بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#DakwahTauhid
#ManhajSalaf
BAGAIMANA MENGHADAPI PENGUASA YANG ZALIM?
Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:
“Demi Allah. Andaikan manusia bersabar dengan musibah berupa kezaliman penguasa, maka tidak akan lama Allah ta’ala mengangkat kezaliman tersebut dari mereka. Namun apabila mereka mengangkat senjata melawan penguasa yang zalim, maka mereka akan dibiarkan oleh Allah. Dan demi Allah, hal itu tidak akan mendatangkan kebaikan kapan pun. Kemudian beliau membaca firman Allah:

وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُوا يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ الْأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ الْحُسْنَى عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ بِمَا صَبَرُوا وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُ وَمَا كَانُوا يَعْرِشُونَ

“Maka sempurnalah kalimat Allah (janji-Nya) kepada Bani Israel, disebabkan kesabaran mereka dan Kami musnahkan apa yang diperbuat oleh Fir’aun dan kaumnya, dan apa yang mereka bina.” (Al-A’rof: 137).” [Lihat Madarikun Nazhor, (hal. 6)]
Penjelasan para ulama di atas dipahami dari banyak hadis Rasulullah ﷺ, di antaranya sabda beliau ﷺ:

من رأى من أميره شيئاً يكرهه فليصبر عليه ، فإنه من فارق الجماعة شبراً فمات إلا مات ميتة جاهلية

“Barang siapa yang melihat sesuatu yang tidak ia sukai (kemungkaran) yang ada pada pemimpin negaranya, maka hendaklah ia BERSABAR. Karena sesungguhnya, barang siapa yang memisahkan diri dari jamaah (pemerintah) kemudian ia mati, maka matinya adalah mati jahiliyah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhuma)
Juga sabda Nabi ﷺ:

إنكم سترون بعدي أثرة وأموراً تنكرونها قالوا: ما تأمرنا يا رسول الله قال: أدوا إليهم حقهم وسلوا الله حقكم

“Sesungguhnya kelak kalian akan melihat (pada pemimpin kalian) kecurangan dan hal-hal yang kalian ingkari (kemungkaran)”. Mereka bertanya: “Apa yang engkau perintahkan kepada kami wahai Rasulullah?” Beliau ﷺ menjawab: “Tunaikan hak mereka (pemimpin) dan mintalah kepada Allah hak kalian (berdoa).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu)
Dan sabda Nabi ﷺ:

قلنا يا رسول الله : أرأيت إن كان علينا أمراء يمنعونا حقنا ويسألونا حقهم ؟ فقال : اسمعوا وأطيعوا . فإنما عليهم ما حملوا وعليكم ما حملتم

“Kami bertanya, wahai Rasulullah: “Apa pendapatmu jika para pemimpin kami tidak memenuhi hak kami (sebagai rakyat), namun tetap meminta hak mereka (sebagai pemimpin)?” Maka Nabi ﷺ bersabda: “Dengar dan taati (pemimpin negara kalian), karena sesungguhnya dosa mereka adalah tanggungan mereka dan dosa kalian adalah tanggungan kalian.” (HR. Muslim dari Wail bin Hujr radhiyallahu’anhu)
Maka jelaslah, ketika sudah tidak ada lagi solusi lain untuk mengubah kemungkaran penguasa, TIDAK DIBENARKAN SAMA SEKALI melakukan demonstrasi, meskipun berupa aksi damai dan tidak pula dengan menyebar artikel dan berbicara tentang kejelekan penguasa di khalayak ramai, karena semua itu BERTENTANGAN dengan tuntunan Allah ta’ala, yang lebih mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Jadi, TIDAK ADA dalam Islam, istilah demonstrasi Islami. Adapun yang dituntunkan oleh teladan kita, Nabi ﷺ dan para sahabat radhiyallahu’anhum adalah sabar dan doa.
Inilah sebaik-baiknya solusi bagi orang-orang yang beriman kepada ayat Allah ta’ala dan sunnah Rasul-Nya ﷺ.
Wallahu A’la wa A’lam wa Huwal Muwaffiq.
 
Sumber: http://www.alquran-sunnah.com/artikel/kategori/manhaj/754-tuntunan-islam-dalam-menasihati-penguasa