat juga Fatawa Al-lajnah Ad-daimah 9/72]
 
 
 
 
Dijawab oleh: Ustadz Abdullah Roy, Lc.
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
#talqin #hukumtalkinsesudahmeninggal #hukumtalkinsesudahdikubur #kapantalqinorang