بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

BEGINIKAH POSISI KITA DI HADAPAN KEDUA ORANG TUA KITA?

Orang tuamu …
Dialah selama ini orang yang paling ikhlas membesarkan kita,
Dialah orang selama ini memertarukan segalanya,
Bahkan dengan darah dan nyawa.

Saat kau masih dalam kandungan,
Panas dan perih tak pernah dihiraukan,
Ia jaga dirimu dengan penuh perasaan,
Tanpa sedikit pun mengharapkan bayaran.

Saat kau hendak dilahirkan,
Mereka benar-benar tertekan perasaan, karena satu harapan, semoga lahir selamat buah hati idaman.

Saat kau terlahir nyata,
Puji syukur alhamdulillah diucapkannya,
Air matanya menetes tanpa disadarinya,
Karena rasa bahagia yang tak terkira.

Kini hari-harinya hanya dihabiskan untuk mengurus sang bayi dambaan,
Keluh kesak tak pernah terucapkan, dengan ikhlas ia lakukan.

Ibumu ….
Saat malam hari,
Saat orang tidur asyik sekali,
Ia justru setia terus menatapmu sepanjang hari, agar tak ada seekor nyamuk pun yang menyakiti,
Makan pun ia tinggalkan,
Saat mendengar tangisan sang buah hati kesayangan.

Ayahmu…
Teriknya panas matahari sama sekali tak ia hiraukan,
Dinginnya malam tak ia pedulikan,
Dengan satu tujuan, buah hatinya hidup dalam kebahagiaan.

Kini… setelah kita tumbuh dewasa,
Kita mulia berulah,
Kita mulai merasa orang tua kita seakan rongsokan besi tua,
Yang bisa-bisa kita hancurkan sesukanya.

Dirmu merasa lebih perkasa,
Kau mulai berani berkata kasar padanya,
Bahkan kau semakin kurang ajar padanya.

Kita merasa lebih berpendidikan?
Kita merasa lebih tahu arti kehidupan?
Atau orang tua kita anggap hanya rongsokan,
Yang tangisnya tak lagi kita pedulikan?

Kalau sampai ini terjadi,
Alangkah durjananya kita ini,
Alangkah durhakanya kita ini,
Alangkah celakanya kita ini.

Demi Allah,
Apa kita menyangka telah membalas budi segala kebaikan kedua orang tua yang begitu tulus hati?
Malulah… Malulah…. Malulah…

Lupakah kita keridaan Allah bergantung kepada keridaan orang tua?
Lupakah musjabnya doa mereka?
Atau kita ini sebenarnya sedang menantang Allah Yang Maha Perkasa,
Agar segera menurunkan azab-Nya?

Takutlah…. Takutlah…. Takutlah kepada-Nya….

Wallahi,
Jangan kita kira kejahatan kita kepada orang tua akan dibiarkan-Nya begitu saja.

Wallahi, Kalau Dia kehendaki,
Saat ini,
Bisa Allah hancurkan kita sampai mati, akibat hati kedua orang kita yang tersakiti.

Kalau sudah demikian,
Jangan lagi kita harapkan,
Kedamaian hidup akan didapatkan,
“Kutukan” orang tua efektif berjalan ….

Maka aku nasihatkan,
Siapapun kita dan kalian,
Segeralah peluk cium orang tua kalian.

Mintalah maaf dan keridaan,
Ciumlah tangan mereka dengan penuh keikhlasan,
Sebelum datang azab Tuhanmu yang sangat menyakitkan.

Segera katakan dengan penuh ikhlas diri pada kedua orang tuamu yang sering kau sakiti:

Wahai Abah Ummi, maafkanlah kedurjanaan anakmu ini,
Maafkan bila selama ini anakmu belum bisa membalas budi,
Bahkan masih sering membuat sakit hati,
Sungguh aku takut kepada Rabbi.

Sekiranya engkau tak memaafkan kedurhakaan kami,
Maka murka Tuhan segera menimpa kami,
Dan saat itulah penyesalan tiada lagi berarti.

Maafkan segala kekhilafanku wahai Ummi dan Abi.
Ampunkan dosaku yaa Ilaahi Rabbi.
Aamiin.

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammdin.

Oleh: Ustadz Berik Said hafidzhahullah
Sumber: https://dakwahmanhajsalaf.com/2019/06/beginikah-posisi-kita-dihadapan-kedua-orang-tua-kia.html

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat