بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#Nasihat_Ulama

BERTEMAN

Renungkanlah firman Allah berikut:

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً خَلِيلاً لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً

“Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tangannya seraya berkata: “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil Fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Alquran sesudah Alquran itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia” (Al Furqan:27-29)

Lihatlah bagaimana Allah menggambarkan seseorang yang telah menjadikan orang-orang yang jelek sebagai teman-temannya di dunia, sehingga di Akhirat menyebabkan penyesalan yang sudah tidak berguna lagi.

Simaklah keterangan Syaikh Muhammad al-‘Utsaimin rahimahullah berikut: “Jika di dalam pergaulan dengan orang-orang fasik menjadikan sebab datangnya hidayah baginya, maka tidak mengapa berteman dengannya. Engkau bisa undang dia ke rumahmu, kamu datang ke rumahnya atau kamu jalan-jalan bersamanya, dengan syarat tidak mengotori kehormatan dirimu dalam pandangan masyarakat. Betapa banyak orang-orang fasik mendapatkan hidayah dengan berteman dengan orang-orang yang baik.” [At-Ta’liquts Tsamin ‘ala Syarhi Ibni al’Utsaimin li Hilyati Thalabil ‘Ilmi hlm. 24]

Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

“Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)

Sifat Teman yang Baik

Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah berkata:

وفى جملة، فينبغى أن يكون فيمن تؤثر صحبته خمس خصال: أن يكون عاقلاً حسن الخلق غير فاسق ولا مبتدع ولا حريص على الدنيا

“ Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut: orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia” (Mukhtasar Minhajul Qashidin 2/36).

Sumber: