بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
HAL-HAL YANG MENAKUTKAN DI ALAM KUBUR
 
Oleh: al-Ustadz DR Ali Musri Semjam Putra, MA hafizhahulla
 
Apabila kita mengamati nash-nash yang sahih dari Alquran dan Sunnah, serta ditopang oleh pemahaman dan pandangan para ulama dalam memahami nash-nash tersebut, maka diketahui, bahwa manusia akan melewati empat alam kehidupan, yaitu:
• Alam Rahim,
• Alam Dunia,
• Alam Barzakh (Kubur),
• Alam Akhirat.
 
Semua proses kehidupan setiap alam tersebut memiliki kekhususan masing-masing, tidak bisa disamakan antara satu dengan lainnya. Misalnya alam rahim, mungkin saja bisa diketahui sebagian proses kehidupan di sana melalui peralatan kedokteran yang canggih. Tetapi di balik itu semua, masih banyak keajaiban yang tidak terungkap dengan jalan bagaimana pun. Semua itu merupakan rahasia yang sengaja Allah ﷻ tutup dari ilmu dan pandangan umat manusia. Allah ﷻ telah menerangkan dalam firman-Nya yang berbunyi:
 
وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
 
“Tidaklah kalian diberi ilmu, kecuali sedikit saja.” [QS. Al-Isra‘/17:85]
 
Apalagi bila kita hendak berbicara tentang kehidupan Alam Kubur dan Alam Akhirat, tiada pintu yang bisa kita buka, kecuali pintu keimanan terhadap yang gaib, melalui teropong nash-nash Alquran dan Sunnah. Beriman dengan hal yang gaib adalah barometer pembeda antara seorang Mukmin dengan seorang kafir, sebagaimana termaktub dalam firman Allah ﷻ:
 
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ
 
Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya. Petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib.” [QS. al-Baqarah/ 2:2-3]
 
Banyak nash dari Alquran dan Sunnah yang mengukuhkan persoalan ini, yang tidak mungkin diuraikan dalam tulisan yang singkat ini.
 
Keadaan Manusia Di Alam Kubur
 
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti akan melewati Alam Kubur. Alam ini disebut pula Alam Barzakh, yang artinya perantara, antara alam dunia dengan Alam Akhirat, sebagaimana firman Allah ﷻ:
 
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
 
“Apabila kematian datang kepada seseorang dari mereka, ia berkata: “Ya Rabbku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada Barzakh (pembatas), hingga hari mereka dibangkitkan.” [QS. al-Mukminun/ 23:100]
 
Para ahli tafsir dari Ulama Salaf sepakat mengatakan:
“Barzakh adalah perantara antara dunia dan Akhirat, atau perantara antara masa setelah mati dan Hari Kebangkitan.” [Lihat tafsir at-Thabari 18/53].
 
Alam Barzakh dinamakan dengan Alam Kubur, adalah karena keadaan yang umum terjadi. Karena pada umumnya jika manusia meninggal dunia, dia dikubur dalam tanah. Namun bukan berarti orang yang tidak dikubur terlepas dari peristiwa-peristiwa Alam Barzakh, seperti orang yang dimakan binatang buas, tenggelam di lautan, dibakar ataupun terbakar. Sebab Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Seperti yang diceritakan Rasulullah ﷺ dalam sabdanya:
 
عَنْ أَبِي هُر َيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّه صَلى اللَّهِ عَلَيْهِ وَ سَلَمَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لَمْ يَعْمَل خَيْرًاقَطُّ فَإِذَا مَاتَ فَحَرِّقُوْهُ وَاذْرُوْانِصفَهُ فِي البَرِّ وَنِصفَهُ فِي الْبَحْرِ فَوَ اللَِّهِ لَئِنْ قَدَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ لَيُعَذِ بَنَّهُ عَذَابًا لاَ يُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنْ العَالَمِيْنَ فَأَمَرَ اللّهُ الْبَحْرَ فَجَمَعَ مَافِيْهِ وَأَمَرَ الْبَرَّ فَجَمَعَ مَا فِيْهِ ثُمَّ قَالَ لِمَ فَعَلْتَ قَالَ مِنْ خَشْيَتِكَ وَأَنْتَ أَعْلَمُ فَغَفَرَلَهُِ
 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seorang yang tidak pernah beramal baik sedikit pun berkata kepada keluarganya: ‘Apabila ia meninggal maka bakarlah dia, lalu tumbuk tulangnya sehalus-halusnya. Kemudian sebarkan saat angin kencang bertiup, sebagian di daratan, dan sebagian lagi di lautan.
 
Lalu ia berkata: ‘Demi Allah, jika Allah mampu untuk menghidupkannya, tentu Allah akan mengazabnya dengan azab yang tidak diazab dengannya seorang pun dari penduduk alam.
 
Maka Allah memerintahkan lautan dan daratan untuk mengumpulkan abunya yang terdapat di dalamnya. Maka tiba-tiba ia berdiri tegak.
Lalu Allah bertanya kepadanya: “Apa yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut?
Ia menjawab: “Karena takut kepada-Mu, dan Engkau lebih mengetahui (isi hatiku).”
 
Kemudian Allah mengampuninya. [Kisah ini terdapat dalam Sahih al-Bukhari no.7067 dan Sahih Muslim: no. 7157]
 
Dari kisah di atas dapat kita lihat, bagaimana seseorang tersebut berusaha untuk lari dari azab Allah ﷻ dengan cara, yang menurut akal pikirannya dapat membuatnya lolos dan lepas dari azab Allah ﷻ. Tetapi hal tersebut tidak dapat melemahkan kekuasaan Allah ﷻ. Bila seandainya ada seseorang mau melakukan tipuan terhadap Allah ﷻ agar ia terlepas dari azab kubur, sesungguhnya kekuasaan Allah ﷻ jauh lebih kuat daripada tipuannya. Pada hakikatnya yang ditipu adalah dirinya sendiri.
 
Di Alam Kubur manusia akan mengalami kehidupan Barzakh, sampai Terompet Sangkakala ditiup oleh malaikat Israfil. Di sana ada yang bersukacita, dan ada pula yang berdukacita. Ada yang Bahagia, dan ada pula yang menderita. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
 
“Sesungguhnya seorang hamba, apabila akan menjumpai kehidupan Akhirat dan berpisah dengan kehidupan dunia, para malaikat turun mendatanginya. Wajah mereka bagaikan matahari. Mereka membawa kain kafan dan minyak harum dari Surga. Para malaikat tersebut duduk dengan jarak sejauh mata memandang. Kemudian Malaikat Maut mendatanginya, dan duduk dekat kepalanya seraya berkata: ’Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan dan keridaan Allah.’
 
Maka keluarlah roh itu bagaikan air yang mengalir dari mulut wadah air minum. Maka malaikat maut mengambil rohnya. Bila roh itu telah diambil, para malaikat (yang membawa kafan dan minyak harum) tidak membiarkan berada di tangannya walaupun sekejap mata, hingga mengambilnya. Lalu mereka bungkus roh itu dengan kafan dan minyak harum tersebut. Maka keluarlah darinya aroma, bagaikan aroma minyak kasturi yang paling harum di muka bumi.
 
Mereka membawa roh itu naik menuju (ke langit). Mereka melewati para malaikat yang bertanya: “Siapa bau harum yang wangi ini?” Maka mereka menyebutnya dengan panggilan yang paling baik di dunia.
 
