بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
BEGINILAH CARA SALAT IDUL FITRI DI RUMAH
 
Bismillah walhamdulillah was sholaatu wassalam’ala Rasulillah wa ba’du.
 
Sebelumnya perlu kita ketahui, bahwa pandemi Virus Corona tergolong uzur untuk boleh tidak melaksanakan Salat Id di lapangan. Kita sadari ini karena salat Jumat di masjid yang wajib berdasarkan kesepakatan seluruh ulama (Ijmak) saja bisa gugur karena adanya wabah ini, apalagi Salat Id yang hukum wajibnya masih diperselisihkan ulama. Lebih-lebih lagi Salat Id di lapangan yang hukumnya Sunnah. Alhamdulillah kita masih bisa melaksanakan Salat Id di rumah.
 
Tentang tata cara Salat Id di rumah, sebenarnya tidak ada beda dengan cara Salat Id pada saat kondisi normal. Kecuali pada Khutbah Id, apakah tetap ada atau tidak.
 
Berikut ini tata cara Salat Id di rumah yang disusun berdasarkan urutan:
 
[1] Lakukan sunnah-sunnah sebelum Salat Id, di antaranya:
 
– Mandi sebelum Salat Id
 
Para ulama menyimpulkan sunnah berdasarkan qiyas dengan salat Jumat, yang sama-sama berupa salat dengan konsentrasi jamaah yang banyak. Kemudian keduanya adalah salat hari raya, Salat Id hari raya tahunan, salat Jumat hari raya pekanan.
 
– Makan kurma jumlah ganjil, atau sarapan seadanya terlebih dahulu.
 
Dalilnya adalah hadis dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu’anhu:
 
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ …. وَيَأْكُلُهُنَّ وِتْرًا.
 
“Rasulullah ﷺ tidaklah berangkat melakukan Salat Idul Fitri sampai makan beberapa butir kurma. Beliau ﷺ makan kurma sejumlah ganjil.” [HR. Bukhari]
 
[2] Waktu pelaksanaan Salat Id
 
Salat Id tergolong ibadah yang memiliki waktu longgar (muwassa’). Waktunya terbentang mulai waktu Syuruq, yaitu sekitar 15 menit setelah matahari terbit dan berakhir saat matahari tepat di atas kepala, sebelum waktu Zawal/Zuhur.
 
[3] Dilakukan sebanyak dua rakaat
 
Sebagaimana riwayat dari sahabat Anas bin Malik, dan difatwakan oleh Lajnah Da-iman (Lembaga Fatwa), Saudi Arabia. [Lihat : Majmu’ Fatawa Al-Lajnah Ad-Da-iman, 8/306]
 
[4] Berniat Salat Id
 
Cukup di dalam hati saja. Karena tidak ada riwayat dari para sahabat yang menerangkan lafal niat.
 
Caranya dengan mengetahui bahwa salat kita ini adalah Salat Idul Fitri, sudah cukup. Tidak perlu melafalkan niat di lisan.
 
[5] Bertakbir tujuh kali di rakaat pertama, dan lima kali di rakaat kedua
 
Tidak ada zikir khusus di sela-sela takbir. Jika ingin membaca zikir, silakan berzikir apa saja.
 
Ada perbedaan pendapat ulama tentang cara menghitung takbir-takbir di atas; Yang jelas, untuk takbir lima kali di rakaat kedua, para ulama sepakat, bahwa takbir perpindahan rakaat (takbir intiqal) tidak masuk ke dalam hitungan lima tersebut.
 
Namun terjadi perselisihan ulama terkait Takbiratul Ihram, apakah termasuk tujuh takbir di rakaat pertama, di antaranya:
 
• Ada yang berpandangan tujuh takbir tersebut sudah termasuk Takbiratul Ihram.
Pendapat Imam Malik dan Imam Ahmad, juga secara tegas diterangkan dalam riwayat dari sahabat Ibnu Abbas.
 
• Ada yang berpandangan tujuh takbir itu tidak termasuk Takbiratul Ihram. Ini pendapat Imam Syafi’i.
 
Yang tepat wallahua’lam: keduanya boleh diamalkan.
 
Sebagaimana keterangan dari Imam Ibnu Rajab rahimahullah berikut:
 
ورجح هذا ابن عبد البر وجعله من الاختلاف المباح كأنواع الأذان و التشهدات ونحوهما
 
“Ibnu Abdil Bar memandang ini rajih (kuat). Beliau menjadikan perbedaan riwayat tentang jumlah takbir zawaid di rakaat Salat Id sebagai perbedaan yang mubah (artinya boleh memilih), sebagaimana macam-macam lafal azan dan bacaan Tasyahhud.” [Fathul Bari Syarah Shahih Al-Bukhari, 9/86]
 
[6] Membaca Doa Isftitah setelah Takbiratul Ihram, sebelum takbir zawaid
 
Takbiratul Ihram adalah takbir pembuka salat.
 
Takbir zawaid adalah takbir tambahan / takbir setelah Takbiratul Ihram, dan setelah takbir perpindahan rakaat).
 
[7] Mengangkat tangan setiap kali takbir
 
Diqiyaskan dengan anjuran mengangkat tangan saat takbir salat jenazah, berdasarkan riwayat dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma. Karena keduanya adalah sama-sama takbir berulang dalam salat posisi berdiri.
 
[8] Membaca Surat Al-Fatihah
 
Ini bersama Takbiratul Ihram, termasuk rukun Salat Id, sebagaimana yang berlaku pada semua salat.
 
[9] Membaca surat setelah bacaan Al-fatihah
 
Disunahkah membaca Surat Al-A’la di rakaat pertama dan Al-Ghosyiah di rakaat kedua.
Atau membaca Surat Qaf di rakaat pertama kemudian Surat Al-Qomar pada rakaat kedua.
 
Jika kesulitan membaca surat-surat di atas, boleh membaca surat atau ayat Alquran apapun yang mudah menurutnya.
 
[10] Menyempurnakan rakaat dengan ruku, sujud dll, sebagaimana salat kita pada umumnya
 
[11] Salam
 
[12] Adakah khutbah?
 
TIDAK PERLU khutbah. Sebagaimana yang dilakukan sahabat Anas bin Malik radhiyallahu’anhu saat beliau melaksanakan Salat Ied di rumah bersama keluarga dan budak-budak beliau. Beliau melaksanakan Salat Id dua rakaat dengan TANPA khutbah setelahnya. Ini juga difatwakan oleh Al-Lajnah Ad-Da-iman, Saudi Arabia, dan dipilih oleh Dewan Fatwa Al-Irsyad, Indonesia. [Lihat : Majmu’ Fatawa Al-Lajnah Ad-Da-iman jilid 8, hal.306 dan Fatwa Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad No 029/DFPA/IX/1441]
 
Sekian.
Wallahua’lam bis showab.
 
 
Penulis: Ustadz Ahmad Anshori, Lc
(Pengajar di PP Hamalatul Qur’an Yogyakarta dan Pengasuh Situs thehumairo.com)
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
BEGINILAH CARA SALAT IDUL FITRI DI RUMAH