بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
CARILAH UZUR UNTUK SAUDARAMU
 
Saudaraku…
Orang yang sibuk mencari kesalahan orang lain, pastilah sangat sulit memerbaiki diri sendiri, karena dia tidak sempat melihat kekurangan yang ada pada dirinya sendiri.
 
Ibnu Hibban berkata:
”Orang yang berakal wajib mencari keselamatan untuk dirinya, dengan meninggalkan perbuatan tajassus (mencari-cari kesalahan orang lain), dan senantiasa sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri.
 
Sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri dan melupakan kejelekan orang lain, maka hatinya akan tenteram, dan tidak akan merasa capai. Setiap kali dia melihat kejelekan yang ada pada dirinya, maka dia akan merasa hina tatkala melihat kejelekan yang serupa ada pada saudaranya. Sementara orang yang senantiasa sibuk memerhatikan kejelekan orang lain dan melupakan kejelekannya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa letih, dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya.” [Raudhah Al-Uqala, 131]
 
Beliau juga berkata:
“Tajassus (mencari-cari kesalahan orang lain) adalah cabang dari kemunafikan. Sebagaimana sebaliknya prasangka yang baik merupakan cabang dari keimanan. Orang yang berakal akan berprasangka baik kepada saudaranya, dan tidak mau membuatnya sedih dan berduka. Sedangkan orang yang bodoh akan selalu berprasangka buruk kepada saudaranya, dan tidak segan-segan berbuat jahat dan membuatnya menderita.” [Raudhah Al-Uqala, 133]
 
Abu Qilabah Abdullah bin Yazid Al-Jurmi berkata:
“Jika sampai kepadamu berita tentang tindakan saudaramu yang tidak engkau sukai, maka berusaha keraslah mancari alasan (barbaik sangka) kepadanya semampumu. Jika engkau tidak mendapatkan alasan untuknya, maka katakanlah kepada dirimu sendiri:
“Mungkin saudaraku itu mempunyai alasan yang tepat (yang tidak aku ketahui), sehingga melakukan perbuatan tersebut.” [Al-Hilyah, II/285]
 
Bakar bin Abdullah Al-Muzani berkata:
“Hati-hatilah kalian terhadap perkataan yang sekalipun benar kalian tidak diberi pahala, namun apabila kalian salah kalian berdosa. Perkataan tersebut adalah berprasangka buruk terhadap saudaramu.” [Tahdzib At-Tahdzib]
 
Oleh: Abdullah bin Suyitno (عبدالله بن صيتن)
Shahih Fiqih
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
CARILAH UZUR UNTUK SAUDARAMU