Sampai naik ke langit, lalu mereka meminta dibukakan pintu langit. Maka lalu dibukalah untuknya. Malaikat penghuni setiap langit mengiringinya sampai pada langit berikutnya. Dan mereka berakhir pada langit ketujuh. Allah berkata:
‘Tulislah kitab hamba-Ku pada ‘Illiyyin (tempat yang tinggi), dan kembalikan ia ke bumi. Sesungguhnya Aku menciptakan mereka dari bumi. Kemudian di sanalah mereka dikembalikan, dan akan dibangkitkan kelak. Selanjutnya rohnya dikembalikan ke jasadnya. Lalu datanglah kepadanya dua malaikat. Keduanya menyuruhnya untuk duduk.
 
Kedua malaikat itu bertanya kepadanya: ‘Siapa Rabbmu?’
Ia menjawab: “Rabbku adalah Allah.”
‘Apa agamamu?’
Ia menjawab: ‘Agamaku Islam.’
‘Siapa orang yang diutus kepadamu ini?’
Ia menjawab: ‘Ia adalah Rasulullah.
‘Apa ilmumu?’
Ia menjawab: ‘Aku membaca Kitab Allah dan beriman dengannya.’
Lalu diserukan dari langit: ‘Sungguh benar hamba-Ku. Maka bentangkanlah untuknya tikar dari Surga-Ku, dan bukakan baginya pintu Surga.’
 
Maka datanglah kepadanya wangi Surga, dan dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang. Selanjutnya datang kepadanya orang yang berwajah tampan, berpakaian bagus dan harum mewangi.
Ia (orang berwajah tampan) berkata: “Bergembiralah dengan semua yang menyenangkanmu. Inilah hari yang dijanjikan untukmu.”
Maka ia (mayat) pun bertanya: “Siapa Anda, wajahmu yang membawa kebaikan?”
Maka ia menjawab: “Aku adalah amalmu yang saleh”.
Ia bertanya lagi: “Ya Allah, segerakanlah Kiamat agar aku bisa kembali kepada keluarga dan hartaku.”
 
Dan bila seorang kafir, ia berpindah dari dunia dan menuju ke Alam Akhirat. Dan para malaikat turun dari langit menuju kepadanya dengan wajah yang hitam. Mereka membawa kain rami yang kasar. Mereka duduk dengan jarak dari mayat sejauh mata memandang. Kemudian datanglah Malaikat Maut duduk di dekat kepalanya. Ia berkata,”Wahai jiwa yang kotor, keluarlah menuju kemurkaan Allah.”
 
Selanjutnya rohnya pun menyebar ke seluruh tubuhnya, dan malaikat maut mencabut rohnya dengan kuat seperti mencabut sisir besi dari ijuk yang basah. Bila roh itu telah diambil, para malaikat itu tidak membiarkannya sekejap mata di tangan malaikat maut, sampai para malaikat meletakkannya pada kain rami yang kasar tersebut. Kemudian ia mengeluarkan bau yang paling busuk di muka bumi. Selanjutnya para malaikat membawa naik roh tersebut. Tiada malaikat yang mereka lewati kecuali mereka mengatakan: ‘Bau apa yang sangat keji ini?’ ia dipanggil dengan namanya yang paling jelek waktu di dunia. Ketika arwahnya sampai pada langit dunia, dan malaikat meminta pintunya dibuka, akan tetapi tidak diizinkan. Kemudian Rasulullah ﷺ membaca firman Allah:
 
لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ
 
“Tidak dibukakan untuk mereka pintu langit, dan mereka tidak akan masuk Surga sampai unta masuk ke dalam lubang jarum”. [QS. al-A‘raf/7:40]
 
Setelah itu Allah ﷻ berkata: “Tulislah catatan amalnya di Sijjin pada lapisan bumi yang paling bawah.”
 
Dan rohnya dilemparkan jauh-jauh. Kemudian Rasulullah ﷺ membaca ayat:
 
وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ
 
“Barang siapa yang berbuat syirik kepada Allah, maka seolah-olah ia telah terjatuh dari langit, lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh.” [QS. al-Hajj/ 22:31]
 
Setelah itu rohnya dikembalikan ke jasadnya, dan datang kepadanya dua orang malaikat yang menyuruhnya duduk.
Kedua malaikat itu bertanya: ‘Siapa Rabbmu?
Ia menjawab,: ‘Ha ha, aku tidak tahu’.
Mereka bertanya lagi: “Siapakah orang yang diutus kepadamu ini?”
Ia menjawab: “Ha ha, aku tidak tahu.”
Maka seseorang menyeru dari langit: “Sungguh ia telah berdusta. Bentangkan tikar untuknya dari api Neraka, dan bukakan salah satu pintu Neraka untuknya.’
 
Maka datanglah kepadanya angin panas Neraka. Lalu kuburnya disempitkan, sehingga tulang-tulang rusuknya saling berdempet. Kemudian datang kepadanya seorang yang berwajah jelek, berpakaian jelek, dan berbau busuk.
Orang itu berkata:“Berbahagialah dengan apa yang menyakitimu. Inilah hari yang dijanjikan padamu.”
Lalu ia (mayat) bertanya: “Siapa engkau yang berwajah jelek?”
Ia menjawab: “Aku adalah amalanmu yang keji.”
Lalu mayat itu mengatakan: “Rabb-ku, janganlah engkau datangkan Kiamat.” [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih Jami’ ash Shaghir no 1676]
 
Jika seorang Muslim mau merenung sejenak, bagaimana keadaan dan kondisi kehidupannya nanti di Alam Kubur, niscaya ia akan menjauhi perbuatan maksiat dan dosa. Bayangkan, bagaimana keadaan kita ketika berada dalam sebuah lubang yang sempit lagi gelap, serta tidak ada cahaya sedikit pun. Betapa mencekam suasana gelap itu, dan menimbulkan rasa takut yang dalam. Napas terasa sesak, semakin lama semakin sulit untuk bernapas. Rasa haus, lapar, panas, mau berteriak tidak seorang pun yang mendengar.
 
Akan tetapi Alam Kubur jauh berbeda dari semua itu. Tidak hanya sebatas apa yang tergambar ketika kita berada dalam sebuah lubang sempit dan gelap. Suasana di sana akan ditentukan oleh amalan kita sewaktu di dunia. Orang yang beramal saleh sewaktu di dunia, ia akan lulus dalam menjawab pertanyaan malaikat. Tidur di atas hamparan tikar dari Surga, ditemani oleh orang berbau wangi dan berwajah tampan. Kemudian senantiasa mencium bau harum hembusan angin Surga.
 
Adapun orang yang ketika hidup di dunia bergelimang dosa dan maksiat, apalagi melakukan perbuatan syirik, ia tidak akan bisa menjawab pertanyaan malaikat. Tidur di atas hamparan tikar dari api Neraka, di temani oleh orang berbau busuk dan berwajah buruk. Kemudian ia senantiasa mencium bau busuk hembusan panas api Neraka. Bahkan setiap manusia akan diperlihatkan tempat tinggalnya, saat di Alam Kubur, pada waktu pagi dan sore. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah ﷺ dalam sabdanya:
 
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِىِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهِلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهلِ الجَنَّةَ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْل النَّار يُقَالُ هََِذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَشَكَ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
 
“Apabila seseorang telah mati, akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya pada waktu pagi dan sore. Jika ia termasuk penghuni Surga, maka diperlihatkan tempatnya di Surga. Dan jika ia dari penghuni Neraka, maka diperlihatkan tempatnya di Neraka. Kemudian dikatakan kepadanya: “Inilah tempatmu yang akan engkau tempati pada Hari Kiamat.” [HR Muslim no. 5110, Ahmad no. 5656, Malik no. 502]
 
Di antara hikmah diperlihatkannya tempat seseorang di Akhirat kelak, ketika berada di Alam Kubur, adalah agar semakin menimbulkan rasa syukur dalam diri orang yang beramal saleh. Ini adalah salah satu bentuk nikmat yang dirasakannya dalam Alam Kubur. Adapun bagi orang berbuat dosa, maka itu akan semakin menambah rasa kekecewaan dan penyesalan dalam dirinya. Ini adalah salah satu bentuk azab yang dialaminya dalam Alam Kubur. Hal ini sebagaimana disebutkan Rasulullah ﷺ dalam sabdanya:
 
لاَ يَدْ خُلُ أَحَدٌ الْجَنَّةَ إِلاَّ أُرِيَ مٌَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ لَوْ أَسَاءَ لِيَزْ دَادَ شُكرْرًا وَلاَ يَدْ خُلُ النَّارَ أَحَدٌ إِلاَّ أُرِيَ مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ لَوْ أحْسَنَ لِيَكُوْن عَلَيْهِ حَسْرَةً
 
“Tidak seorang pun masuk ke dalam Surga, kecuali diperlihatkan kepadanya tempatnya di Neraka. Seandainya ia berbuat jelek, agar bertambah rasa syukurnya. Dan tidaklah seorang pun masuk ke dalam Neraka, kecuali diperlihatkan kepadanya tempatnya di Surga. Seandainya ia berbuat baik, agar semakin bertambah atasnya rasa penyesalannya.” [HR al-Bukhari no. 6084 dan Ahmad]
 
Dalam riwayat lain disebutkan:
“Apabila seorang hamba diletakkan di kuburnya, dan para pelayatnya pergi meninggalkannya, sesungguhnya ia mendengar derap terompah mereka. Kemudian datanglah kepadanya dua orang malaikat dan menyuruhnya duduk.
 
Mereka bertanya kepadanya: ‘Apa perkataanmu tentang orang ini?’
Adapun orang Mukmin, maka ia akan menjawab: ‘Aku bersaksi, bahwa ia adalah hamba Allah dan utusan-Nya.
Lalu dikatakan kepadanya: ‘Lihatlah tempatmu di Neraka. Sungguh Allah telah menukarnya dengan Surga, maka ia melihat keduanya.
 
Berkata Qatadah: ‘Disebutkan kepada kami, bahwa kuburnya diluaskan tujuh puluh hasta, yang dipenuhi oleh tumbuhan hijau, sampai hari mereka dibangkitkan.” [HR al-Bukhari no. 1285, Muslim no. 5115, Ahmad no. 11823]
 
Kesimpulan:
 
1. Azab kubur bersifat umum bagi seluruh manusia, tidak khusus bagi umat Nabi Muhammad ﷺ.
 
2. Di antara azab atau nikmat kubur ada yang berhubungan dengan roh dan jasad secara bersamaan, dan ada pula yang khusus berhubungan dengan roh saja.
 
3. Semua roh orang yang telah meninggal dunia berada di Alam Barzakh, sekalipun ia dimakan binatang buas ataupun dibakar.
 
4. Seseorang tidak akan masuk Surga atau Neraka, kecuali setelah terjadinya hari Kiamat, dan dibangkitnya seluruh manusia dari kuburnya.
 
Pelajaran Di Balik Keimanan Kepada Azab Kubur
 
1. Menanamkan dalam diri seseorang sikap mawas diri dalam meninggalkan perintah-perintah agama.
 
2. Memiliki kemauan yang tinggi dalam melakukan amal saleh, agar mendapat keberuntungan di Alam Kubur.
 
3. Menimbulkan rasa takut dalam diri seseorang untuk melakukan maksiat, agar terhindar dari azab kubur. Wallahu a‘lam.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XIII/1431H/2010M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondanrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858197]
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
HAL-HAL YANG MENAKUTKAN DI ALAM KUBUR
HAL-HAL YANG MENAKUTKAN DI ALAM KUBUR
HAL-HAL YANG MENAKUTKAN DI ALAM KUBUR
HAL-HAL YANG MENAKUTKAN DI ALAM KUBUR
HAL-HAL YANG MENAKUTKAN DI ALAM KUBUR