بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
BERTAQARRUB KEPADA ALLAH DENGAN AMALAN SUNNAH SETELAH YANG WAJIB, DI ANTARA CARA MERAIH CINTA ALLAH
 
Menunaikan yang wajib adalah taqarrub kepada Allah ﷻ yang paling utama. Bila hamba menunaikannya dengan sempurna, ia akan mendapatkan keberuntungan, pun akan menggapai Surga dan selamat dari Neraka.
 
Namun demikian, orang yang melakukan amalan-amalan tathawwu’ (Sunnah) akan lebih banyak mendapatkan keberuntungan dan lebih tinggi derajatnya dari yang sekadar menunaikan yang wajib semata. Apalagi seseorang tak lepas dari kekurangan dan kealpaan saat melaksanakan amalan wajibnya. Orang yang menunaikan hal-hal yang wajib dengan sempurna berarti ia mencintai Allah ﷻ, sedangkan orang yang masih menambahnya dengan amalan-amalan Sunnah, ia dicintai Allah ﷻ. Ini seperti dalam sebuah Hadis Qudsi:
 
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيهِ ، وَمَا يَزالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أحْبَبْتُهُ ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ ، ويَدَهُ الَّتي يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإنْ سَألَنِي أعْطَيْتُهُ ، وَلَئِن اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ
 
“Dan tidaklah seorang hamba mendekat kepada-Ku yang lebih aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku fardhukan kepadanya. Hamba-Ku terus-menerus mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah Sunnah, hingga Aku pun mencintainya.
 
Bila Aku telah mencintainya, maka Aku pun:
• Menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar,
• Menjadi penglihatannya yang ia pakai untuk melihat,
• Menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan
• Menjadi kakinya yang ia pakai untuk berjalan.
 
Bila ia meminta kepada-Ku, Aku pun pasti memberinya.
Dan bila ia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pun pasti akan melindunginya.” [HR. Al-Bukhari 6502 Fathul Bari (11/348)]
 
Jadi orang yang bertaqarrub dengan yang Sunnah setelah yang wajib mempunyai keistimewaan lebih tinggi dari yang sekadar menunaikan yang wajib. Karena tuntutan asal atas hamba adalah melaksanakan yang wajib, di mana ia akan berdosa bila teledor atau meninggalkannya. Sehingga maksud dari bertaqarrub dengan yang Sunnah adalah ketika yang wajib sudah ditunaikan, bukan orang yang melalaikannya.
 
 
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
BERTAQARRUB KEPADA ALLAH DENGAN AMALAN SUNNAH SETELAH YANG WAJIB, DI ANTARA CARA MERAIH CINTA ALLAH
Catatan Tambahan:

AMALAN NAFILAH (SUNNAH)

Ketika beribadah dan taqarub kepada Allah di antaranya dengan amalan nafilah (sunnah), kemudian Allah pun mencintai.

Dalam Hadis Qudsi:

وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرٍَبُ إِلَيَّ بِالنَّـوَافِلِ حَتَّى أحِبَّهُ

“Senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan nafilah/sunnah, sehingga Aku pun mencintainya.”
[HR. Bukhari]